Kecelakaan fatal akibat ban pecah baru-baru ini juga terjadi di daerah Subang, Jawa Barat, di mana minibus Toyota Avanza mengalami pecah ban belakang kanan, yang kemudian oleng dan menabrak dua sepeda motor dari arah berlawanan.
Baca juga: Mudik, Konsumsi BBM Naik 23% |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, setidaknya ada 3 faktor yang membuat ban mobil pecah saat dikendarai.
"Faktor penyebab utama ban pecah, karena tekanan angin yang tidak sesuai. Jadi tekanan anginnya kurang," buka Jusri, dihubungi detikcom, Selasa (4/6/2019).
Baca juga: Curhatan Lucu Pemudik Bermotor |
Sebagai informasi, ban mobil yang kekurangan angin akan lebih cepat panas karena permukaan ban yang kontak langsung ke aspal lebih luas. Jadi lapisan ban bakal cepat memuai dan pecah mendadak.
"Penyebab kedua karena ban yang gundul atau ban yang sudah tidak layak dipakai," terang Jusri.
Menurut Jusri, maksimal usia ban adalah sekitar 4 tahun. Jadi meskipun fisik ban terlihat baru, jika usianya lebih dari 4 tahun, tentu sudah tidak layak dipakai. Ban yang sudah kedaluwarsa lapisan karetnya akan getas dan mudah pecah.
Baca juga: Ban Anti Kempes walaupun Lindas Paku |
Selain itu, ban yang sudah botak pun rentan mengalami kasus pecah mendadak. Maka itu, pemudik yang menggunakan mobil sebaiknya rajin memantau indikator TWI atau tingkat keausan ban, sebelum mobil dipakai jarak jauh.
"Untuk faktor ketiga penyebab ban mobil pecah, bisa karena berbagai hal. Misal permukaan jalan (yang jelek), cara mengemudi yang bersangkutan atau objek-objek lain, misal benda tajam seperti paku yang menghujam ban," pungkas Jusri. (lua/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah