Tapi setelah adanya tol Trans Jawa, jarak menjadi lebih singkat dan waktu tempuh jadi lebih cepat. Hal ini pun berimbas pada bisnis transportasi bus, ditandai munculnya bus-bus dengan sasis mewah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meski belum signifikan, ini memang efektif mengajak penumpang motor untuk pindah ke angkutan bus," kata pimpinan Perusahaan Otobus PT Putera Mulya Sejahtera, Kurnia Lesani Adnan, saat dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.
Menurut pria yang akrab disapa Sani, membawa motor dalam bus jadi pilihan aman bagi pemudik selama perjalanan.
"Jadi kalau saya pernah nongkrong di terminal, saya melihat mereka (pemudik) datang naik motor ke terminal, sampai di sana dia buang bensinnya, dia masukin motornya ke bagasi, dan berangkat ke daerah tujuan," kata Sani.
"Terus misal dia turun di daerah Solo Raya, biasanya turun di daerah Wonogiri, Krisak, atau Pracimantoro. Dia minta turun di SPBU, untuk isi bensin sekalian, dan langsung pulang ke kampungnya," lanjut Sani.
Perlu diketahui, dalam sekali angkut, bus dengan tipe sasis high decker ini bisa memuat 6-8 motor matik atau bebek di bagian lambung bus.
Meski ditaruh di bagasi, jangan khawatir motor lecet-lecet karena terombang-ambing goyangan bus. Sebab sudah ada pengunci roda yang bikin motor tetap tegak, meski bus melaju kencang.
Jarak antar-motor juga tidak terlalu rapat, sehingga motor dijamin bebas dari potensi lecet karena bergesekan. (lua/lth)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP