Baca juga: Grab Upayakan Tarif Harga Ojol Bisa Naik |
Hasil penelitian tersebut menunjukkan permintaan layanan jasa itu berpotensi turun hingga 75% yang berujung pada pendapatan pengemudi. Meskipun tarif naik namun jumlah permintaan yang menurut dikatakan akan memberikan dampak negatif di masa mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Gesits Dekati Pengemudi Ojek Online |
Rumayya menegaskan tarif yang diatur Kepmen tidak sama dengan tarif yang dibayar konsumen. Dari 75% persen pengguna ojol yang menolak kenaikkan harga, 47,6% persen hanya mau menambah Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu per hari sedangkan 27,4 % persen tidak mau menerima peningkatan tarif sepeserpun.
Dari sana dapat terlihat bahwa faktor tarif sangatlah berpengaruh terhadap tingkat penggunaan ojol. Rumayya juga menemukan bahwa alasan utama orang menggunakan ojol adalah tarif murah.
"Sebagai bukti, Sebanyak 52,4% konsumen memilih faktor keterjangkauan tarif sebagai alasan utama. Jauh mengungguli alasan lainnya seperto fleksibilitas waktu dan metode pembayaran, layanan door to door dan keamanan. Oleh karena itu perubahan tarif bisa sangat sensitif terhadap keputusan konsumen," papar Rumayya. (rip/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?