PT Gesits Technologies Indo (GTI) telah merilis harga resmi motor listrik nasional Gesits beberapa hari lalu di arena Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019. Pada debut pertamanya, motor mendapat diskon sebesar Rp 1.450.000 dari harga resmi Rp 24.950.000 off-the-road.
Perlu diingat, harga itu adalah harga off the road. Artinya itu belum termasuk bea balik nama (BBN) dan STNK serta TNKB.
Baca juga: Ngegas Motor Listrik Gesits, Tarikannya Edun |
Nggak cuma cash, motor listrik Gesits pun bisa dibeli dengan cara kredit. Dari skema cicilan yang diunjukkan salah satu penjaga booth Gesits di IIMS, ada satu leasing yang sudah menjadi pihak pembiayaan motor listrik, yaitu BRI. Artinya, selain cash motor listrik ini bisa dibeli dengan cara dicicil. Berapa cicilannya?
Dari skema cicilan tersebut, diperkirakan harga on the road (sudah termasuk bea balik nama) mencapai Rp 27.944.000. TDP motor ini Rp 5.688.800 atau 20 persen dari harga on the road.
Dengan DP tersebut, angsuran dengan jangka waktu 1 tahun sebesar Rp 2.054.897. Sementara kalau tenornya 2 tahun, angsurannya Rp 1.277.597. Dan untuk tenor 3 tahun angsurannya Rp 818.497.
Namun, di skema cicilan tersebut tertulis bahwa harga itu sewaktu-waktu bisa berubah. DP juga belum termasuk asuransi TLO.
Beberapa waktu lalu CEO PT GTI Harun Sjech menyebut harga motor listrik nasional Gesits tidaklah kemahalan. Malah justru sangat murah bila melihat banderol motor listrik di negara lain.
"Motor listrik di mana pun, di seluruh dunia, memang harganya akan di atas motor konvensional. Sangat jauh malah. Di Eropa misalkan, motor listrik sejenis Gesits itu sekitar US$ 4.000 (Rp 56 jutaan). Sedangkan kita hanya beda Rp 1 jutaan (dengan motor konvensional)," paparnya di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di JIEXpo, Kemayoran, Jakarta.
Lagi pula, lanjut Harun, dibandingkan dengan harga kepemilikan, motor listrik maka akan jauh sangat murah dibanding motor konvensional.
"Bayangkan saja, satu kali charge untuk perjalanan 50 kilometer biayanya Rp 1.500. Sedangkan BBM, Pertalite Rp 8.000 untuk 40 kilometeran. Hitung saja 3 sampai 5 tahun penggunaannya," ujar Harun.
"Memang kalau awal terlihat lebih mahal. Tapi bila menghitung penggunaannya, akan jauh lebih murah. Tak bisa ditampik memang butuh pemahaman. Tapi saya percaya ini tidak lama lah, orang Indonesia sudah pintar," kata Harun lagi.
(rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?