Sementara itu 1 dari 3 pengemudi merasa film dan serial TV tidak memberikan pengaruh begitu signifikan dalam berkendara yang yang berbahaya. Hanya ada 29% yang setuju bahwa perilaku mengemudi remaja memberikan pengaruh negatif oleh film seperti The Fast and The Furious.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Otak remaja masih terus berkembang hingga usia 20-an. Bagian otak yang terakhir berkembang adalah otak bagian depan yang menjadi pusat kontrol. Otak bagian depan itu diperlukan untuk pengendalian diri, pengambilan keputusan, analisa risiko, dan penolakan," ujar pakar remaja, Nicola Morgan.
Morgan melanjutkan remaja pada umumnya belum memiliki kontrol penuh untuk mengambil sebuah keputusan dan emosi mereka. "Jadi, pada usia 17 tahun, kebanyakan otak remaja belum berkembang sepenuhnya untuk mengambil keputusan dan mengontrol emosi mereka, termasuk pengambilan risiko. Jika mereka memiliki mindset pengambilan risiko, mereka akan mendahulukan kesenangan ketimbang bahaya," papar Morgan.
Ahli mengemudi, Quentin Wilson juga menambahkan bahwa remaja yang belum banyak diterpa film dan game lebih menerima pesan tentang safety driving daripada mengemudi dengan ceroboh. "Kita belum tahu efek dari video game seperti GTA dan Need For Speed dalam perilaku mengemudi remaja karena belum ada riset yang rampung terhadap masalah itu. Dari Young Driver kita melihat beberapa anak-anak yang belum terpengaruh oleh film dan game yang menunjukkan buruknya mengemudi lebih mudah menerima pesan safety driving," tambahnya.
Riset itu juga menunjukkan remaja yang telah lulus ujian mengemudi di Young Driver memiliki kemungkinan kecelakaan yang kecil dalam 6 bulan pertama pasca kelulusan. Sebaliknya justru 1 dari 5 pengemudi mengalami kecelakaan dalam bulan pertama mereka mengemudi. (rip/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!