Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin Putu Juli Andika mengatakan, AMMDes sudah mulai masuk tahapan produksi pada Maret 2019 lalu. Selain akan menggunakan mesin diesel konvensional, Kemenperin juga berencana untuk mengembangkan AMMDes dengan tenaga listrik.
"Nanti, kami akan kembangkan AMMDes versi listrik. Jadi, mesin itu nanti akan diganti menggunakan tenaga dari baterai dan motor listrik," ungkap Putu dalam siaran pers yang diterima detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Putu, secara teknis kendaraan pedesaan memungkinkan menggunakan tenaga listrik. Dengan begitu, nantinya selain daya tenaga yang sudah menggunakan listrik, Power Take Off (PTO) yang digunakan untuk menggerakkan beragam alat juga otomatis menggunakan listrik.
Mengenai pengembangan AMMDes listrik ini, Kemenperin akan membuat sebuah Focus Group Discussion (FGD) dalam ajang AMMDes Summit II pada Senin (15/4/2019) besok di ICE BSD, Tangerang. Menurut Putu, pihaknya akan mengundang beberapa pembicara untuk membahas rencana strategis AMMDes menjadi kendaraan listrik.
"Itu mengapa dalam AMMDes 2nd Summit akan kita undang seluruh stakeholder, karena kita ingin benar-benar membantu masyarakat dan mengubah pandangan masyarakat tentang teknologi. Ditambah konsep membangun dari desa juga sesuai dengan Nawacita pemerintah yang ingin mengurangi kesenjangan antar wilayah melalui penguatan konektivitas dan kematiriman," tuturnya.
Menanggapi hal ini, Presiden Direktur PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) yang memproduksi kendaraan pedesaan, Reiza Treistanto, menyebut AMMDes listrik baru berupa pembahasan yang sedang digulirkan untuk rencana ke depan. Sampai saat ini pihaknya sendiri masih berkonsentrasi pada produksi yang baru saja dimulai.
"Konsentrasi kami sekarang pada unit yang sedang kami produksi dulu, karena kan baru bulan kemarin (Maret) kita mulai produksinya. Untuk listrik memang ada pembahasan, nanti juga akan didiskusikan lagi," ujar Reiza.
KMWI selaku produsen dari AMMDes mulai berencana menggenjot penjualan AMMDes di berbagai wilayah. Tingginya potensi penjualan dan juga banyaknya efek positif yang bisa dihasilkan dari hadirnya AMMDes di pedesaan menjadi salah satu alasan perusahaan untuk memaksimalkan ragam jalur pemasaran yang dimilikinya.
Terkait produksi, saat ini KMWI memiliki kapasitas produksi sebanyak 3.000 unit per tahun. Rencananya perusahaan akan meningkatkan kapasitas terpasangnya menjadi 12 ribu unit per tahun di 2020. Perseroan membagi segmen pemasarannya menjadi dua bagian.
Pertama adalah melalui pemerintah dan kedua adalah dengan menjualnya secara perorangan kepada masyarakat di desa. Untuk target penjualan di segmen pemerintah, pada bulan ini KMWI berencana mendaftarkan produk AMMDes-nya dalam katalog elektronik atau e-katalog, sehingga Kementerian ataupun Lembaga pemerintah lainnya yang ingin membelinya dapat mengaksesnya melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Sedangkan untuk penjualan langsung kepada masyarakat, KMWI melalui salah satu entitas usahanya, PT Kiat Mahesa Wintor Distributor (KMWD). Reiza menambahkan, di Indonesia terdapat 74 ribu desa, jika setiap desa melakukan pemesanan sebanyak 2 unit, tentu jumlahnya akan sangat signifikan. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP