Selain Bahaya, Ban Vulkanisir Juga Bikin Kantong Jebol

Selain Bahaya, Ban Vulkanisir Juga Bikin Kantong Jebol

Rizki Pratama - detikOto
Rabu, 27 Feb 2019 10:24 WIB
Ilustrasi ban vulkanisir. Foto: Dadan Kuswaraharja
Jakarta - Ban vulkanisir alias ban bekas yang dilapisi kembali untuk dijual dan digunakan memiliki efek buruk pada penggunanya. Mulai dari kerugian ekonomis hingga keselamatan berkendara.

Ban Vulkanisir yang biasa diperjualbelikan untuk ban mobil jika diperhatikan memiliki perbedaan dengan ban baru biasanya. Perbedaan tersebut cukup mudah dilihat dan dijelaskan langsung oleh Departemen Training and Sales PT Sumi Rubber Indonesia, Ibnu Baskoro saat ditemui di Kemayoran, Jakarta Pusat.


"Ada bedanya ban vulkanisir, jelas sekali. Biasanya ada celah pada bagian sidewall sampai bagian cap itu berbeda," kata Ibnu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibnu melanjutkan cara melihat perbedaan ban vulkanisir bisa dari warnanya. Ban bekas dengan lapisan baru akan terlihat gradasi warnanya.

"Pertama bisa dilihat dari sisi warna karena compoundnya tidak homogen karena tidak sama diciptakan," ujarnya.

Selain itu bentuk tapak baru akan jauh berbeda dengan ban bekas lama.

"Kedua telapaknya jauh berbeda dengan telapak asli, itu mencirikan ban vulkanisir," lanjut Ibnu.

Ban sepeda motor sendiri praktek seperti Vulkanisir disebut dengan istilah batik. Pada ban motor bekas atau lama yang sudah aus akan diukir kembali untuk membuat alur baru.

"Untuk sepeda motor disebut dengan batik, jadi ban yang sudah botak dikerok lagi bagian tengahnya," ungkap Ibnu.


Penggunaan ban seperti bukan tidak memiliki kerugian pada penggunanya. Mulai dari sisi umur dan keamanan. Alasannya ban hasil 'reproduksi' tersebut karetnya lebih tipis dan usia karet lebih tua.

"Karet jadi lebih tipis dan usia pakai lebih pendek. Risikonya pertama kita membeli mahal ban bekas, kedua usia pakai akan jauh lebih pendek, ketiga compoundnya sudah tidak mumpuni untuk mencengkram aspal yang artinya pasti akan lebih licin seiring dengan usia yang lebih, sehingga karetnya lebih keras," pungkas Ibnu. (rip/dry)

Hide Ads