Unjuk gigi untuk pertama kalinya, setelah lahirnya Gesits kini Lincah menampakkan diri dalam acara diskusi yang diadakan oleh Masyarakat Konservasi & Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI) di BSD, Tangerang, Rabu, (30/01/2019).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Integration ada di PIK, kandungan lokal diharapkan bisa sampai 60 persen, di antaranya motor penggerak, baterai packer, controler, desain dan ban lokal," ujar pria yang akrab disapa Kris.
Sementara untuk bagian impornya Kris menjelaskan hanya part aksesorinya. "Yang lain masih ngambil dari luar, kalau kami rinci lebih dekat lagi adalah seperti shock absorber, panel instrumen," ungkap Kris.
"Yang utama adalah dinamonya, teknologi ada di situ karena yang menentukan kendaraan berfungsi dengan baik dan sesuai, dan sepeda motor listrik terus berkembang," kata Kris.
![]() |
Kristian juga menawarkan beberapa keunggulan motor listrik Lincah seperti dapat melakukan pengisian kembali saat melewati turunan atau disebutnya deselerasi, sehingga tidak ada energi yang terbuang.
"Dulu kalau melewati turunan energi bisa ngebuang, sekarang tetap balik ke baterai," ujar Kris.
Lebih lanjut keuntungan lain yang dimiliki Lincah adalah memiliki baterai cadangan. "Spesifikasi baterainya two bank, jadi gini umumnya baterai iklimnya di Indonesia ini panas dan panas sekali, teman-teman yang desain iklimnya 4 musim ditaruh di sini belum tentu cocok," kata Kris.
"Nah baterai kalau ada dua, yang satu bisa stand by dulu, bisa gantian, jadi ini teknologi baterainya juga berkembang," ungkap Kris.
"Ini baterai 2 Kwh, masing-masing 1 kwh, kalau menurut studi 1 kwh bisa sampai 60 km kalau tanpa rugi-rugi berat orang dan sebagainya, jadi sekitar reduce 40 persen dari 60 km," jelas Kris.
![]() |
Soal spesifikasi, lebih lanjut Kris mengatakan, skuter listrik Lincah dapat mencapai top speed 70 km/jam dengan tenaga setara dengan motor berkapasitas 100 cc, namun konsumsi energi hanya 30 persennya dari konsumsi energi mesin bensin. Sedangkan untuk mengisi ulang baterai diperlukan waktu tiga hingga empat jam.
"Harganya estimasi sebagai gambaran sekitar Rp 18 Juta," ujar Kris.
Namun bagi Otolovers yang hendak meminang sebaiknya tahan dulu, soalnya Lincah baru akan dipasarkan setelah bulan April dan Lincah Group harus menunggu penyelesaian dokumen dari Kementerian Perindustrian.
"Kalau kami siapkan dulu baru kami menjual, ini bukan prototipe sebenarnya kami siap menjual tapi kami belum berani menjual sampai mungkin setelah bulan April," ujar Kris.
"Izin produksi sedang dikerjakan dan sedang mengarah ke sana, realisasi mungkin sudah 40 persen di sana," tambah Kris. (riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Motor Boleh Wara-wiri di Jalan Tol Malaysia, Gratis