Tak sedikit yang beranggapan bahwa memiliki mobil akan lebih murah bila dihitung penggunaan tahunannya. Belum lagi punya mobil akan fleksibel dan praktis. Tapi banyak juga yang kontra karena mempertimbangkan biaya servis mobil dan lainnya.
Untuk itu, detikOto mencoba membandingkan biaya dalam menggunakan mobil LCGC dalam hal ini Toyota Calya dengan biaya yang harus dikeluarkan bila gunakan taksi online. Periode yang diambil adalah tahunan dengan hari aktif 5 hari (hari kerja).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biaya yang akan dihitung adalah biaya pembelian mobil, servis, tol, serta bahan bakar. Jadi, manakah yang lebih murah?
Biaya Pembelian Unit Mobil
Pertama kita akan membicarakan tentang harga beli mobil Calya. Melihat situs resmi Toyota Astra Motor, Calya dibanderol mulai dari Rp 135 jutaan (tipe E/manual) hingga Rp 155 juta (tipe G/matik). Bagi pengguna ojek atau taksi online, tentu tak akan pusing-pusing dengan hal ini.
Namun dalam perbandingan ini, detikOto tidak akan mencantum secara detil biaya pembelian mobil (cash maupun kredit). Mengingat skema pembayaran tiap individu berbeda.
Biaya Bensin
Lalu, bila mobil digunakan untuk harian (5 hari dalam satu minggu), katakanlah perjalanan dari Bekasi ke kantor Trans Media di Tendean, Jakarta Selatan, pengguna mobil harus keluarkan kocek hingga Rp 734.000 untuk pengisian BBM. Dalam asumsi, Calya diminumkan BBM Pertamax secara penuh secara dua kali (36 liter x 10.200 harga Pertamax).
Biaya tentu akan berkurang bila Otolovers gunanakan bensin Pertalite yang satu liternya dihargai Rp 7.650. Tapi sebagai pengguna mobil yang baik, menggunakan bensin Pertamax merupakan saran dari pabrikan.
Maka dalam satu minggu, dengan mengabaikan biaya pembelian mobil, pengguna Calya harus mengeluarkan kocek sekitar Rp 700 ribuan. Sedangkan ongkos taksi atau ojek online dengan jarak yang sama adalah sekitar Rp 1,1 juta dimana satu kali perjalanan biayanya Rp 110 ribu.
Bagaimana bila dihitung tahunan? Pengeluaran yang harus disiapkan pengguna mobil pribadi menjadi sekitar Rp 33.600.000. Sedangkan pengguna taksi atau ojek online biayanya berkisar di Rp 52.800.000. Diasumsikan, tiap bulan memiliki 4 minggu.
Rata-rata, pemilik mengganti unit mobil tiap lima tahun. Oleh sebab itu mari kita tarik biaya pengeluaran khusus bensin pada mobil pribadi bila digunakan harian. Dengan perhitungan yang sama pengeluaran pengguna mobil pribadi sekitar Rp 168 juta sedangkan pengguna taksi atau ojek online adalah sekitar Rp 264 juta.
Biaya Servis
Salah satu beban yang harus ditanggung oleh pemilik kendaraan adalah maintenance atau perawatan. Untuk Toyota Calya sendiri, servis rutin (3 bulanan) berkisar Rp 500.000 sampai Rp 700.000. Maka dalam satu tahun, biaya servis wajib yang harus dikeluarkan adalah sekitar Rp 2 juta sampai Rp 2,8 juta.
Tiap tiga tahun atau 100.000 km sekali, mobil akan dilakukan servis besar. Berdasarkan salah satu anggota Komunitas Toyota Calya Indonesia (KTCI), biaya untuk hal ini sekitar Rp 5,5 juta untuk varian matik dan Rp 6,5 juta bagi pengguna manualnya.
Maka, dengan asumsi pemakaian 5 tahun dengan dua kali servis besar biaya servis yang harus disiapkan pengguna Toyota Calya adalah Rp 14,5 juta sampai Rp 15,1 juta untuk varian manual dan sekitar Rp 12,5 juta sampai Rp 13,1 juta bagi pengguna Calya matik.
Bagi pengguna taksi atau ojek online, hal tersebut tidak usah dipikirkan.
Biaya Parkir
Untuk yang satu ini sebenarnya terbilang relatif. Sebab ada beberapa perusahaan yang membebaskan beban parkir kepada karyawannya, tapi tak sedikit juga yang masih dikenai biaya normal.
Namun bila mengabaikan potongan atau pembebasan beban parkir, rata-rata parkir di dalam gedung perkantoran adalah Rp 5 ribu tiap satu jam. Kita asumsikan lamanya waktu kerja adalah 8 jam. Jadi, biaya harian yang harus disiapkan pengguna mobil sekitar Rp 40 ribu.
Maka, dalam satu minggu (5 hari) biayanya akan menjadi Rp 200.000. Bila ditarik garis panjang yaitu satu tahun, biaya tersebut sekitar Rp 9,6 juta (perhitungan tiap bulan memiliki 4 minggu).
Jadi kalau menggunakan mobil pribadi sebagai angkutan sehari-hari dalam lima tahun pengguna mengeluarkan Rp 48 juta hanya untuk parkir.
Kesimpulan
Dengan menjumlahkan biaya tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam perhitungan mingguan, pengguna mobil pribadi dalam hal ini Toyota Calya, memiliki beban yang lebih rendah dibanding pengguna ojek atau taksi online.
Mengambil sample perjalanan dari Bekasi, Jawa Barat ke kantor Trans Media di Tendean, Jakarta Selatan, pengguna mobil harus mengeluarkan kocek hingga Rp 754.000 tiap minggu yang terbagi untuk biaya bensin (Pertamax) dan parkir. Sedangkan ongkos taksi atau ojek online dengan jarak yang sama adalah sekitar Rp 1,1 jutaan dimana sekali perjalanan ialah Rp 110 ribu.
Bagaimana bila dihitung tahunan? Mengasumsikan tiap bulan terdiri dari 4 minggu, biaya yang harus disiapkan pengguna mobil Calya menjadi sekitar Rp 45,2 juta sampai Rp 46 juta. Lebih murah dibanding menggunakan taksi atau ojek online yang biayanya berkisar diangka Rp 52,8 juta.
Perhitungan biaya pengguna mobil itu terdiri dari total pengisian BBM Pertamax dalam satu tahun sekitar Rp 33.600.000 dan biaya servis rutin sekitar Rp 35,6 juta sampai Rp 36,4 juta (Rp 2 juta sampai Rp 2,8 juta satu kali tiap 3 bulan). Lantas, biaya itu juga ditambah dengan beban parkir yang mencapai Rp 9,6 juta.
Menariknya, jika perhitungan ditambah menjadi lima tahun maka menggunakan ojek atau taksi online lebih murah dibanding menggunakan mobil pribadi. Sebab beban pemilik mobil bertambah dengan adanya servis besar.
Berdasarkan pemaparan salah satu anggota KTCI, biaya servis tiap 3 tahun atau 100.000 km ialah sekitar Rp 5,5 juta untuk Calya varian matik dan Rp 6,5 juta untuk varian manualnya.
Mari kita asumsikan bahwa ketika mobil sudah digunakan dalam jangka 5 tahun, pengguna harus melakukan dua kali servis besar. Oleh sebab itu, biaya total yang dikeluarkan akan menjadi sekitar Rp 333,8 juta sampai Rp 336,2 juta untuk pengguna Calya matik dan Rp 335,8 juta sampai Rp 338,2 juta untuk Calya manual.
Sedangkan pengguna taksi atau ojek online hanya harus menyiapkan kocek sekitar Rp 264 juta.
Perbandingan harga tersebut tentu bisa berubah seiring kebutuhan pengguna mobil. Sebab, detikOto mengabaikan biaya perawatan fisik kendaraan seperti membayar jasa cuci mobil, penghilangan jamur, pengisian angin, poles mobil, pajak, dan lain sebagainya.
detikOto juga tidak memasukkan perhitungan pembelian mobil mengingat tiap individu mengambil skema yang berbeda (cash atau kredit).
Nah, Otolovers pilih mana?
Tonton juga video 'Perang Mobil Murah Diprediksi Masih Terjadi di 2019':
(ruk/dry)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?