Menurut Director of Coordination & Development Division PT MMKSI Ogi Ikematsu, Indonesia perlu memiliki pabrik pembuatan baterai kendaraan listrik. Jika pabrik baterai listrik sudah tersedia, maka industri mobil listrik tinggal mengikuti.
"Baterai itu komponen untuk mobil listrik. Jadi kami butuh baterai dan jika indonesia mempunyai pabrik baterai di sini, itu akan membuat lebih mudah untuk kami untuk membuat pabrik (mobil listrik) lokal," kata Ikematsu kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (5/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dijelaskan Kementerian Kordinasi dan Maritim, Luhut Binsar Panjaitan beberapa waktu lalu, pabrik baterai itu akan dibangun di Morowali, Sulawesi.
Rencananya peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan pabrik baterai akan dimulai pada tanggal 11 Januari 2019.
"Baterai buatan Morowali dua tahun lagi sudah selesai," kata Luhut di Gedung MPR/DPR RI, Nusantara III, Kamis (29/11/2018).
Lebih lanjut, dengan adanya produksi baterai dalam negeri mampu menekan harga jual kendaraan listrik buatan anak bangsa.
"Ya motor itu (Gesits), sekarang kan masih pakai baterai teknologi yang lama, kayaknya nanti kita lihat, kalau pakai Teknologi ini pasti costnya lebih murah, kuat, dan ringan, harga pasti lebih murah," ungkap Luhut.
Di dalam rapat pemanfaatan sumber energi alternatif dalam negeri di Gedung Nusantara III, Luhut mengatakan bahwa Indonesia bisa menjadi pemain besar dalam produksi baterai.
"Jadi kita ini menjadi pemain utama lithium baterai karena punya cadangan nikel terbesar di sektor ini kita pemain besar, Jadi kadang-kadang kita gak tau kita pemain besar, kita asik berkelahi sendiri aja," pungkasnya.
Tonton juga ' Kementerian ESDM Dorong Implementasi Kendaraan Listrik di RI ':
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah