Modifikasi ke arah performa yang dimaksud adalah dengan melakukan peningkatan kapasitas mesin (bore up) atau melakukan ubahan di sistem transmisi.
"Kebanyakan anak Vespa klasik dua tak yang kayak gitu," ujar owner Scooter VIP Dennil Sagita, kepada wartawan, di Tebet Jakarta Selatan, Kamis (15/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pejabat Indonesia yang Suka Motoran |
Masalahnya, Vespa yang telah dijejali part racing tersebut tidak digunakan di habitatnya, yakni sirkuit. Malah banyak yang menggunakannya untuk harian (daily use). Padahal itu bisa menimbulkan kerugian.
"Banyak yang salah kaprah. Padahal part part-part mahal yang dibeli itu labelnya for race only, tapi mereka malah gunakan untuk harian atau untuk touring. Akhirnya mereka yang rugi juga, mesin bisa jebol di tengah jalan," lanjut Dennil.
Menurut Dennil, motor yang sudah pakai komponen full spek balap harusnya digunakan sesuai tempatnya, yakni di sirkuit. Sebab komponen racing punya spek dan karakter yang berbeda dibanding komponen OEM.
Baca juga: Vespa GTS Model 2019, Lebih Bertenaga |
"Part racing punya spek berbeda dan ditujukan untuk kekuatan saat digunakan dalam intensitas tinggi. Sementara untuk umur atau durabilitasnya, tentu saja tidak seawet part original. Jadi gunakan sesuai peruntukannya," pungkas Dennil.
Tonton juga 'Vespa Primavera Spesial Lahir di Ulang Tahunnya ke-50':
(lua/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!