Mau Kredit Kendaraan? Jangan Terlena dengan DP Murah!

Mau Kredit Kendaraan? Jangan Terlena dengan DP Murah!

Rizki Pratama - detikOto
Kamis, 15 Nov 2018 08:45 WIB
Diler motor. Foto: Sylke Febrina Laucereno/detikFinance
Jakarta - Melalui Surat Edaran OJK No.47/SEOJK.05/2016 tentang besaran uang muka pembiayaan kendaraan bermotor bagi perusahaan pembiayaan baik syariah maupun konvensional, aturan uang muka berkisar dari 5%-25%. Berlandaskan aturan tersebut, saat ini hanya dengan uang ratusan ribu saja sudah bisa mendapatkan berbagai sepeda motor yang dijual di pasar Indonesia.

Sayangnya, pada praktiknya sering kali terjadi kredit macet atau gagal melunasi sisa cicilan. Hal ini disebabkan kurangnya perhitungan dan pertimbangan sebelum membeli kendaraan.

"Membeli kendaraan mempertimbangkan banyak hal, jadi kredit bukan hanya DP saja yang penting," ujar Chief of Financial Officer Adira Finance, I Dewa Made Susila.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dewa menambahkan pembayaran kredit harus sudah disisihkan dari pengeluaran kebutuhan pokok agar tidak mengganggu proses pelunasan. "Kalau mau kredit itu balik lagi dari pendapatan terhadap pengeluaran, karena kredit itu membayar, jadi pertama harus diamankan dulu kebutuhan dasar," sarannya.

Menentukan tenor kredit juga menjadi hal yang penting karena ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sebagai seorang calon pembeli harus tahu tenor yang tepat untuk dipilih agar tidak ada masalah ke depannya menyelesaikan cicilan.



"Makin panjang tenor cicil makin rendah, cuma bunga banyak. Makin pendek tenor cicilan makin besar, bunga hemat. Balik lagi berapa kemampuan mencicil. Jadi kayak orang gotong beban, orang besar 50 kilo aman saja kalau bayi kasih setengah kilo juga nangis," ujar Dewa.

Dewa mensimulasikan dari pendapatan minimal satu per tiga dari penghasilan bisa dialokasikan untuk kebutuhan pokok sehari-hari. "Biasanya itu sepertiga kebutuhan dasar terpenuhi, jadi kan punya dua per tiga, nah dari sana setengahnya bisa untuk akumulasi kekayaan contohnya invest seperti membeli rumah. Nah sisanya dipakai untuk emergency, kalau bisa membagi seperti itu aman untuk kredit," katanya. (rip/rgr)

Hide Ads