Yuk, Lihat Truk Kustom di Yogyakarta Truck Festival 2018

Yuk, Lihat Truk Kustom di Yogyakarta Truck Festival 2018

Ristu Hanafi - detikOto
Sabtu, 08 Sep 2018 18:41 WIB
Modifikasi Truk di Yogyakarta Foto: Ristu Hanafi/detikOto
Yogyakarta - Ratusan truk dan puluhan pikap mejeng di Yogyakarta Truck Festival 2018 yang digelar di Jogja Expo Center (JEC), Sabtu-Minggu (8-9 September 2018). Festival yang baru pertama digelar di Yogyakarta ini menyuguhkan beragam konsep modifikasi para truker dan trukmania dari berbagai daerah di Indonesia.



"Jadi dari sisi artistik, teknologi, teknik struktur fisik, bisa membuat truk modifikasi ini layak sejajar dengan kreativitas seni lainnya," kata Ketua Penyelenggara Yogyakarta Truck Festival 2018, Indro Kimpling Suseno di JEC, Sabtu (8/9/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peserta festival ini sebanyak 140 truk, 40 unit pikap, dan miniatur 40 unit, berasal dari sejumlah daerah di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, dan Lombok. Indro menyebutkan ada 15 kriteria penilaian dalam kontes antara lain interior eksterior, sound, mesin, ekstrem modifikasi, elegan standar, lukis, airbrush, dan cuting stiker.

Modifikasi TrukModifikasi Truk Foto: dok. Ristu Hanafi


Meski dimodifikasi tapi truk-truk peserta Yogyakarta Truck Festival ini masih ada yang dipakai untuk aktivitas sehari-hari. Karena modifikasi yang diusung tetap mengutamakan aturan lalu lintas.



"Ada juga yang klangenan, khusus tidak dipakai angkutan harian," tuturnya.

Indro mengungkapkan biaya yang dirogoh para peserta untuk modifikasi truk bervariasi, mulai dari Rp 50 juta-Rp 400 juta.

Indro ingin Yogyakarta Truck Festival yang baru digelar perdana ini menjadi agenda rutin tahunan dan bisa menggaet peserta dari mancanegara. "Kita ingin ke depan bisa bertaraf internasional, pelaksanaan tetap di Yogya, karena ruh di Yogya cukup kuat," ujarnya.

Selain sebagai ajang kontes dan festival, Indro juga berharap acara ini menjadi destinasi wisata baru di Yogyakarta.

"Kemarin truk sudah pawai di jalanan Yogya, bisa menjadi hiburan bagi masyarakat dan wisatawan, tempat kopi darat para truker, juga memberi contoh tertib lalu lintas. Kita juga ingin menyampaikan pesan bahwa dulu truk dikenal modifnya konvensional, sekarang berkembang cukup pesat tapi tetap mempertahankan fungsional sebagai moda angkutan barang kebutuhan masyarakat," imbuhnya. (lth/lth)

Hide Ads