Salah satu hal kecil yang berdampak besar dalam menjaga performa kendaraan adalah pemilihan minyak pelumas atau oli mesin. Dikutip dari Pertamina Lubriants, berikut hal yang perlu Anda pahami untuk memilih minyak pelumas yang tepat untuk kendaraan.
1. Mengenali Material Oli dari Bahan Dasarnya
Foto: Rachman Haryanto
|
Beberapa pakar mesin menyarankan agar kendaraan yang telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun untuk tidak langsung menggantinya dengan oli sintetis. Alasannya adalah oli sintetis pada umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.
Selnjutnya ada oli sintetis. Oli ini biasanya terdiri atas Polyalphaolifins dari bagian terbersih pemilahan hasil oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya.
Basis yang paling stabil adalah polyol-ester, yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif. Senyawa ini sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.
2. Memahami Jenis Oli Berdasarkan Kode dan Sertifikasi
Foto: Rachman Haryanto
|
API adalah American Petroleum Institute, sebuah lembaga yang menguji dan memeriksa kualitas oli di negara-negara Eropa dan Amerika dan umumnya standar API sudah dimiliki oleh hampir seluruh merek oli. API Service biasanya menggunakan inisial S untuk bensin dan C untuk solar.
Adapun huruf yang mengikuti di belakangnya merupakan tingkatan (grade) dari oli tersebut. Contoh: SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG, SH, SJ, SL (bensin) CA, CB, CF, CH, CH4 (solar). Semakin jauh abjad yang mengikutinya, semakin bagus kualitas oli tersebut dan telah memenuhi syarat oli sebelumnya. Dengan kata lain kendaraan bensin saat ini dianjurkan menggunakan oli dengan grade SH ke atas bahkan sudah di SN series.
Sedangkan JASO (Japanese Automotive Standar Association) adalah lembaga di Jepang yang mengecek dan menguji kualitas oli untuk kendaraan yang diproduksi Negeri Sakura ini. Jepang mengeluarkan standar ini karena karakteristik mesin dan kendaraan buatan Eropa dengan kendaraan buatan Jepang berbeda. Motor-motor buatan Jepang umumnya menggunakan kopling basah sedangkan kendaraan buatan Eropa menganut sistem kopling kering yang artinya tidak terendam oli. Maka dari itu kendaraan buatan Eropa cukup dengan sertifikasi API sedangkan kendaraan buatan Jepang selain sertifikasi API wajib memiliki sertifikasi JASO.
3. Memilih Oli Berdasarkan Kekentalannya
Foto: Rachman Haryanto
|
Oli harus mengalir sesuai suhu mesin atau suhu lingkungan. Aliran ini harus cukup untuk terjaminnya pasokan ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resistensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan.
Pabrikan mobil maupun sudah memberikan rekomendasi kekentalan oli yang dibutuhkan kendaraan. Biasanya, kekentalan ini ditampilkan dalam bentuk SAE.
4. Memilih Oli Berdasarkan Operation Maintenance Manual
Foto: Rachman Haryanto
|
Sangat tidak dianjurkan menggunakan oli kental (20W-50) pada mesin kendaraan modern karena akan mengganggu debit aliran oli pada mesin dan butuh semprotan lebih tinggi. Untuk mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar sehingga memungkinkan untuk memakai oli kental agar bisa menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film yang cukup untuk bearing.
Halaman 2 dari 5
Komentar Terbanyak
Dicari! 3 detikers Yang Mau Diajak Keliling Naik Helikopter!
Pelajaran dari Kasus Denza Sengaja Mundur Tabrakkan Mobil di Belakang
Spesifikasi Mobil Rp 5,1 Miliar di Garasi AHY