Tren mobil listrik bukan hanya datang dari pabrikan Eropa, pabrikan Jepang pun memiliki line up mobil elektrifikasi. Salah satunya Mitsubishi. Mitsubishi yang tergolong pertama kali memasarkan secara massal mobil listrik pasti punya pengalaman.
Mereka pun memperbanyak line up mobil elektrifikasinya, sampai ke model SUV (Sport Utility Vehicle), lewat Outlander PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle). Dan menariknya, mobil ini bertaji di Eropa.
Mitsubishi Outlander PHEV menjadi raja di 5 negara dengan penjualan mobil ramah lingkungan terbanyak, yakni Swedia, Norwegia, Jerman, dan Spanyol.
detikOto pun kembali diberikan kesempatan untuk menjajal Mitsubishi Outlander PHEV. Jika
hanya duduk di samping kursi pengemudi. Sekarang kami berada di balik kemudi Samurai Biru dari Jepang ini.
Salah satu keunggulan mobil ini adalah penggunanya bisa menggunakan tenaga listrik selama 3 bulan berkendara. Karena waktu mode listrik yang lama itulah, mobil menjadi mobil PHEV terlaris di Eropa.
Menurut General Manager Indonesia Business Department, ASEAN Div. Mitsubishi Motors Corporation, Toshinaga Kato, di Marseille, Prancis, berdasarkan data 2017 yang dikeluarkan EAFO, EU+EFTA+Turkey, Mitsubisishi Outlander PHEV kini menjadi mobil paling ramah lingkungan yang paling diburu di Eropa.
Mobil memiliki pangsa pasar 12 persen, mengalahkan VW Passat GTE 9 persen, Mercy GLC350e 7 persen, 330e sebanyak 7 persen, 225xe sebanyak 7 persen, VW Golf GTE mencapai 6 persen, MINI Countryman mencapai market share 3 persen, Porsche Panamera mencapai 3 persen, Volvo XC60 PHEV mencapai 2 persen.
"Masyarakat Eropa sangat suka dengan Mitsubsishi Outlander PHEV, karena mereka bisa mengendarai mobil ini hanya dengan menggunakan tenaga listrik selama 3 bulan. Dan Masyarakat Eropa mengetahui itu, dan sangat menyukainya," ujar Kato.
Ini langsung diamini oleh Mitsubishi Motors General Manager Public Relations (Europe), Daniel Georges Nacass, di Marseille, Prancis.
"Kami memiliki penjualan yang baik pada 5 market terbesar kendaraan efisien di Eropa seperti di Inggris, Swedia, Norwegia, Jerman, dan Spanyol," ujar Daniel.
Hasil yang didapat tentu bukan didapat begitu saja, karena Mitsubishi Outlander PHEV dengan mobil ramah lingkungan lainnya mendapatkan kebijakan isentif yang sama. Namun nyatanya mobil ini tetap dipilih masyarakat Eropa.
Senior Manager Product Planning and Market Research Mitsubishi Motor R&D Europe Gmbh, Ryuichi Kimura, menjamin sistem PHEV Mitsubishi Outlander sangat berbeda jika dibandingkan dengan sistem PHEV lainnya.
Mitsubishi Outlander PHEV memiliki mesin, motor listrik pada roda depan dan belakang dan belakang, dan baterai. Karena sistemnya sudah terkomputerisasi, saat Otolovers berkendara maka komputer akan mengatur semuanya.
Pada Mode EV, sistem ini membuat mobil akan bergerak dengan menggunakan tenaga baterai yang dikirimkan ke motor listrik pada roda depan dan belakang.
Selanjutnya Mitsubishi Outlander PHEV juga memberikan Mode Series hybrid. Saat baterai mulai berkurang, maka mesin akan membantu baterai agar memiliki kapasitas baterai yang stabil. Sehingga baterai akan tetap mensuplai tenaga ke motor listrik yang terdapat pada roda depan dan belakang. Sehingga mesin konvensional disini akan berperan seperti generator.
Sistem mode ke-3 adalah Mode Parallel Hybrid. Sistem ini akan berfungsi di saat pengendara membutuhkan tenaga lebih. Artinya disaat baterai mulai berkurang, maka mesin konvensional akan tetap menjaga pasokan baterai, dan baterai akan memberikan energi pada motor listrik yang berada pada roda depan dan belakang.
Pada Mode Parallel Hybrid, mesin konvensional juga akan berperan memberikan energi langsung pada motor listrik tidak melalui baterai. Sehingga mesin konvensional pada mode ini akan berperan lebih.
Mitsubishi Outlander PHEV juga menjadi produk unik bagi para pecinta mobil listrik, karena mobil ini menawarkan baterai yang bisa memenuhi semua kebutuhan pengendara.
Dikatakan baterai telah dilengkapi dengan Air Cooling dan PTC Heater (penghangat) saat mobil berada dalam keadaan super dingin (bersalju-Red) hingga -40 derajat celcius.
Selain itu dikatakan baterai memang sengaja didesain lebih rendah hingga -30mm dan berada di tengah mobil, agar lebih stabil dan tidak memakan kabin, serta ruang duduk penumpang.
Baterai Mitsubishi Outlander PHEV memiliki 80 sel dengan daya 300 V. Saat mobil berkendara normal maka motor listrik pada bagian depan akan bekerja hingga 55 persen dan motor listrik bagian belakang mencapai 45 persen.
Saat bertemu dengan jalanan tidak bersahabat atau licin karena salju atau apa saja yang memaksa sistem AWD bekerja, maka secara otomatis persentase motor listrik bekerja terbagi secara otomatis. Bisa saja motor listrik bagian belakang akan mengirimkan persentase ke bagian depan dan begitu juga sebaliknya.
Selanjutnya baterai juga hanya butuh waktu hingga 25 menit untuk bisa mencapai 80 persen dengan 50kW 125A. Sedangkan saat peengisian baterai secara normal seperti saat melakukan pengisian di rumah, maka normal charging hanya membutuh kan waktu hingga 5,5 jam untuk bisa membuat baterai penuh 100 persen dengan daya 230V 10A.
Jika melihat mesin konvensional yang ditawarkan Mitsubishi Outlander PHEV saat ini, mesin konvensional kini lebih besar dengan kapasitas mesin 2.4 L, yang mampu menyemburkan max output 99 kW dengan torsi mencapai 211 Nm.
Motor listrik depan menawarkan max output 60 kW dengan EV range 45 km, dan motor listrik belakang memiliki max output 70 kW. Sedangkan baterai memiliki kapasitas 13,8 kWh, dengan 80 cells 300V.
Berkat penggunaan motor listrik dan mesin konvensional membuat Mitsubishi Outlander PHEV bisa menggunakan tenaga listrik hingga jarak 45 km dengan topspeed mencapai 135 km/jam, konsumsi BBM mencapai 2,0 liter per 100 km, dan kadar emisi karbon dioksida mencapai 46g/km.
Selain itu baterai juga bisa terisi dengan cara regeneratif braking saat penggunaan pedal shift, selain itu Mitsubishi mengklaim Outlander PHEV memang tidak memiliki gearbox karena semuanya melalui motor.
Terakhir, semua informasi baterai, sebut saja seperti berapa lama baterai akan penuh, mengingatkan kapan harus mengisi baterai, atau semua informasi seperti jika pintu tidak tertutup rapat atau lampu dalam kabin belum dimatikan itu bisa dilihat melalui aplikasi IOS dan Android.
Saatnya detikOto coba merasakan ketangguhan Mitsubishi Outlander PHEV. Bagi Otolovers yang masih grogi dengan mobil ramah lingkungan, bisa jadi Mitsubishi Outlander PHEV menjadi jawabannya karena mobil ini rasanya seperti mobil biasa alias bermesin konvensional.
Selain itu kemudahan mengendarai mobil ini tidak perlu diragukan lagi, karena secara otomatis sistem komputerisasi akan mengatur semuanya. Di saat kendaraan tidak membutuhkan tenaga yang terlalu besar, sudah pasti tenaga listrik yang akan digunakan.
Saat mobil menggunakan tenaga listrik, mesin konvensional akan berperan untuk membantu baterai akan berperan menggerakkan motor listrik.
Bahan bakar pada mesin konvensional bakal tidak terpakai agi, karena baterai akan secara otomtis terbantu terisi saat adanya deselerasi dari ban, seperti saat melakukan pengereman dan saat jalanan turunan.
detikOto menguji mobil di Les Andeols, Saint Saturnin, Marseille, Prancis. Dengan suasana pedesaan, berbagai kondisi jalanan pun dirasakan detikOto.
Konyolnya, rasanya sangat sulit mengungkapkan kekurangan mobil ini, karena mobil ini terasa seperti sempurna. Baik saat membutuhkan tenaga besar dan mesin konvensional berperan membantu baterai, ataupun saat hanya menggunakan tenaga listrik.
Sehingga kenyamanan saat berkendara terjawab sudah dengan kapasitas mesin 2.4 L, yang mampu menyemburkan max output 99 kW dengan torsi mencapai 211 Nm.
Dan motor listrik, yang menawarkan max output 60 kW dengan EV range 45 km, dan motor listrik belakang memiliki max output 70 kW. Sedangkan baterai memiliki kapasitas 13,8 kWh, dengan 80 cells 300V. Lebih keren lagi, saat menggunakan fast charging, baterai ini hanya butuh waktu 25 menit untuk bisa membuat 80 persen baterai terisi.
Saat berada dalam kabin, dijamin kenyamanan juga akan dirasakan siapa saja yang berkendara, salah satunya ialah sistem infotainment yang bisa terhubung dengan Android dan iOS. Selain itu, monitor juga akan menunjukkan seberapa sisa kapasitas baterai dan lainnya.
 Foto: M Luthfi Andhika |
Soal keamanan mobil ini terbilang cukup bagus, karena memiliki sistem sensor terbaik. Mobil dilengkapi dengan fitur blind spot, rear cross traffic alert yang berperan saat parkir namun ada kendaraan lain yang ingin lewat dan mobil akan memberikan peringatan. Sensor juga akan bekerja saat mobil terlalu dekat saat melintas namun ada kendaraan lain di depan kita.
Kesimpulannya, Mitsubishi Outlander PHEV menyajikan sesuatu yang berbeda, dan luar biasa untuk kendaraan plug-in hybrid. Namun untuk bisa hadir di Indonesia, dijamin mobil ini terbilang akan sangat mahal jika tidak dibantu berbagai insentif dari pemerintah.
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah