Sumbang Mobil 'Hijau', Ini Harapan Toyota pada Pemerintah

Sumbang Mobil 'Hijau', Ini Harapan Toyota pada Pemerintah

Akfa Nasrulhak - detikOto
Rabu, 04 Jul 2018 17:54 WIB
Toyota Prius Plug in hybrid yang diserahkan Toyota ke Kemenperin (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta - Setelah Mitsubishi, pabrikan Jepang lainnya, Toyota, menyumbangkan mobil hybrid kepada pemerintah lewat Kementerian Perindustrian.

Toyota menyerahkan 18 unit kendaraan yang terdiri dari 6 unit Prius hybrid, 6 unit Prius plug in hybrid electric vehicle (PHEV), dan 6 unit Corolla kepada pemerintah untuk selanjutnya diberikan kepada 6 PTN (Perguruan Tinggi Negeri) guna riset serta studi mendalam kendaraan listrik.

Riset yang nanti akan dilakukan keenam perguruan tinggi tersebut rencananya akan berjalan dalam dua tahap. Tahap pertama peneliti dari UI, ITB, UGM akan menguji aspek teknikal seperti jarak tempuh, emisi, infrastruktur, dan kenyamanan pelanggan saat digunakan sehari-hari selama periode tiga bulan ke depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Toyota juga membangun enam unit stasiun pengisian level dua (4 jam pengisian, 3.500 watt) serta menyediakan asistensi teknik dalam kegiatan studi komprehensif kendaraan elektrik.

Kendaraan tersebut nantinya akan dipelajari mengenai aspek teknikal seperti jarak tempuh, emisi, infrastruktur, dan kenyamanan pelanggan melalui pelacakan data dalam penggunaan sehari-hari di tiga kota besar Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta selama periode tiga bulan.



Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono menyatakan harapan dari program ini ada empat sektor yang ingin Toyota pelajari. Pertama, adalah sebagai bagian dari upaya memperkenalkan mobil elektrifikasi kepada masyarakat.

"Jadi memperkenalkan kesulitan dan kemudahan produk tersebut. Karena kita itu adalah salah satu negara yang pasarnya akan besar sekali. Jadi itu menjadi peluang kita untuk memasarkan electrified vehicle ini," kata Warih.

Harapan selanjutnya adalah mengenai infrastruktur, ia menyampaikan bahwa sebelum mobil listrik ada mobil plug in hybrid yang merupakan tahap awal untuk mengurangi sedikit fokusnya untuk membenahi infrastruktur.

"Belum kita masuk ke era electrified vehicle," ungkapnya.

Terakhir, Toyota juga berharap dari studi nanti bisa memberi masukan mengenai suply chain maupun masukan-masukan lebih konkret lainnya.

"Jadi industri electrified vehicle ini sudah ada sebetulnya, dan menjadi komitmen Toyota untuk memperkenalkan semua line up electrified vehicle di Indonesia. Jadi sesuai preference-nya costumer di Indonesia kita akan melaunching model-model yang diharapkan oleh masyarakat," jelasnya.

"Kita juga berharap agar kesenjangan antara kendaraan konvensional dengan elektrik ini tidak terlalu besar seperti sekarang. Itu juga menjadi salah satu tujuan kita agar konsumen menyukai kendaraan elektrik," tambahnya.

Adapun tantangan kehadiran mobil listrik ini selain daripada regulasi adalah konsumen sendiri. Menurutnya, konsumen dalam hal ini sangat penting. Selain itu masalah suply chain, karena 30 persen kendaraan listrik ini komponennya akan berubah power trainnya.

"Jadi kita sedang mempersiapkan suply chain yang sekarang untuk siap menghadapi perkembangan di masa depan," pungkasnya. (ddn/ddn)

Hide Ads