Perjalanan diawali dengan menggunakan kereta dari Jakarta hingga Purwakarta. Sesampai di stasiun tujuan, detikOto bersama awak media lain langsung disambut oleh belasan DFSK Glory 580. Setelah pengumuman selesai, mobil yang terpilih untuk diuji oleh detikOto adalah DFSK Glory 580 bermesin 1.5 turbocharged tipe Comfort transmisi otomatis CVT. Unit ini adalah salah satu varian terendah yang Sokon tawarkan dengan harga Rp 282 juta, di bawah tipe Luxury.
Baca juga: 5 Keunggulan SUV China Sokon |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak berlama-lama, detikOto pun langsung duduk di balik kemudi DFSK Glory 580 dengan titik tujuan ke Bandung. Sebelum menghidupkan mobil dan benar-benar menginjak pedal gasnya, sepintas aura di dalam kabin DFSK Glory 580 membuat salah fokus. Benar-benar seperti bukan produk dari China yang sebelumnya masuk ke Indonesia, kabin SUV dari Sokon ini sangat layak untuk dinikmati. Bahan semi kulit di jok yang empuk, kelapangan luar biasa, tempat penyimpanan yang kaya, layar 10 inci, sampai sunroof sangat memanjakan orang yang masuk ke dalam tubuh DFSK Glory 580. Material di dashboard pun tak begitu mengecewakan.
Ketika mesin dinyalakan dalam keadaan mobil tertutup rapat, terasa kedap begitu terasa. "Untuk mengurangi tingkat kebisingan (NVH) kami merancang DFSK Glory 580 dengan berbagai upaya salah satunya memberikan 200 titik NVH yang bisa mereduksi suara sampai 38dB," kata Head of Product Plan Sokon Ricky Humisar saat memberikan keterangan kepada wartawan di Bandung, Jawa Barat.
Area yang padat serta bergelombang khususnya di jalur tol Purbalenyi menjadi tempat yang cocok untuk menguji mesin dan transmisi CVT dari DFSK Glory 580. Ada dua mode transmisi yang sekaligus detikOto coba yaitu transmisi 'D' yang membuat perpindahan percepatan di mobil secara otomatis dan juga 'S', yang seperti mobil manual karena transmisi mobil menggunakan sistem shifttronic. Secara keseluruhan, pada jalanan yang membutuhkan kecepatan menengah, transmisi 'D' terasa lamban dan menahan embusan turbo di mobil, jadi kurang responsif. Padahal pedal gas sudah terinjak cukup dalam.
Maka, kalau keadaannya seperti itu ada baiknya Otolovers pakai saja yang transmisi 'S', karena pull gear terasa begitu rapat dan RPM-nya naik cukup cepat dibanding mode 'D'. Namun saat kondisi stop-and-go, mode 'S' masih cukup nyaman tapi sering kali lupa untuk menaikkan gigi sehingga lebih baik pindahkan saja ke 'D'. Soalnya, perpindahan gigi di mode 'S' tidak otomatis.
Tapi, dari kecepatan maksimum yang bisa diambil oleh DFSK Glory 580 pada jalur terbatas tersebut mencapai 160 km/jam lebih. Itu pun tampaknya masih bisa tembus sampai 180 km/jam-an karena speedometer masih bisa naik. Bisa disimpulkan bahwa final ratio gear di mobil cukup kecil sebagaimana yang dijelaskan oleh pihak Sokon setelah pengetesan selesai. Suka dengan mobil 7-penumpang yang bertenaga? Nampaknya Otolovers bisa mencicipi SUV dari China ini.
Pada saat keluar tol dari tol Pasteur, Bandung, rombongan langsung merapatkan barisan karena kemacetan sudah cukup panjang. Kecepatan yang bisa diperoleh rata-rata adalah 30 sampai 40 km/jam. Di kesempatan inilah detikOto merasakan langsung karakter CVT di DFSK Glory 580. Ternyata, dari banyak kondisi stop-and-go masih terasa ada turbo lag-nya.
Terkait kenyamanannya sendiri, detikOto sempat mencicipi duduk di kursi penumpang bagian depan dan tengah. Secara keseluruhan, tidak ada perbedaan yang berarti. Dengan tinggi 171 cm dan berat 57 kg, duduk di kursi DFSK Glory 580 sangat nyaman. Hal itu karena ruang yang terbilang lapang, material jok semi kulit yang empuk, serta suspensinya yang cukup empuk. Apalagi ada arm rest pada bangku baris kedua dengan kombinasi 2 buah cup holder.
Kesimpulan
Sebagai mobil racikan China, DFSK Glory 580 bisa dikatakan sangat memuaskan. Apalagi dengan harga yang miring, yaitu sekitar Rp 220-350 jutaan. Desain eksteriornya cukup menawan dan sporty meskipun kalau dilihat sepintas ada kemiripan dengan SUV dari Honda dan Eropa lainnya.
Interiornya, cukup mewah tidak seperti mobil China pada 10 tahun k ebelakang. Material dashboard dan sunroof serta layar sepuluh inci cukup menawan. Apalagi ada fitur yang hari ini hanya dimiliki oleh Glory 580, DVR (Digital Video Recorder). Dengan fitur perekam kamera yang dipasang di depan mobil ini, pengguna bisa merekam perjalanan dan dapat dimonitor langsung dari head unit.
Untuk performanya sendiri, DFSK Glory 580 cukup menyenangkan untuk Otolovers yang menggilai kecepatan maksimum di suatu mobil. Soalnya, mobil masih bisa menambah kecepatannya ketika detikOto bejek sampai 160 km/jam-an. Namun memang, dalam keadaan stop-and-go mobil masih kurang responsif dan ada turbo lag yang membuat kecenderungan untuk menyeruduk kendaraan di depan.
Dalam hal kenyamanan sebagai pengemudi dan penumpang sendiri, bisa dibilang SUV ini masih cocok untuk dibawa berpergian jauh. Dengan ruang yang lapang dan suspensi empuk, tidur di dalam kabin DFSK Glory 580 masih bisa pulas. NVH atau tingkat kebisingannya pun rendah.
Tapi tentu, tiap produk tidak pernah ada yang sempurna. Nah bagi Otolovers yang berniat untuk membawa pulang DFSK Glory 580, inilah poin plus minus-nya sebagai pertimbangan:
Poin Plus
- Kemewahan dan kenyamanan SUV dari China ini sudah bisa dibandingkan dengan mobil besutan Jepang. Sudah ada sunroof, remot kunci bisa untuk menggerakkan berbagai perintah, DVR, kamera belakang, Electric Power Steering (EPS), dan sudah CVT.
- Kabin sangat lapang. Kursi baris kedua dan ketiga bisa dilipat rapat sehingga menyajikan ruang tambah yang sangat luas untuk menaruh barang. Ruang penyimpanan yang tersedia pun bisa dikatakan sangat banyak.
- Kekedapan suaranya cukup baik. Suspensinya pun empuk sehingga nyaman dan asik untuk dibawa di daerah perkotaan.
- Kecepatan maksimum yang cukup gila, 160 km/jam masih bisa ditambah.
- Handling stabil bahkan di kecepatan 140 km/jam.
Poin Minus
- Desain luarnya mirip-mirip mobil SUV lainnya sehingga belum memiliki karakteristik yang kental.
- Pengaturan kursi belum elektrik. Untuk setir kemudi hanya mampu diatur ke atas dan bawah saja.
- Masih terasa turbo lag.
- Perpindahan transmisi dari 'D' ke 'N' atau 'R' masih terasa keras. (ruk/rgr)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP