Menanggapi fenomena tersebut, Motor Besar Indonesia (MBI) juga ikut berkomentar. Lewat Presidennya, Rio Castello menuturkan bahwa ada banyak faktor mengapa pengendara di bawah umur terus berkembang, salah satunya adalah lepasnya edukasi dari keluarga. Padahal inilah yang menjadi tonggak utama dalam membentuk pribadi seorang anak.
"Pendidikan keluarga adalah nomor satu. Kalau keluarga sudah menetapkan tata krama yang baik pasti anak itu pun baik," katanya ketika berbincang bersama detikOto di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari Pemerintahan pun sebenarnya harus lebih keras untuk menindak pengendara yang masih di bawah umur, tidak memiliki SIM. Kan sekarang anak-anak muda yang tidak punya SIM banyak banget yang bawa motor," ucap Rio.
"Cara mendapatkan SIM itu pun harus ketat. Jadi tidak digampangkan," lanjutnya.
Hal itu mengacu pada perilaku calo yang masih cukup banyak dalam pembuatan SIM. Sehingga calon pemilik SIM tidak terukur kemampuannya apakah sudah siap membawa motor di jalanan atau tidak.
Tapi Rio mengakui bahwa semua elemen haruslah berkorelasi dalam mengatasi hal ini terutama keluarga dan kepolisian.
"Kita akui bahwa satu elemen tidak bisa sendirian dalam mengatasi hal ini, keluarga dan polisi adalah salah dua komponen yang penting dan harus berkorelasi. Namun keluarga memiliki peran yang sangat penting, sampai 80 persen mungkin. Setelah itu sudah mantap barulah pengadaan safety riding dipersering," tutup Rio. (dry/dry)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah