Pengalaman berkesan itu didapatkannya saat mau melakoni kejuaraan balap European Touring Car Cup (ETCC) awal 2014.
"Waktu kualifikasi itu saya berada di belakang pebalap lain yang nggak tahu gimana olinya bocor, karena saya ada di belakang dia, kaca depan saya penuh dengan oli, jadi saya tidak bisa melihat ke depan, walaupun di kasih wiper kalau oli ya percuma, jadi terpaksa saya masuk (pit stop), bersihin kaca," tutur Gerry saat disambangi detikOto, di Utan Kayu, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nahasnya, setelah hampir beres membersihkan oli yang menutupi kaca depan mobilnya, kualifikasi untuk mendapat nomor urut start telah selesai karena ada kecelakaan. Mau tidak mau Gerry memulai balap dari hampir paling belakang.
Karena saat itu balapan baru memasuki awal musim, dan tertimpa musibah oli tersebut, Gerry dan tim tidak terlalu ambil pusing finis di posisi berapa. Namun ternyata hal tersebut membuat Gerry justru jadi juara.
"Intinya adalah kita coba semakismal mungkin dan yakin, kebetulan kendaraan kita lagi fit, kitanya juga lagi fit, ya kita laksanakanlah balap, kalau nggak salah saya start dari nomor 17 atau 18," papar Gerry.
"Nah seiring berjalannya balap, satu, satu, satu, sampai mungkin tersisa dua lap lagi sebelum berakhir balapannya, saya baru sadar kok nggak ada mobil lagi di depan saya, ya udah terusin, eh ternyata jadi juara satu. Itu salah satu yang cukup berkesan selama saya balapan," tambahnya.
Saat itu dirinya mengaku benar-benar tidak memikirkan akan finis di posisi berapa. Yang ada dalam pikiran Gerry hanya sebisa mungkin membalap mobil yang ada di depannya.
"Nggak mikirin ada berapa mobil di depan pokoknya bisa ngejar mobil depan kita ya kita kejar karena memang sudah nggak ada target juara. Saat itu balapan 12 lap dengan 20-an peserta," pungkas Gerry.
(khi/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Motor Boleh Wara-wiri di Jalan Tol Malaysia, Gratis