Rifat pun menjelaskan satu per satu dari kriteria tersebut. "Speed merupakan kecepatan datang mobil saat melintasi area drifting, sementara line adalah garis balap atau racing line yang diharapkan oleh dewan juri, karena dalam drifting ada koordinat atau titik yang baik untuk melakukan proses drifting. Sedangkan angle adalah seberapa patah atau kemiringan dari mobil tersebut saat masuk ke tikungan. Angle ini juga yang berperan menciptakan keindahan. Adapun style adalah bagaimana gaya mengemudi dari driver tersebut, karena seperti kita tahu, dalam setiap kompetisi masing-masing pebalap memiliki racing style yang berbeda-beda sehingga akan memengaruhi performanya," jelas Rifat.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika clipping point berada di luar tikungan, berarti bagian belakang mobil drifting harus mendekati clipping point tersebut. Sementara untuk clipping point yang berada di dalam tikungan, merupakan panduan atau titik-titik yang harus diikuti oleh semua mobil," tambah Rifat.
![]() |
Sementara yang paling fatal dalam olahraga drifting adalah ketika mobil mengalami spin out atau berbalik arah, karena sudah pasti akan mendapatkan nilai nol atau bisa dibilang gagal.
Selain itu, dalam olahraga drifting yang biasanya menggunakan sistem tandem atau berdua, peserta dilarang menyusul tandemnya. Inilah juga yang membedakan drifting dengan olahraga otomotif lainnya, karena dalam drifting justru tidak boleh ada proses susul menyusul.
"Hal-hal inilah yang harus diperhatikan untuk kita semua bisa melakukan drifting dengan baik dan benar. Drifting mengutamakan keindahan, ritme, dan keunikan. Berbeda dengan olahraga otomotif lainnya, namun tetap memberikan suatu rasa kompetisi yang tinggi," pungkas Rifat. (ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah