"Proton tak lagi milik pemerintah. Saat ini milik Tan Sri Syed Mokhtar Albukhary. Jadi terserah dirinya mau membeli lagi atau tidak," kata Mahathir dikutip The Edge Market, Jumat (25/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, Proton merupakan hasil buah pikiran Mahathir. Dan itu merupakan sebuah langkah besar dalam 22 tahun karirnya sebagai perdana menteri keempat Malaysia.
Ia pun sempat sedih saat Proton mulai berpindah tangan ke Geely.
"Saya cengeng, saya menangis meski orang Malaysia jarang menangis. Anak saya hilang dan menyusul nanti negara saya. Maafkan saya," kata Mahathir mencurahkan perasaannya lewat blognya beberapa waktu silam.
Proton memang beberapa tahun terakhir tidak terlalu cemerlang dari sisi penjualannya terutama di negaranya sendiri. Padahal tahun 1993, Proton sempat mendominasi pangsa pasar penjualan mobil di Malaysia sebesar 74 persen tahun 1993.
Namun terus menurun hanya tinggal 15 persen saja terkait dengan isu kualitas mobil dan layanan purna jual yang buruk di tengah ketatnya kompetisi produsen mobil luar negeri.
(dry/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?