Soalnya, meskipun sudah sering berdiskusi dengan prinsipal Mazda, produsen Jepang ini belum berkeinginan untuk mendirikan pabrik di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap ada keputusan baru dari pemerintah seperti pajak, Euro 4, dan lainnya kita selalu lapor ke prinsipal. Kita sharing, termasuk untuk membuat pabrik perakitan di Indonesia. Hasilnya, kita sepakat bahwa ingin melangkah ke sana," katanya kepada wartawan di IIMS 2018, JI Expo Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/4/2018).
"Tapi belum ada obrolan untuk harus berapa volume yang dicapai tiap tahun, gitu-gitu. Kalau volume-nya dirasa sudah cukup, kita pasti akan melakukannya karena ini sangat memungkinkan," lanjut Roy.
Kalaupun akan ditetapkan volume penjualan Mazda tiap tahunya, hal ini akan terbilang realistis. Tidak langsung menargetkan penjualan secara besar-besaran seperti total penjualan kompetitor dari Jepang lainnya.
"Kita belum ada pembicaraan untuk harus jual berapa banyak. Tidak bisa kan mencontoh produsen lain karena memang beda. Fokusnya, internalnya, itu kan beda. Jadi tidak bisa disamakan. Tapi kita mau ke arah sana, sih. Entah SKD dulu, atau mungkin langsung CKD, step by step kita akan kesana (buat pabrik perakitan-Red)," ucap Roy.
Lantas kapan ya hal itu bisa terealisasi? "Kita masih merundingkannya. Yang pasti, kalau sudah ada (pabrik perakitan-Red) harganya akan lebih baik kan pajaknya pasti turun," jawabnya. (ruk/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah