Mobil bermesin konvensional menurut Mazda dalam beberapa tahun ke depan masih akan merajai jalanan. Jadi meski sudah ada beberapa produk tetangga yang menggunakan teknologi hybrid atau malah listrik murni, produsen asal Jepang itu tidak merasa panas.
"Memang hybrid atau mobil listrik itu modern, tapi maintenance cost dan lain sebagainya bagaimana? Ini kan dua engine. Satu engine saja sudah mahal kan? Itu yang harus kita pikirkan terlebih dahulu," papar Sales, Marketing & Public Relation Director PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) Ricky Thio kepada wartawan di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ricky memprediksi hingga 20 tahun kedepan kendaraan konvensional atau yang menggunakan Internal Combustion Engine (ICE) akan tetap meramaikan jalanan dibandingkan mobil listrik.
"Kalau saya sih lihatnya, 20 tahun ke depan teknologi mesin internal combustion masih merajai jalanan. Jadi apapun teknologi ke depannya, basic-nya tetap belum bisa digeser. Tapi, untuk tahap perbincangan terkait mobil listrik, kita sih ada. Namun masih sedikit dan itu tergantung dari negaranya," kata Ricky.
"Ya, walau aturannya (kendaraan rendah emisi-Red) sudah disesuaikan sampai harga turun mungkin orang akan tertarik membelinya. Tapi tidak menampik juga ada faktor lain seperti harga jual kembalinya bagaimana, transportation cost dan total ownership cost-nya juga seperti apa. Karena orang Indonesia itu beli mobil nanti akan dijual kembali walaupun sekarang sudah sedikit banyak mengarah untuk mencari kendaraan yang nyaman," tutupnya.
Komentar Terbanyak
Pajak Kendaraan Indonesia Salah Satu Tertinggi di Dunia, Masyarakat Dapat Apa?
Ini Sebabnya Pajak Mobil dan Motor di Malaysia Murah
Harga Jual Mobil Listrik Bekas Bikin Sakit Hati, Masih Mau Beli?