"Karena di sini tidak ada pendidikan sopir, sopir truk ya khususnya di Indonesia. Kalau pendidikan pilot ada, itu melalui simulator segala macam, kita ini pendidikan sopir tidak ada simulatornya, otodidak semua," ujar Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia Kyatmaja Lookman, kepada wartawan di Jakarta.
Biasanya, kernet menjadi sopir truk, saat sopir asli kelelahan atau berhalangan. "Biasanya dia itu mulai dari sopir, terus kernet-nya suruh bawa, nah itu awal dia jadi sopir truk. Hampir 100 persen itu alumni kernet," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita ngomong skill tidak diragukan, tapi attitude sama knowledge mereka itu minim, jadi itu artinya. Bahkan ada driver saya yang beranggapan, nyupir terlalu dekat itu bagus katanya kecelakaannya tidak terlalu parah, kan itu mindset yang gila, dia nggak bisa lihat lampu remnya," lanjut Kyat.
Menurutnya hal itulah yang perlu ditanggulangi mulai dari sekarang. Mengingat peran penting sopir di industri mobil komersial bagi para pelaku usaha. "Hal-hal seperti itu kan harus diurus kan, kalau nggak selamanya akan seperti itu," tambah Kyat. (khi/ddn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah