Dede yang biasa menggunakan kursi roda memilih profesi sebagai driver Go-Jek. Dia bahkan menabung dari penghasilannya untuk menyekolahkan anak sampai sarjana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain bekerja sebagai driver Go-Jek, Dede saat ini sibuk dengan kegiatan organisasi yang mengawal isu difabel dan kusta. Dede bersama kawan-kawan difabel lainnya membentuk organisasi bernama Difabel Slawi Mandiri (DSM).
Banyak kegiatan yang ia lakukan bersama rekan-rekan difabel lainnya demi mendapatkan penyamarataan status dengan orang normal. Salah satunya dengan mengadvokasi masyarakat soal pendidikan, identitas dan kartu sehat yang layak diterima oleh masyarakat yang difabel.
"Di sini banyak kantor yang belum ramah difabel, masih belum ada perhatian terhadap kaum seperti kita. Itu sering kami suarakan. Kalau untuk pendidikan, kami menyuarakan agar sekolah-sekolah umum itu bisa menerima murid-murid yang difabel. Sedangkan untuk KTP, kami suarajan betul, karena kalau mereka tidak punya KTP, mereka tidak bisa punya kartu sehat dan tidak terdaftar juga sebagai penduduk Indonesia," jelasnya.
Kata Dede, DSM sudah 8 tahun berdiri di Slawi. Saat ini ada 150 anggota. Tak hanya kegiatan advokasi yang ia jalankan bersama rekan-rekannya, namun juga kegiatan rutin lainnya, seperti sharing sesama anggota difabel, senam, pentas seni dan pendataan-pendataan. Baginya, menjadi bagian dari DSM dan Go-Jek, tidak membuatnya lelah dan merasa jenuh. Karena baginya, ketika tubuh dan pikirannya bermanfaat untuk orang lain utamanya untuk sesama kaum difabel, ada kebanggaan tersendiri yang dirasakan.
"Prinsip saya satu, meskipun saya seperti ini, tapi saya ingin sekali bermanfaat, berguna buat orang lain. Ketika saya terbatas, saya tidak mau merugikan mereka yang normal," tutupnya. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah