Patut Ditiru, Ini Upaya Toyota Agar Karyawan Pabrik Bisa Kerja Lagi

Patut Ditiru, Ini Upaya Toyota Agar Karyawan Pabrik Bisa Kerja Lagi

Dadan Kuswaraharja - detikOto
Selasa, 03 Okt 2017 11:50 WIB
Mobil Camry Hybrid, mobil terakhir yang diproduksi Toyota Australia (Foto: Toyota Australia)
Sydney - Toyota menghentikan produksi mobil mereka di Australia. Keputusan itu tidak diambil secara dadakan. Toyota sudah mengumumkannya sejak 3 tahun lalu. Hari ini merupakan hari terakhir Toyota memproduksi mobil di negeri Kanguru.

Selama 3 tahun ini sampai tahun 2018, Toyota tidak begitu saja memecat karyawan di pabrik. Toyota membuat sebuah program yang mereka sebut DRIVE (Dedicated, Ready, Individual, Vocational and Energised), sebuah program transisi agar karyawan bisa mencari pekerjaan lagi.

Dari ribuan pekerja, total ada 2.200 pekerja yang mengikuti program Drive. Jadi Toyota berharap dengan mengikuti Drive, karyawan bisa kembali percaya diri. Pekerja diberikan lagi pelatihan, pendidikan dan bantuan untuk bekerja di industri lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Program Drive didesain sebagai one-stop shop bagi karyawan kami. Untuk memastikan mereka mendapatkan pekerjaan baru di masa depan," ujar Presiden Toyota Australia Dave Buttner.

Berkat program itu, setelah tidak lagi bekerja di pabrik, sudah banyak karyawan yang mulai membuka bisnis mereka sendiri dalam berbagai area, mulai dari nutrisi, landscaping, sampai menggeluti hobi seperti fotografi. Toyota juga menyediakan pelatihan bahasa, literasi sampai komputer untuk yang membutuhkan.

"Tanpa program Drive, saya rasa saya tidak akan bisa bekerja lagi. Saya mungkin hanya menunggu pabrik tutup dan kemudian berharap mendapatkan pekerjaan baru," ujar pekerja di Quality Control, John Christopoulos. John kini berusaha menjadi guru matematika dan fisika di SMP.

Pekerja lainnya, Jey Jeyanthan yang berganti pekerjaan menjadi konsultan mengatakan dirinya mendapatkan banyak nasihat saat mengikuti program Drive.

"Saya sekarang mengasah keterampilan saya lagi. Saya mengikuti kursus Six Sigma Black Belt. Ini merupakan sertifikasi yang harus saya persiapkan dan perusahaan mendukung saya dari aspek finansial. Dalam beberapa bulan saya akan menyelesaikan proyek saya dan mendapatkan sertifikasi. Ini akan memberikan saya pekerjaan yang lebih baik setelah di Toyota," ujarnya.

(ddn/ddn)

Hide Ads