Selama 3 tahun ini sampai tahun 2018, Toyota tidak begitu saja memecat karyawan di pabrik. Toyota membuat sebuah program yang mereka sebut DRIVE (Dedicated, Ready, Individual, Vocational and Energised), sebuah program transisi agar karyawan bisa mencari pekerjaan lagi.
Dari ribuan pekerja, total ada 2.200 pekerja yang mengikuti program Drive. Jadi Toyota berharap dengan mengikuti Drive, karyawan bisa kembali percaya diri. Pekerja diberikan lagi pelatihan, pendidikan dan bantuan untuk bekerja di industri lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkat program itu, setelah tidak lagi bekerja di pabrik, sudah banyak karyawan yang mulai membuka bisnis mereka sendiri dalam berbagai area, mulai dari nutrisi, landscaping, sampai menggeluti hobi seperti fotografi. Toyota juga menyediakan pelatihan bahasa, literasi sampai komputer untuk yang membutuhkan.
"Tanpa program Drive, saya rasa saya tidak akan bisa bekerja lagi. Saya mungkin hanya menunggu pabrik tutup dan kemudian berharap mendapatkan pekerjaan baru," ujar pekerja di Quality Control, John Christopoulos. John kini berusaha menjadi guru matematika dan fisika di SMP.
Pekerja lainnya, Jey Jeyanthan yang berganti pekerjaan menjadi konsultan mengatakan dirinya mendapatkan banyak nasihat saat mengikuti program Drive.
"Saya sekarang mengasah keterampilan saya lagi. Saya mengikuti kursus Six Sigma Black Belt. Ini merupakan sertifikasi yang harus saya persiapkan dan perusahaan mendukung saya dari aspek finansial. Dalam beberapa bulan saya akan menyelesaikan proyek saya dan mendapatkan sertifikasi. Ini akan memberikan saya pekerjaan yang lebih baik setelah di Toyota," ujarnya.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?