-
Berkendara dengan konsumsi bahan bakar yang lebih irit menjadi idaman para pengguna kendaraan bermotor. Selain lebih hemat biaya, cara berkendara yang kerap disebut eco driving pun lebih ramah lingkungan.
Menurut Trainer Nissan College Nissan Motor Indonesia, Sugihendi, eco driving adalah bagaimana caranya menghemat setiap tetes bensin. Dengan menerapkan eco driving, perbedaan konsumsi bahan bakar kendaraan sangat signifikan jika dibandingkan dengan cara mengemudi biasa.
"Bedanya bisa 20 persen. Masalahnya, tidak semua orang tidak paham gimana caranya eco drive. Eco drive itu sesuatu yang harus kita latih. Jadi eco drive adalah perpaduan teori, tekniknya dan persiapan. Tidak ada eco drive yang tidak ada persiapan. Baik dari skill maupun kendaraannya sendiri," kata Sugihendi.
Sugihendi memberikan beberapa tips berkendara irit bahan bakar. Tapi sebelum itu, cek kondisi kendaraan apakah sudah mendukung untuk berkendara irit atau tidak. Sebelumnya, detikOto juga sudah membahas tips membuat mobil lebih irit bahan bakar melalui artikel berjudul '
Setelah itu terpenuhi, cara berkendara hemat bahan bakar perlu dibiasakan. Apa saja tips cara berkendara hemat? Langsung kita simak
Sugihendi menyarankan, saat berakselerasi jangan terlalu agresif.
"Berakselerasi secara halus. Ini adalah basic teknik eco drive. Pada saat mobil melaju, injak gas secara halus. Jangan agresif menginjak gasnya, gasnya diurut saja. Kalau sudah melaju, gas diangkat sedikit saja. Nanti kelihatan dari realtime konsumsi bahan bakar yang ada di MID akan semakin irit," kata Sugihendi.
Kedua hindari menahan posisi gigi. Untuk mobil dengan transmisi manual, gunakan posisi gigi sesuai dengan kondisi jalan. Ganti gigi secepat mungkin untuk menjaga RPM tetap stabil. "Kalau di transmisi manual untuk eco drive kita akan sering ganti gigi," ujar Sugihendi.
Lanjutnya, kalau matik, apalagi CVT, sistem CVT akan menyesuaikan dengan kecepatan dan kondisi jalan, termasuk habbit pengemudi.
"Kuncinya, RPM kita tahan di sekitar 2.000 RPM. Tapi kalau ada hambatan ya dilepas gas, jangan ditahan terus, nanti malah nabrak yang di depan," ujar Sugihendi.
Ketiga adalah mengantisipasi kondisi lalu lintas. Kondisi stop and go di tengah lalu lintas padat bakal membuat mobil lebih boros.
"Mobil lebih banyak mengonsumsi bahan bakar pada saat mobil diam dan mulai maju. Kalau stop and go susah kita mau eco drive. Tekniknya adalah kita harus antisipasi sama kondisi jalan. Kita harus lihat kondisi lalu lintas apakah ramai atau padat sekali, kuncinya adalah kita harus bersabar. Untuk mobil matik itu kita enggak perlu injak gas, cukup masuk transmisi D, angkat rem sudah bisa jalan sedikit," kata Sugihendi.
Usahakan menjaga jarak dengan kendaraan di depan untuk mendapatkan ruang mengerem. Pada kemacetan lalu lintas, injak pedal gas dengan sangat halus, dan segera angkat sedikit pedal untuk meminimalkan konsumsi bahan bakar.
Keempat, jangan letakkan kaki di pedal kopling untuk mobil manual. Hal ini dapat menyebabkan kopling aus lebih cepat dan boros bahan bakar.
"Kalau kita pakai mobil manual, jangan pernah menekan setengah kopling. Karena begitu menginjak setengah kopling, tenaga mesin akan terbuang, otomatis bahan bakar akan terbuang," kata Sugihendi.
Kelima pergunakan engine brake di saat yang memungkinkan untuk mengurangi kecepatan. Menurut Sugihendi, dengan engine brake maka pergerakan mesin menggunakan sisa tenaga yang ada.
"Secara teori, saat engine brake mesin kita idle, tidak ada bahan bakar yang masuk ke mesin. Murni mesin ini menggunakan sisa tenaga yang ada. Karena saat engine brake, meskipun RPM tinggi, si transmisi yang memutar mesin, bukan mesin yang memutar transmisi. Intinya engine brake dan tutup gas, kalau gas ditutup, bensin enggak masuk. Kalau langsung injak foot brake, kecepatan turun secara drastis. Kalau mau namah kecepatan lagi mau enggak mau kita injak gas lebih dalam. Tapi kalau pakai engine brake, begitu mau nambah kecepatan lagi kita hanya perlu injak gas sedikit. Jadi pakai engine brake dulu, kalau tidak cukup langsung injak foot brake sebagai rem utama," jelas Sugihendi.
Keenam tetap pertahankan kecepatan konstan. Semakin konstan kecepatannya, maka semakin efisien BBM.
"Jangan ngegas, ngebut, di depan ngerem. Tapi lebih baik konstan. Kalau kecepatan 100 km/jam, mau nambah 130 km/jam dia butuh bahan bakar banyak. Pertama karena bobot mobil, bobot penumpang dan barang-barangnya, dan dia juga harus melawan angin. Kalau anteng di kecepatan 80 km/jam atau 100 km/jam secara konstan, dia akan mereduksi penggunaan BBM dengan sendirinya. Makanya kalau mobil ada cruise control, lebih mudah eco drive," ujar Sugihendi.
Ketujuh Tips selanjutnya hindari mobil idle terlalu lama. Memang situasi tertentu harus ada idle, misalnya macet.
"Kalau jalan macet kan sering berhenti, mesin idle (stationer), AC hidup. Makin lama idle, otomatis bahan bakar akan cepat habis. Mungkin kalau mau maksain eco drive pada saat macet, berhenti lebih dari 1 menit, matikan mesin. Tapi kalau di Jakrta rasanya sulit ya," ujar Sugihendi.
Kemudian penggunaan temperatur AC. Disarankan menggunakan temperatur yang sesuai, tidak terlalu dingin untuk kabin.
"Karena AC kan menggunakan kompresor. Kompresor itu mengambil tenaga dari mesin. Kuncinya adalah semakin lama kompresor hidup, otomatis bahan bakar akan tersedot lebih banyak. Gimana caranya kompresor tidak hidup nonstop? Cukup temperaturnya enggak perlu diset sampai full. Cukup pada posisi setengahnya. Karena kan kita enggak perlu pakai AC terlalu dingin sampai mengiggil di dalam. Saya sering lihat ada mobil yang sampai kacanya berembun, itu berlebihan," ujar Sugihendi.
Indikator AC itu biasanya ada dua. Satu untuk mengatur blower, satu untuk mengatur temperatur. Menurut Sugihendi, blower tidak berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar. Ketika Anda mengeset blower ke paling besar pun tidak berpengaruh.
"Mau blower 1, 2, 3 itu tidak berpangaruh sama konsumsi bahan bakar. Yang pengaruh adalah termo switch. Kalau termo switch di posisi off, kompresornya akan mati, cuma fan doang. Sebaliknya kalau posisi on maksimal, kompresor akan selalu nyala, itu yang sampai mobil berembun, karena kompresornya selalu bekerja, tidak pernah berhenti. Idealnya kita sesuaikan saja, suhunya setengah atau mungkin sepertiga. Intinya adalah pada saat termo switch tidak full, kompresor akan ada jeda. Jeda ini akan membantu menambah jarak dari setiap liter bahan bakar," jelas Sugihendi.
Tips kesembilan adalah tutup jendela mobil saat kecepatan tinggi. Disarankan di atas 60 km/jam, tutup kaca jendela.
"Pernah enggak cobain jalan di atas 100 km/jam, tapi kaca terbuka? Pasti akan berisik. Yang berisik itu kan angin masuk. Ternyata angin masuk ini menghambat laju mobil," ucap Sugihendi.
Tips paling penting adalah Anda harus bisa mengontrol emosi. Untuk mencapai cara berkendara yang irit, jangan sampai bertindak agresif.
"Satu hal yang haram dalam eco drive adalah betindak agresif. Pada saat agresif, kaki kanan kita tidak bisa dikontrol. Kan eco drive adalah 50 persen mindset kita, bisa enggak kita mengemudi dengan santai, jaga jarak dengan yang di depan. Ternyata enggak semua orang bisa, makanya perlu latihan," ujar Sugihendi.
Terakhir, atau kesebelas jangan terburu-buru ketika berkendara. Kalau sudah terburu-buru, maka akan sulit untuk menghemat bahan bakar.
"Makanya kita harus selalu punya waktu yang cukup untuk mencapai tujuan. Berangkat lah lebih awal," tutup Sugihendi.
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah