Perjalanan sejauh ± 1500 KM dari Ibukota Jakarta menuju Sumatera Barat menggunakan Suzuki Grand Vitara (SGV), membuat mudik tahun 2015 ini menjadi sangat berkesan bagi pengendara yang terdiri atas tiga orang dewasa dan dua orang anak ini.
Karakteristik jalan yang beragam dapat dilalui dengan nyaman dengan keunggulan suspensi GV yang didukung dengan kaki-kaki yang didesain untuk menaklukan medan off-road.
Mau tahu perjalannnya seperti apa? Yuk kita simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Performa
foto: Dikhy Sasra
|
Membesut mobil dengan kecepatan 80 hingga 100 km/jam, penumpang nyaris tidak merasakan guncangan yang berarti. Ditambah elemen REM dengan teknologi ABS dan EBD, membuat SGV mampu menunjukkan totalitas karakter SUV-nya.
Suzuki Grand Vitara yang di import langsung dari Jepang ini bermesin mesin 2.4. Mesin 2.0 sudah dihilangkan oleh pihak Suzuki. Tapi untuk mesin 2.4 tetap sama dengan Grand Vitara generasi sebelumnya yang dibekali mesin berkapasitas 2.393 cc tipe J24B DOHC VVT, 4 silinder, 16 katup.
Dengan mesin tersebut mampu memuntahkan tenaga 166 PS pada 6.000 rpm dan torsi maksimum 225 Nm pada 4.000 rpm.
Perjalanan di tengah malam memasuki provinsi Palembang, pengendara menyusuri kecamatan Lahat, Tebing Tinggi, Lubuk Linggau, dengan topografi jalan yang berliku dan menanjak serta diselimuti hutan lebat.
Dengan kemampuan akselerasi SGV yang tidak terlalu istimewa, SGV tetap mampu melakukan manuver dengan baik dalam melewati medan jalan yang rawan kecelakaan dan “kejahatan” ini.
2. Perjalanan
|
Meskipun demikian, berada di tengah-tengah hutan sumatera yang masih pekat, tidak mengkhawatirkan penumpang, mengingat SGV dilengkapi dengan lampu HID Xenon yang memberikan penerangan jernih dan cerah.
Memasuki Provinsi Jambi, petualangan dimulai dari Kecamatan Muara Bungo menuju Dharmasraya (perbatasan Jambi dan Sumatera Barat). Di provinsi ini pengendara dimanjakan oleh kualitas infrastruktur jalan yang sempurna. Perjalanan selama 4 jam dipacu mulus dengan kecepatan rata-rata 120 KM/jam.
3. Interior
foto: Dikhy Sasra
|
Menapaki ranah Minang menuju Kota Payakumbuh sebagai kota tujuan pertama, pengendara menghadapi hambatan kemacetan arus pemudik yang ingin menuju tempat-tempat wisata dan hiburan di beberapa kawasan di kawasan Sumatera Barat. Ditunjang kabin yang luas, dan dimensi ruang yang proporsional dengan rata-rata ukuran tubuh orang Asia, penumpang mampu melewati kemacetan tanpa keletihan fisik yang berarti.
“Ujian terakhir” SGV ialah perjalanan menuju Maninjau yang tersohor dengan jalanannya yang berliku tajam dan ekstrim sebanyak 44 belokan. Daya jelajah SGV yang kuat, membuat lekukan jalan yang “seksi” menjadikan SGV seakan menari-nari di atas keindahan Danau Maninjau.
4. Kesimpulan
foto: Dikhy Sasra
|
Kecepatan ini harus “dibayar“ dengan konsumsi bahan bakar yang tinggi. Selama perjalanan ini pengendara harus mengisi bahan bakar setiap kali memasuki provinsi baru, dengan total pengeluaran sebesar Rp. 1.300.000.
Hal lain yang tidak sesuai harapan ialah ruang kabin untuk meletakkan barang-barang perjalanan memang memuaskan, namun keinginan untuk melakukan petualangan lintas Sumatra bersama-sama lebih banyak anggota keluarga, tidak dapat diwujudkan karena GV merupakan kendaraan five-seater.
Secara umum, perjalanan dengan GV merupakan perjalanan yang menyenangkan, karena GV ialah SUV dengan “rasa” sedan.
Halaman 2 dari 5
Komentar Terbanyak
Pajak Kendaraan Indonesia Salah Satu Tertinggi di Dunia, Masyarakat Dapat Apa?
Kesaksian Pemobil Lihat Ban Bocor Massal di Tol Cipularang
Tarif Parkir di Jakarta Mau Naik, Segini Bedanya dengan Kota Lain