Tanpa Bantuan, Penyandang Difabel Ini Keliling Indonesia Naik Motor

Tanpa Bantuan, Penyandang Difabel Ini Keliling Indonesia Naik Motor

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Jumat, 10 Jul 2015 10:39 WIB
Jakarta - Kekurangan secara fisik bukanlah hambatan bagi Shinta Utami. Sejak usia 4 tahun, dia sudah menderita polio. Tapi, hal itu tidak menghambat mimpi dia untuk menjelajah Indonesia.

Sejak duduk di bangku SMU, Shinta punya mimpi bisa traveling keliling Indonesia. Kali ini, wanita yang tinggal di Pekanbaru, Riau ini mulai menjelajah 34 provinsi menggunakan skuter matik (skutik) yang telah dimodifikasi menggunakan empat buah ban.

"Ini cita-cita saya dari SMA pengen traveling. Tapi kan waktu SMA enggak tahu caranya. Kalaupun terbang kan enggak bisa lebih eksplor. Jadi pengen travelling dari dulu," kata Shinta saat ditemui di lokasi pelatihan Rifat Drive Labs di Pondok Cabe, Tangerang Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah skutik Honda Scoopy miliknya dimodifikasi hingga memiliki empat roda, dia bisa memanfaatkan motornya. Awalnya, motor itu digunakan hanya untuk aktivitasnya di dalam kota.

"Sebelumnya enggak pernah naik motor. Jadi aku dari kecil sudah kena polio. Om aku yang modifikasi motor ini. Tapi aku yang cari di internet, cari-cari inspirasinya," katanya.

Saat ini, Shinta sudah menjelajah total 27 provinsi di Indonesia dan baru tiba di Jakarta. Setibanya di Jakarta, Shinta sudah menempuh perjalanan sepanjang 18.000 km. Dia berangkat dari Pekanbaru sejak 4 Oktober 2014 lalu dan baru sampai di Jakarta. Bahkan tak hanya Indonesia, Shinta juga sempat mampir ke Malaysia dan Brunei Darussalam.

"Saya start dari Pekanbaru, ke Jambi, Palembang, nyebrang ke Bangka, Belitung, ke Jakarta, Pontianak, Kuching, Shibu, Miri, Brunei, Kinabhalu, Sandakan, Tawaw, Tarakan, Tanjung Selor, Berau, Samarinda, Balikpapan, Palangkaraya, Banjarmasin, Batulicin, nyebrang ke Makassar, Bone, Kolaka, Toraja, Mamuju, Palu, Gorontalo, Manado, Bitung, Ternate, Sofifi, Sorong, Waisai, Raja Ampat, Sorong, Manokwari, Jayapura, Wamena, Ambon, Flores, Lombok, Bali, Jogja, Solo, Semarang, Bandung, dan sekarang sampai di Jakarta," beber Shinta.

"Nanti mau lanjut, tinggal Sumatera yang belum. Perkiraan finish-nya di Aceh," lanjutnya.

Tantangan demi tantangan sudah dihadapinya sampai tiba di Jakarta. Menurutnya, medan yang paling sulit adalah saat dia menjelajah Pulau Kalimantan.

"Kalimantan paling susah. Kalimantan itu ada jalan yang bagusnya, ada juga yang rusak parah. Jadi waktu itu ada jalan yang batu-batu besar. Motor aku sempat diangkut truk karena jalannya hutan dan enggak ada bengkel," ceritanya.

Perjalanan ini adalah impian Shinta untuk memecahkan Museum Rekor Indonesia (MURI). Selain itu, dia juga ingin menginspirasi bahwa kekurangan fisik bukanlah hambatan.

"Mau bikin rekor MURI, perjalanan terjauh yang ditempuh penyandang difabel dengan motor modifikasi. Sekalian mau menginspirasi," ucapnya.

Wanita berusia 30 tahun itu pun merasa bangga karena selama perjalanannya dia tidak dibantu siapapun. Selama perjalanan ini, tak ada satu pun sponsor yang mendukungnya.

Hanya, ada beberapa masyarakat Indonesia yang simpatik dan sempat beramah-tamah dengan dia. Shinta juga mengaku tak suka dengan pengawalan siapa pun. Sebab, kata dia, kalau dikawal dirinya tidak bisa mengeksplor Indonesia sesuka hatinya.

"Nanti kalau dikawal akunya yang enggak enak sama pengawalnya. Kan aku suka tiba-tiba belok ke mana kalau ada yang menarik. Takutnya yang ngawal malah enggak suka," akunya.

Kini, masih ada 7 provinsi Indonesia yang siap dieksplor Shinta. Diperirakan, satu bulan ke depan dia sudah finish di Aceh.

Usai menjelajah Indonesia, mimpi Shinta tidak berhenti. Dia juga ingin mengeksplorasi negara-negara di Asia Tenggara. Namun, kalau mengandalkan skutiknya saja, Shinta tak sanggup. Masalahnya adalah pada tangki bahan bakarnya yang minim.

"Kalau motor matik kayak gini kan tangkinya kecil. Jadi aku agak-agak khawatir kalau di tengah jalan bensinnya habis. Selama keliling Indonesia aku bawa jeriken 5 liter untuk jaga-jaga. Tapi kalau aku dekat-dekat orang yang ngerokok aku takut karena ini kan bensinnya di luar," katanya.

Makanya, penulis blog limitedwithoutlimits.com ini ingin mencari sponsor untuk mendukung perjalanan jelajah Asia Tenggara. Dia bermimpi, bisa menggunakan motor sport touring yang dimodifikasi sehingga perjalanannya akan semakin nyaman.

"Kalau ada sponsor aku pengin lanjut trip Asia Tenggara. Aku penginnya motor kopling soalnya tangkinya besar. Aku belum pernah sih naik motor kopling, tapi katanya kalau buat touring enak," katanya.



(rgr/ddn)

Hide Ads