"Mark adalah perancang mobil kecil Agya (Toyota) dan Ayla (Daihatsu). Suatu karya yang luar biasa," kata Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto saat memperkenalkan kedua mobil mungil tersebut.
Wajar bila pujian itu dilontarkan, karena Mark tak mewujudkan karyanya dengan mudah. Alumnus Jurusan Desain Produk Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember itu harus menyisihkan tiga finalis dari Italia, Prancis, dan Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski digelar oleh Daihatsu Indonesia, dalam proses penjurian, hasil karya tiap finalis tak disebutkan milik siapa. Bahkan para juri juga meminta masukan dari masyarakat untuk menilai konsep mana yang paling mereka sukai.
Hasilnya, hasil karya Mark dan timnya menjadi pilihan favorit masyarakat. Ihwal kunci keunggulan konsepnya, Mark menyebut hanya mencoba memahami apa keinginan serta kebutuhan orang Indonesia, plus kondisi lingkungan dan sosial ekonomi mereka.
"Itulah sumber inspirasi yang tak pernah kering bagiku," ucapnya.
Kini, setelah tiga tahun mengerjakan proyek konsep Ayla dan Agya itu, Mark boleh berbangga. Sebab, mobil tersebut bakal menjadi ikon mobil murah yang bergaya bagi Toyota dan Daihatsu. Hebatnya, bukan hanya di Indonesia, tapi juga internasional.
"Mobil ini memang mobil murah, tapi bukan murahan. Sebuah karya yang patut mendapat apresiasi," ujar Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor Sudirman Maman Rusdi.
Selain itu, ada dua warga Indonesia yang namanya moncer dalam urusan desain otomotif, yakni Christian Lesmana dan Donny Adhi Yuwono.
Chris, sapaan akrab Christian, adalah desainer eksterior mobil hatchback Volkswagen (VW) Beetle keluaran teranyar atau model 2013.
Bahkan pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 15 Maret 1969, yang pernah mengenyam pendidikan di Jurusan Desain Produk (1998-1991) Institut Teknologi Bandung itu kini menduduki jabatan mentereng di Volkswagen AG: senior exterior designer.
Ia bekerja keras untuk meraih keberhasilan itu. Demi cita-citanya menjadi seorang desainer jempolan, ia bertekad kuliah di Hochschule fΓΌr Gestaltung di Pforzheim (1993-1997) dan meninggalkan kuliah di ITB yang telah empat tahun dijalaninya.
"Hanya, di situ (Pforzheim) saya bisa belajar desain mobil, menjadi desainer (mobil) adalah cita-cita saya," katanya.
Kegemilangan Chris merancang eksterior VW Beetle membuat pabrikan asal Jerman itu kembali mempercayainya merancang eksterior mobil kecil VW lainnya, VW Up. Lagi-lagi mobil mungil itu membetot perhatian publik. Itulah bukti tangan dingin Chris.
Sementara itu, Donny, pada 200-2002 didapuk sebagai perancang eksterior Toyota Kijang Innova oleh Toyota Motor Corporation, Jepang.
Alumnus Jurusan Desain Produk ITB itu juga tercatat sebagai desainer di Toyota Racing Development, sebuah divisi khusus Toyota yang mengerjakan ubahan khusus bagi mobil Toyota. Berkat sentuhan tangan dinginnya, banyak mobil Toyota berlabel TRD yang disukai konsumen.
"Innova adalah produk global. Saya bersyukur bisa menjadi bagian darinya," ujarnya.
Seperti halnya Mark dan Chris, Donny mengaku sederet keberhasilannya tidak datang begitu saja. Mencintai pekerjaan sepenuh hati, tulus mengerjakan, dan memahami serta mengerti kebutuhan orang lain adalah kunci keberhasilan tersebut.
Artikel ini telah hadir di Harian Detik edisi Minggu 30 September 2012. Klik link berikut untuk membaca artikel Harian Detik lainnya.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat