Pabrikan Jepang berlogo garpu tala tersebut, seolah ingin menunjukkan pesona varian matik teranyarnya, Yamah Xeon, di tengah keramaian, sekaligus memamerkan handling dan performanya membelah kemacetan.
Spesifikasi Teknis
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MesinΒ Β Β | 4 Langkah, SOHC, Berpendingin Cairan |
Volume SilinderΒ | 124 cc |
TransmisiΒ Β | CVT Otomatis |
Daya MaksimumΒ | 8,05 kW / 8.500 RPM |
Torsi Maksimum | 10,1 Nm / 7.000 RPM |
Kapasitas Tangk | 4,1 Liter |
HargaΒ Β Β Β Β Β Β Β | Rp 15,5 juta |
Dari tampilan, Xeon memang lebih segar dan dinamis dibandingkan Mio Soul yang masih terlihat serba membulat.
Garis-garis tajam pada desain Xeon membuat motor ini benar-benar terlihat sporty.
Pada tengah batok kepalanya, kedua lampu senja mengapit air flow, yang dipertegas dengan desain dua lampu utama yang menyatu dengan sein, sehingga tampilan Xeon lebih stylish.
Mesin dinyalakan, getaran mesin khas motor matik sedikit saja terasa. Dan meskipun terlihat gambot, namun Xeon terasa ringan meski ditopang hanya dengan satu kaki.
Saatnya selongsong gas diputar, dan Yamaha membuktikan peningkatan akselarasi pada Xeon dibandingkan varian matik sebelumnya, terutama karena ruang bakarnya yang menjadi 125 cc.
Selain teknologi forged piston berbahan alumunium, yang bobotnya 30 persen lebih ringan daripada piston biasa, mesin 125 cc SOHC Xeon juga sudah didukung pendingin cair, jadi suhu mesin lebih stabil.
Sehingga, mulai dari putaran bawah 40 km per jam sampai 90 km per jam, tenaga Xeon seperti tidak pernah habis, dan terus bisa diajak berakselarasi, meskipun untuk menggapai topspeed 110-115 km per jam agak sedikit berat.
Yamaha juga melakukan revisi pada suspensi Xeon yang diset sedikit lebih keras, sehingga jalan raya yang padat di Bali diakhir pekan, serta kelokan sempit pun menjadi mudah ditaklukan.
Meskipun memang, kelincahan Xeon yang stabil dan asik diajak meliuk-liuk tersebut, harus dibayar dengan redaman terhadap permukaan jalan bumpy yang sedikit lebih keras.
Hanya saja, YMKI sepertinya harus melakukan revisi terhadap desain dan posisi spion Yamaha Xeon yang terlalu ke dalam, sehingga pandangan ke belakang menjadi sempit.
Setelah diatur-atur posisinya pun, paling banyak, gambaran kondisi di belakang hanya bisa terlihat seperempat dari luas kaca spion saja, sehingga area blind spotnya masih terbilang banyak.
Mungkin tadinya Yamaha Xeon dimaksudkan untuk meluncur di perkotaan yang padat, sehingga dengan posisi spion yang tidak terlalu melebar, bisa menyelip-nyelip tanpa takut bersentuhan dengan mobil atau kendaraan lain.
detikOto menyukai performa dan handling dari Xeon yang lincah dan stabil, tetapi memberikan pekerjaan rumah untuk Yamaha agar merevisi posisi spionnya, karena keselamatan harus menjadi prioritas dong.
(bgj/ddn)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar