Di ajang itu, Fadli berhasil menjadi yang terdepan dengan catatan waktu 24 menit 13 detik. Fadli pun merayakannya dengan menyapa pendukungnya di tribun Sirkuit Sentul sesaat setelah melewati garis finish. Namun sayang, disaat itu juga dirinya mengalami insiden dengan pembalap Thailand, Jakkrit Sawangswat.
Fadli yang berada di sisi kanan lintasan dengan kecepatan rendah tertabrak Jakkrit dari belakang. Akibatnya cukup fatal, bahkan membuat keduanya harus dilarikan ke rumah sakit. Singkat cerita, akibat insiden itu Fadli harus kehilangan kaki kirinya. Sekaligus membuatnya berhenti menjadi seorang pembalap motor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada satu quote yang benar-benar tertanam dalam diri saya. Itu adalah kalau saja daun yang jatuh sudah ditakdirkan sama Allah, sama tuhan, apalagi kita di dalam kehidupan yang benar-benar manusia makhluk yang paling sempurna itu pasti sudah ditakdirkan abcd nya," cerita Fadli.
"Jadi kita tidak usah takut untuk melakukan hal-hal apapun selama hal itu positif. Yang saya lakukan, misalkan olahraga berisiko tinggi, balapan. Kalau pada saat balapan ya menang, kalau jatuh ya jatuh. Tapi ketika ada cobaan, pasti mengalami seperti ini. Mungkin, setiap orang mengalami cobaan yang berbeda-beda dari situlah mental saya bangkit dan kita tidak perlu takut apapun. Hadapi saja. Dan ketika kita dikasih ujian, dalam sekolah pun ada naik kelas," jelas Fadli.
"Dalam kehidupan ya naik tingkat. dan terbukti, saya dikasih ujian enam bulan di rumah sakit perawatan. Tiduran tidak bisa duduk tidak bisa jalan tidak bisa berbuat apa-apa. Kayak orang hidup segan mati tak mau. Jadi benar-benar menderita banget. Tapi dalam keadaan itu saya yakin badai pasti berlalu," tambah Fadli.
Ia pun benar-benar sudah berdamai dengan keadaan. Kecelakaan dua tahun lalu tak lagi menghantui dan menyeretnya dalam keputusasaan. Bukti nyata adalah keberanian Fadli terus berlatih di sirkuit Sentul tempat ia kehilangan kaki kirinya.
"Sekarang saya pegawai negeri di Kemenpora saya dapat bonus di jalur prestasi. Kedua, balap sepeda, ketiga balap mobil, keempat saya masih jadi pelatih di AHRT, dan saya punya sekolah balap sendiri 43 racing school, kemudian seperti acara saat ini saya menjadi motivator," tutur Fadli.
"Intinya tidak usah putus semangat ketika di kasih ujian, ketika itu datang ke kita harus ikhlas," jelasnya.
Saat ini Fadli masih memiliki mimpi untuk dapat mengikuti ajang Paralympic di Jepang tahun 2020. Sosok Fadli menggambarkan bahwa juara sejati tak hanya mereka yang memiliki prestasi tetapi juga mereka-mereka yang bisa memberi inspirasi. (riar/dry)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar