Bos 3 raksasa mobil, Nissan-Renault dan Mitsubishi, Carlos Ghosn sudah ditangkap aparat Jepang. Terus bagaimana nasib aliansi 3 perusahaan mobil itu?
Ghosn merupakan arsitektur aliansi strategis Renalt, Nissan dan Mitsubishi. Aliansi membuat 3 merek itu berhasil mengalahkan nama besar di dunia otomotif seperti Volkswagen, Toyota dan General Motors (GM).
Jika biasanya eksekutif dalam sebuah aliansi melaporkan hasil kerja mereka pada CEO berbeda, namun di aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi, hanya melapor ke satu orang, yakni Ghosn sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketiga produsen mobil itu berbagi kepemilikan saham. Renault memiliki 43,5 persen saham di Nissan, sedangkan Nissan memiliki 15 persen saham Renault. Mitsubishi sebanyak 34 persen sahamnya dimiliki oleh Nissan.
Setelah Ghosn ditangkap, banyak spekulasi soal masa depan aliansi ini. Bagaimana ketiga perusahaan bereaksi terhadap kasus ini dan membuat jalan keluar. Sejauh ini, memandang kasus Ghosn, ketiga perusahaan mengambil langkah berbeda. Nissan dan Mitsubishi sepakat melengserkan Ghosn dari semua posisinya, sementara Renault masih mempertahankan Ghosn sebagai CEO dan Chairman.
Meski begitu, sampai saat ini, ketiga produsen masih sepakat membentuk aliansi. Mereka belum berniat untuk merdeka. Mereka malah bisa rontok kalau aliansi bubar.
Industri otomotif saat ini tengah dalam tekanan untuk mengembangkan mobil listrik dan mobil otonom. Dalam hal mobil otonom, perusahaan teknologi juga tengah mengembangkannya.
AS Bisa Ikut Selidiki Ghosn
Sementara itu aparat Amerika Serikat bisa saja ikut menyelidiki Ghosn dalam kasus ini. Meski Nissan dan Renault merupakan perusahaan asing, saham mereka diperdagangkan secara tidak langsung melalui American Depositary Receipts, atau ADR. Untuk mendapatkan ADR, bank membeli saham perusahaan asing dan menerbitkan sertifikat untuk mendeteksi pergerakan saham perusahaan. Investor Amerika bisa memperdagangkan sertifikat ini seperti produk sekuritas lainnya.
"Itu bisa membuka jalan bagi Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) untuk ikut menyelidiki," ujar mantan penyelidik SEC David Chase.
Jika manipulasi keuangan Ghosn mempengaruhi laporan keuangan Nissan/Renault yang informasinya. dipakai investor Amerika maka bisa menjadi dasar untuk tuntutan hukum pada Ghosn.
(rip/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?