Namun dirinya merasa hal tersebut bukan suatu keistimewaan, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan baik dan benar.
"Nggak ada rasa istimewa sih sebenarnya kalau saya bilang itu amanah. Artinya gini, memang kebetulan kan saya satu dari mungkin jumlahnya hanya ada 100 orang di dunia, yang mungkin jadi trainer BMW itu yang ada di bawah BMW M division, BMW driving experiance," tuturnya saat disambangi detikOto, di Utan Kayu, Jakarta, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan hanya 100 orang dari seluruh dunia yang menjadi BMW Driver Trainer, pria yang juga sebagai penggagas sekaligus pebalap BMW Team Astra itu merasa mendapat tanggung jawab yang harus dikerjakan.
"Kebetulan saya salah satu dari segelintir ini, dan kebetulan saya satu-satunya orang Indonesia, covering untuk wilayah Asia juga, saya bersama teman-teman instruktur lainnya," ungkap Gerry.
Untuk menjadi seorang instruktur pun dikatakan Gerry tidak sembarangan. Ada beberapa syarat yang harus dimiliki oleh BMW Driver Trainer. Dari syarat-syarat tersebut ada dua hal utama yang harus dimiliki yakni aktif di dunia otomotif dan punya pengetahuan yang mumpuni tentang mobil.
"Karena memang salah satunya selama menjadi instruktur atau trainer dia harus aktif di dunia otomotif, itu adalah salah satu backgorund-nya, karena yang namanya skill, reflek, itu harus selalu tejaga supaya dia bisa terus keep up untuk memberikan instruksi, apalagi umur tambah jadi kalau kita nggak maintenance terus akan kurang ideal, itu salah satunya. Knowledge tentang kendaraan itu tidak hanya sebatas apa yang ada di kendaraan kita tapi teknologi-teknologi apa yang ada di kendaraan tersebut," terangnya.
"Terutama teknologi baru. Jadi kita harus terus update, apalagi sekarang perkembangan teknologi di mobil cepat ya, jadi ketika ditanya kita bisa jelasin," tambah Gerry.
Selain dua hal utama itu, menjadi trainer juga harus bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang lain. Juga harus punya ide segudang saat harus membuat sebuah acara.
"Juga improvisasi, karena hampir setiap event yang kita bikin mungkin nggak selalu sama, jadi kita harus selalu improvisasi. Misalnya saya harus buat event buat media drive Jakarta - Surabaya, besoknya beda lagi dan lain sebagainya," lanjutnya.
(khi/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah