Saat naik bajaj, Artidjo ditolak masuk lewat gerbang depan gedung Mahkamah Agung (MA). Padahal, ia hakim agung di situ. Artidjo tak habis akal. Ia memilih masuk lewat pintu gerbang samping.
Setelah berbulan-bulan, Artidjo mengajak 'teman' kontrakannya Ari untuk diantar membeli mobil. Ia mendapat Rp 60 juta dari MA untuk membeli mobil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Katanya jangan mobil bekas, harus baru," ujar Artidjo menegaskan.
Ari sempat 'ngerjain' Artidjo ke showroom mobil mewah dan menunjuk mobil Hummer. Artidjo marah dan mereka mencari ke tempat lain. Akhirnya Artidjo bisa membawa pulang Chevrolet Spark warna perak. Artidjo menambah uang Rp 20 juta dari tabungannya.
![]() |
Ari kemudian diberi uang Rp 1 juta untuk belajar nyetir mobil dan Rp 1 juta untuk membuat SIM. Ari akhirnya menjadi sopir pribadi hingga Artidjo pensiun.
Pada 2007, Artidjo mendapatkan mobil dinas Toyota Altis. Dua tahun setelahnya, Artidjo mendapat fasilitas mobil Toyota Camry. Sejak saat itu pula, Artidjo pindah dari kontrakan kumuh ke apartemen yang dikhususkan bagi pejabat negara di Kemayoran.
![]() |
Adapun Ari awalnya digaji Artidjo Rp 800 ribu ditambah uang makan Rp 20 ribu/hari. Akhirnya Ari diangkat menjadi karyawan honorer MA. Namun Artidjo masih memberi Ari uang harian Rp 50 ribu/hari. (asp/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Motor Boleh Wara-wiri di Jalan Tol Malaysia, Gratis