Segitiga Pendorong Revolusi Industri Otomotif

Catatan Pengendara

Segitiga Pendorong Revolusi Industri Otomotif

Carlos Ghosn - detikOto
Selasa, 13 Des 2016 11:50 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Teknologi di industri otomotif terus berkembang. Berbagai inovasi ada yang mengganggu atau merusak pasar yang ada namun menciptakan pasar yang baru (disruptive technology).

Di Industri otomotif teknologi yang merusak pasar itu seperti sebuah segitiga. Sisi segitiga yang mengganggu pasar, pertama elektrifikasi, mobil tanpa sopir dan teknologi konektivitas. Segitiga ini memaka industri otomotif global untuk memikirkan kembali bagaimana kami akan beroperasi di masa depan dan bagaimana kita akan menggunakannya.

Jika kita bisa melakukannya dengan benar, teknologi yang dikembangkan dan diuji hari ini akhirnya bisa menyediakan sebuah dunia dimana orang bisa berpindah dengan lebih efisien, aman dan bersih, dengan lebih terjangkau dan dengan berbagai cara. Teknologi ini bisa memperbaiki kualitas hidup miliaran orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada 3 faktor utama yang mendorong revolusi teknologi di industri otomotif ini:

1. Pertumbuhan populasi

Diperkirakan bahwa pada tahun 2030, 60 persen dari populasi dunia akan tinggal di daerah metropolitan, atau megacities. Kota ini memiliki penduduk lebih dari 10 juta orang dan terus meningkat. Itu berarti akan lebih banyak kemacetan polusi dan penggunaan energi.

2. Perubahan iklim

Memerangi perubahan iklim adalah misi utama dari generasi kita, terutama bagi kita dalam industri otomotif. Pemerintah di berbagai negara kian mengetatkan standar emisi untuk memenuhi target yang ditetapkan oleh perjanjian perubahan iklim Paris tahun 2015.

Dan dengan menggunakan sistem penggerak yang canggih, dalam kendaraan listrik pada khususnya, dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim.

3. Inovasi Cepat

Kita berada dalam era yang luar biasa, dengan kemajuan teknologi yang cepat, yang mengganggu model bisnis lama dan memaksa industri untuk mengubah. Industri otomotif global tidak terkecuali. Saya berharap untuk melihat lebih banyak perubahan dalam lima tahun ke depan daripada dalam 20 terakhir.

Meski mengganggu pasar, tiga kekuatan teknologi di atas tadi yakni elektrifikasi, berkendara otonom dan konektivitas juga mendatangkan peluang luar biasa.

Kendaraan listrik menawarkan cara yang paling cepat dan terjangkau untuk mengurangi emisi CO2 dan mengurangi pencemaran udara. Kami berada di titik balik hari ini, di mana mobil listrik menjadi pilihan bagi lebih banyak pengendara.

Baterai menjadi lebih terjangkau, mobil listrik jadi bisa berjalan lebih jauh, dan infrastruktur pengisian baterai yang kian berkembang.

Sebagai tambahan kian banyak produsen mobil yang akan meluncurkan mobil listrik, yang akhirnya akan menstimulasi minat dan permintaan masyarakat akan mobil listrik.

Penjualan mobil listrik secara global naik 60 persen tahun lalu, menjadi 450.000 unit. Atau naik 50.000 unit dibanding tahun 2011. Meski persentase mobil listrik di jalanan masih rendah, mobil listrik masih bisa tumbuh karena orang akan mengenali bahwa mobil listrik bisa memenuhi kebutuhan mereka.


Segitiga Pendorong Revolusi Industri OtomotifFoto: REUTERS/Mark Blinch

Faktanya dalam sebuah studi oleh McKinsey & Co dan Bloomberg New Energy Finance memprediksi mobil listrik porsinya akan mencapai 2 per tiga dari semua mobil di jalanan pada tahun 2030. Mobil listrik akan menjadi pilihan masyarakat di kota yang paling padat penduduknya dan kota yang berpenghasilan tinggi di seluruh dunia.

Mobil juga menjadi semakin terhubung, cerdas dan semakin pribadi, hampir semua mobil baru akan terhubung ke Internet pada tahun 2025. Sama seperti ponsel Anda menjadi smartphone dengan koneksi internet, mobil kami juga akan menjadi lebih cerdas.

Banyak mobil sudah sedang dilengkapi dengan aplikasi peringatan bahaya dan fitur keamanan aktif yang bergantung pada konektivitas. Dan konektivitas membuka berbagai layanan dalam mobil dan fitur. Misalnya, pengendara juga akan dapat segera membayar parkir atau tol dengan sentuhan sederhana layar dashboard mereka.

Demikian juga, fitur berkendara otonom mulai masuk ke kendaraan, sebuah tren yang akan terus selama beberapa tahun ke depan. Musim panas lalu, Nissan meluncurkan Serena baru di Jepang dengan sistem opsional untuk satu lajur di jalan raya.

Ketika diaktifkan, sistem sensor canggih membuat mobil tetap berada jalurnya dengan membaca marka jalur dan mengendalikan kemudi sementara itu secara otomatis mengatur jarak antara kendaraan Anda dan satu di depan Anda.



Fitur ini sudah populer. Sejauh ini, 60 persen dari pemesan mobil meminta untuk dipasangkan fitur itu. Ke depan fitur ini akan dipasang di mobil Nissan yang lain.

Renault-Nissan Alliance telah berkomitmen untuk meluncurkan 10 model dengan teknologi mobil tanpa sopir pada tahun 2020.

Langkah berikutnya adalah teknologi yang memungkinkan mobil secara otomatis untuk berkendara di jalan raya multilajur dan perubahan lajur pada tahun 2018, dan akhirnya mengemudi otonom di lalu lintas kota, termasuk persimpangan, pada tahun 2020.

Kami berencana menyediakan teknologi ini pada berbagai kendaraan untuk diproduksi massal, bukan hanya pada mobil premium.

Itu karena teknologi mobil otonom sangat menjanjikan untuk membuat berkendara jauh lebih aman, mengingat bahwa sebagian besar kecelakaan lalu lintas diakibatkan oleh kesalahan pengemudi.

Melihat sedikit lebih jauh ke masa depan, kami akan mampu memproduksi mobil yang dapat beroperasi dengan aman tanpa sopir sama sekali.



Bayangkan potensi mobil listrik tanpa pengemudi di jalanan kota yang ramai, atau taksi robot yang memberikan mobilitas on demand dengan cara yang jauh lebih murah, lebih efisien, lebih aman dan bisa saling berbagi untuk mengurangi jumlah mobil di jalan-jalan kota.

Pemerintah akan memiliki peran penting dalam membuka jalan untuk mobil tanpa sopir. Pemerintah harus menetapkan peraturan yang jelas konsisten dan prosedur pengujian untuk memastikan keamanan. Pemerintah AS misalnya baru-baru ini mengeluarkan kebijakan federal mengenai mobil otonom, dan ini adalah langkah yang baik.

Dalam mempersiapkan masa depan seperti ini, Renault-Nissan sudah berpartisipasi dalam berbagai diskusi, membentuk kemitraan, berpartisipasi dalam pengetesan dengan perusahaan teknologi, start up, pemasok otomotif tradisional, agen pemerintah dan pemain lain yang terkait untuk merealisasikan teknologi masa depan ini.

Ini merupakan saat yang menarik buat industri ini, segitiga teknologi yang merusak tadi mewakili pergeseran dalam bagaimana kita mengelola transportasi, untuk meningkatkan kualitas hidup miliaran orang di seluruh dunia.

Carlos Ghosn
CEO Nissan-Renault

(ddn/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads