Seperti diwartakan Automotivenews Europe, Selasa (31/3/2015), pria berusia 46 tahun itu ditugasi Chief Executive Officer Nissan, Carlos Ghosn, bukan sekadar mengembalikan keharuman nama Datsun seperti sebeluma 1980-an. Memang, nama Datsun masih melekat kuat di ingatan mereka yang berusia tertentu pada era 1970-an.
Namun tak demikian dengan konsumen di Eropa dan Amerika Serikat. "Ini lebih dari sebuah ironi, bahwa kita tidak akan kembali ke sana," tutur ayah tiga orang anak itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Carlos Ghosn sendiri meminta Cobee untuk membangun positioning Datsun sebagai mobil dengan harga terjangkau bagi konsumen di negara-negara berkembang.Β
Jika pabrikan lain menggelontorkan mobil besar dengan margin keuntungan yang tinggi ke pasar, Datsun fokus ke produk yang dijual dengan harga kurang dari US$ 7.000 atau sekitar Rp 91 juta.
Paralel dengan strategi itu, Datsun juga menempuh cara produksi di pasar yang dituju dengan menggandeng mitra setempat. Selain itu, format mobil pun disesuaikan dengan selera maupun kebutuhan konsumen setempat. Ini telah terbukti di Rusia, Indonesia serta India.
βApa yang penting bagi konsumen India? Ini ruang interior, bentuk kompak eksterior, harga, styling, ekonomi bahan bakar, keandalan, ukuran mesin dan hanya itu," kata Cobee. "Tapi apa yang penting di Indonesia? Tempat duduk tujuh penumpang,β ujarnya.
Begitu pun dengan Rusia. Kecepatan yang tinggi, isolasi getaran, dan kemampuan untuk menahan dingin alias penghangat ruangan.βTentu saja penghangat adalah hal yang tidak penting di Indonesia. Jadi, mengapa Anda akan membuat satu model untuk semua pasar?" tanyanya.
Tak hanya itu. Tantangan yang dihadapi Cobbe juga termasuk budaya. Di India misalnya, proses pembelian mobil bagi seseorang didasari oleh informasi dari mulut ke mulut atau rekomendasi teman dan media sosial tentang sosok mobil yang akan dibeli.
βItu adalah tradisi, Datsun harus bersamaan menghadapi tantangan ini,β kata Cobee.
Tantangan lainnya adalah kinerja penjualan. Dalam waktu 10 bulan pertama, meski sambutan konsumen cukup positif, namun Datsun hanya terjual sekitar 13.000 unit di negara itu, padahal targetnya 50.000 unit per tahun.
Kini Cobee ingin menambah jumlah diler menjadi 340 unit dari yang ada saat ini yang sebanyak 150 unit.
Optimisme Cobbe cukup beralasan. Sebab, di Rusia Datsun yang menggunakan nama lokal DO cukup gemilang. Hanya dalam waktu tujuh pekan mobil ini terjual 5.000 unit dan menjadi mobil populer ke tujuh di negeri itu.
(arf/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?