Untuk membuat Toyota sebesar sekarang, tentunya perlu sebuah langkah yang revolusioner dari seorang CEO. Johnny pun tak peduli jika disebut sebagai CEO 'gila'.
Berikut beberapa aksi 'gila' Johnny yang detikOto rangkum dari buku 'Kiprah Toyota Melayani Indonesia 2002-2014' terbitan Kompas Gramedia.
|
1. 'Berani' dengan Orang Jepang
|
Dalam 5 tahun pertama menjabat sebagai Presdir PT Toyota-Astra Motor Johnny tak jarang bolak-balik ke Jepang untuk meyakinkan orang Jepang.
"Akhirnya mereka respek terhadap saya. Saya tetap teruskan agenda kunjungan seperti itu hingga sekarang," ujar Johnny dalam buku tersebut.
1. 'Berani' dengan Orang Jepang
|
Dalam 5 tahun pertama menjabat sebagai Presdir PT Toyota-Astra Motor Johnny tak jarang bolak-balik ke Jepang untuk meyakinkan orang Jepang.
"Akhirnya mereka respek terhadap saya. Saya tetap teruskan agenda kunjungan seperti itu hingga sekarang," ujar Johnny dalam buku tersebut.
2. Membuat Taksi Pertama Toyota
|
Taksi itu kemudian dinamakan Limo untuk mempertahankan image dari sedan Soluna. Meski sempat mendapat protes dari Toyota sendiri dan pengguna Soluna, Johnny tetap melanjutkannya dan akhirnya hal itu berbuah manis.
"Itu sejarah Toyota mau masuk ke Taksi. Sekarang ada Limo khusus untuk taksi, itu gara-gara Toyota Indonesia," ujarnya.
2. Membuat Taksi Pertama Toyota
|
Taksi itu kemudian dinamakan Limo untuk mempertahankan image dari sedan Soluna. Meski sempat mendapat protes dari Toyota sendiri dan pengguna Soluna, Johnny tetap melanjutkannya dan akhirnya hal itu berbuah manis.
"Itu sejarah Toyota mau masuk ke Taksi. Sekarang ada Limo khusus untuk taksi, itu gara-gara Toyota Indonesia," ujarnya.
3. Teori Kuda untuk Penjualan Toyota
|
"Waktu itu saya pakai teori kuda, kuda itu kalau dikasih rumput di depannya, larinya tidak tanggung-tanggung," ujar Johnny.
Rumput itu adalah insentif untuk para tenaga penjual. Jika target penjualan 500 unit dan tenaga penjual bisa membukukan 600 unit maka ada tambahan keuntungan buat si tenaga penjual.
Johnny pun tak ragu mendatangi para tenaga penjual yang mencetak rekor dan mengajak mereka makan malam dan berfoto bersama. "Mereka jadi termotivasi dengan cara seperti itu," ujarnya.
3. Teori Kuda untuk Penjualan Toyota
|
"Waktu itu saya pakai teori kuda, kuda itu kalau dikasih rumput di depannya, larinya tidak tanggung-tanggung," ujar Johnny.
Rumput itu adalah insentif untuk para tenaga penjual. Jika target penjualan 500 unit dan tenaga penjual bisa membukukan 600 unit maka ada tambahan keuntungan buat si tenaga penjual.
Johnny pun tak ragu mendatangi para tenaga penjual yang mencetak rekor dan mengajak mereka makan malam dan berfoto bersama. "Mereka jadi termotivasi dengan cara seperti itu," ujarnya.
Halaman 2 dari 8
Komentar Terbanyak
Momen Anies Baswedan Mau Isi BBM di SPBU Shell, tapi Stok Kosong
Ramai Ditolak SPBU Swasta, Apa Dampak Kandungan Etanol pada BBM untuk Mobil-Motor?
Indonesia Ribut BBM Etanol 3,5%, Toyota: Di Luar Negeri Sampai 85-100%