Sehari Jadi Sopir Wamen ESDM

Sehari Jadi Sopir Wamen ESDM

- detikOto
Selasa, 24 Apr 2012 17:11 WIB
Jakarta - Tak mau banyak berwacana. Prinsip itu yang kami kenang dari sosok almarhum Widjajono Partowidagdo. Saat pejabat lain masih berwacana soal pembatasan BBM. Widjajono sudah beraksi dengan menggunakan mobil berbahan bakar gas.

detikOto pun sempat menjadi sopir dadakan Pak Wid saat ingin menjajal mobilnya.

"Hallo Pak Widjajono, kita sudah janjian mau test drive mobil gas milik bapak," ujar detikOto di sambungan telepon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oke, dateng langsung ke kantor dan temui driver saya di parkiran," sahut Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo.

Dan siang itu, detikOto langsung meluncur ke Gedung ESDM di Jalan Medan Merdeka Selatan No 18, Jakarta.

Sesampainya, di sana bertengger sebuah mobil Honda Civic BBG beserta sopir pribadi dengan pakaian safari cokelat.

Sopir pun langsung menerangkan kondisi mobil Jepang yang sudah dimodifikasi pada saluran pembakaran dengan menggunakan converter kit BBG.

Dan disaat detikOto asyik menyimak perkataan sopir yang setia menemani Wamen ESDM itu, tiba-tiba datang pria gondrong berbaju batik warna cokelat yang tak lain adalah Wamen ESDM.

"Bagaimana mas, sudah melihat-lihat mobilnya," tanya Pak Wid.

Kami langsung mengobrol soal efektivitas mobil gas. Pak Wid sempat mengutarakan keinginannya mewujudkan mobil bahan bakar gas di Indonesia sebagaimana yang ia utarakan sebelumnya. "Ini kalau didukung bakal sukses," ucapnya.

Hari pun kian siang. Tepat pukul 11:00 WIB. Wamen ESDM mengajak detikOto mencoba langsung berada di balik kemudi Honda Civic. Kebetulan hari itu adalah hari Jumat. Pak Wid ingin menunaikan salat Jumat dulu di Diklat ESDM di Jalan Gatot Subroto.

Kemudi pun langsung diambil alih, sementara sopir pribadi Pak Wid duduk di sebelah, sedangkan Wamen ESDM duduk di belakang. Mobil lantas melaju dengan kecepatan sedang. Tak jarang mobil dipacu lebih cepat untuk merasakan performa mesin. "Dicoba saja mas mobilnya, biar tahu performanya," tutur Pak Wid sambil tidur-tiduran di kursi belakang mobilnya.

Ketika dibejek, Wamen ESDM kala itu benar-benar tidak berkomentar apa-apa. Dirinya mempersilakan detikOto memacu mobil sekencang-kencangnya agar bisa dijadikan referensi dalam penulisan.

Pembicaraan ringan tercipta di dalam kabin mobil Honda Civic dambaan Wames ESDM. Guru besar ITB itu mencoba mengenang saat-saat masa SMA dan kuliah serta sebelum menjabat Wamen ESDM.

Pada saat itu, Pak Wid bercerita jika suka naik angkutan umum ke kantor meski sudah memiliki kendaaraan pribadi.

Alasan yang logis adalah kondisi jalan yang macet menjadikan angkutan umum pilihan yang tepat bagi Pak Wid.

Di bawah terik matahari, kami sempat bicara soal bahan bakar gas untuk masyarakat Indonesia. Nah, dalam hal ini sikap pesimistis Pak Wid terlihat. Menurutnya, harga BBM yang relatif murah tidak bakal menggolkan mobil berbahan bakar gas di tanah air.

"Mobil gas enggak bakal sukses jika harga premium masih murah. Naikkan dulu harga BBM," tutur Pak Wid.

Setelah melewati bundaran Semanggi, Pak Wid pun terlihat mengantuk. Tak lama ia pun tertidur pulas. Meski mobil dikebut, pria tersebut tetap saja tidur. "Wah, Pak Wid tidur," tanya detikOto ke sopir pribadi pak Wid.

"Dia emang suka tidur di mobil," timpalnya.

Beberapa saat kemudian Pak Wid pun terbangun. "Bagaimana mobilnya?" tanya pak Wid dengan mata ngantuknya.

Sembari menuju tempat solat Jumat, beliau sempat mengoceh jika ia suka tidur di dalam mobil. "Saya kalau di mobil pakai sopir selalu tidur. Enaknya gitu. Saya bisa tidur, mau ngebut apapun pasti saya tidur," ucapnya.

Setelah salat Jumat, kami pun melanjutkan perjalanan mengeliling Jakarta. Namun karena pak Wamen ESDM ada urusan di Universitas Indonesia (UI), kami pun harus berpisah. detikOto bersama mobil Honda Civic gas ke kantor ESDM, sementara Pak Wid menggunakan mobil lainnya menuju UI.

"Mau ikut saya ke Depok," tutur lembut Pak Wid. Sayang karena tidak ingin mengganggu jam kerja beliau, detikOto memutuskan untuk kembali ke markas ESDM.

Setelah berkendara dengan beliau, momentum kebersamaan yang hangat telah tercipta. Ada kesan lain yang akrab yang tercermin dari sosok Wamen ESDM yakni kesederhanaan. Selamat jalan Pak Wid!
(ikh/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads