Sheikh Arab: Wanita Jangan Mengemudi

Sheikh Arab: Wanita Jangan Mengemudi

- detikOto
Senin, 30 Sep 2013 12:31 WIB
Riyadh - Arab Saudi selama ini dikenal sebagai sebuah negara ultra-konservatif untuk urusan mengemudi. Wanita dilarang mengemudi di negara ini. Uniknya, seorang sheikh belum lama ini memperingatkan kalau wanita yang mengemudi dapat mempengaruhi indung telur dan tulang panggul mereka.

Larangan wanita mengemudi telah menjadi perhatian banyak pihak. Protes sudah dilakukan bukan hanya di Arab Saudi, tapi juga di negara-negara lain untuk mendukung kebebasan wanita untuk mengemudi sendiri.

Di Arab Saudi wanita memang tidak diperbolehkan mengemudi sendiri. Ketika bepergian pun para wanita Arab harus disertai suami atau kerabat pria terdekat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertarungan para wanita agar diizinkan mengemudi sendiri sudah berlangsung sejak lama. Sebab para wanita yang tertangkap mengemudi sendiri di Arab Saudi bisa dipencara atau bahkan dicambuk sebagai hukuman.

Namun untuk membela kebijakan kontroversial tersebut, Sheikh Salah al-Luhaydan kepada situs Arab sabq.org yang dilansir Daily Mail mengatakan kalau mengemudi sendiri bagi wanita dapat mempengaruhi kesehatan mereka sendiri.

"Ilmu fisiologis dan kedokteran fungsional mempelajari sisi ini (dan menemukan) bahwa secara otomatis (mengemudi bagi wanita) mempengaruhi indung telur dan sampai panggul," katanya.

"Inilah sebabnya mengapa kita menemukan wanita yang terus mengendarai mobil, anak-anak mereka lahir dengan kelainan klinis dengan berbagai derajat," tambahnya lagi.

Arab Saudi kini satu-satunya negara yang melarang wanita mengemudi sendiri. Pemegang otoritas disana beranggapan kalau dengan mengizinkan wanita mengemudi maka dapat memprovokasi lonjakan prostitusi , pornografi , homoseksualitas dan perceraian.

Berbagai hukuman siap diberikan bila ada wanita yang mengemudi mobil sendiri. Pada tahun 2011, Shaima Jastaniya dijatuhi hukuman 10 cambukan setelah ditangkap mengemudi di Jeddah.

Pada Juni 2011, para aktivis perempuan Arab meluncurkan kampanye Women2Drive di jejaring sosial. Kampanye mereka, yang menyebar melalui Facebook dan Twitter, adalah aksi massa terbesar sejak November 1990, ketika 47 perempuan Saudi ditangkap dan dihukum setelah ditemukan berada di mobil.

Bahkan pernah ada wanita Arab yang menggugat pemerintah karena tidak berhasil mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) padahal sudah mencoba berulang kali untuk mengajukan permohonan SIM di departemen lalu lintas negeri itu.

Dukungan internasional pun terus berdatangan. Di 2011, sekelompok wanita di Ukraina bahkan sampai protes sambil topless, mereka rela berdemo dengan bertelanjang dada agar larangan mengemudi di Arab dicabut. Senator di AS pun mendukung perjuangan para wanita ini.

Menyambut Hari Wanita Internasional yang jatuh 8 Maret lalu, lembaga Institute of Advanced Motorists (IAM) di Inggris juga kembali menyuarakan dukungan agar wanita-wanita di Arab Saudi bisa menyetir sendiri karena itu dianggap sebagai hak asasi para wanita.

(syu/ddn)

Hide Ads