Honda CUV e: bikin heboh gara-gara harganya kena diskon Rp 35.187.000. Walhasil banderolannya turun jadi Rp 19.263.000. Harga motor listrik itu akhirnya bisa setara dengan Honda BeAT. Penasaran gak gimana rasanya motor listrik ini?
Kebetulan Honda CUV e: pernah kami jajal untuk motor operasional harian. Kalau dari segi performa, motor ini cukup mumpuni, apalagi kecepatan maksimalnya di atas kertas bisa sampai 83 km/jam dan jarak tempuhnya 80,7 km.
Untuk jarak tempuh Depok, Jawa Barat ke Tendean, Jakarta Selatan, motor listrik ini masih terbilang oke. Sebab untuk harian itu tidak sampai 60 kilometer untuk perjalanan pulang pergi.
Impresi membawa motor listrik ini terbilang nyaman.
Honda CUV e: punya ground clearance yang ramah untuk tinggi rata-rata orang Indonesia. Kaki sangat mudah menapak tanah. Hanya saja joknya memang melebar.
Sebagai gambaran, ergonomi berkendara motor ini punya stang rendah, ruang kaki yang tersisa juga masih luas.
Honda CUV e: terdapat tiga mode berkendara, yakni ECON, STD, dan Sport, yang bisa dipilih untuk menyesuaikan kebutuhan dan kondisi.
Karakter motor listrik ini juga tidak jengat, distribusi tenaganya ramah, bahkan untuk orang-orang yang baru menjajal motor listrik sekali pun.
Di atas kertas motor ini bisa memuntahkan tenaga sebesar 6 kW (8 hp) di 3.500 rpm dan torsi 22 Nm pada 2.300 rpm. Dengan figur tenaga tersebut setara dengan motor 110 cc.
Namun jangan harap punya akomodasi yang mirip dengan Vario. Sebab di balik joknya itu adalah dua baterai, bukan bagasi. Jadi untuk kalian yang khawatir soal penyimpanan helm saat parkir, perlu membawa atau box tambahan.
Masih soal performa, tim redaksi detikOto juga pernah membawa motor ini untuk shooting dari Depok ke BSD City. Saat berangkat, baterai kala itu masih full 100 persen.
Motor masih bisa sampai tujuan. Lalu motor pun dipakai kebutuhan konten, sisa baterainya masih 30 persen, dan sisa jaraknya 22 kilometer.
Honda CUV e: itu pun lalu dipakai untuk perjalanan kembali ke Depok. Namun saat motor mencapai jarak sekitar 58 kilometer, baterai sudah nol persen. Di saat bersamaan, muncul logo kura-kura.
Kami pun masih menggunakan mode sport, motor masih bisa berjalan sampai di Pamulang, baterai sudah habis nol persen. Jarak yang ditempuh 70,2 kilometer pada odometer, artinya motor listrik ini masih bisa berjalan 12 kilometer saat baterai menunjukkan indikator nol persen.
Menariknya baterai yang dipakai itu dapat di-swap(ditukar) atau di-charge sendiri dengan off-board charger. Pengisian baterai dari kosong hingga penuh memakan waktu enam jam, dan 2,7 jam (160 menit) untuk pengisian dari 25% ke 75%.
Tapi perlu diingat, agak merepotkan jika motor tidak bisa di-charge langsung lewat Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Apalagi harus membawa off-board charger.
Operasional yang hemat
Jika menggunakan motor listrik hingga kondisi baterai habis, sesuai spesifikasi baterai yang digunakan, yakni dua baterai dengan masing-masing kapasitas maksimal 29,6 Ah dan 50,26 Volt, maka daya yang bisa digunakan sekitar 1,478 kWh (per baterai). Dengan kata lain, dua baterai maksimal yang disimpan Honda CUV e: artinya sekitar 2,975 kWh.
Kemudian dikalikan tarif listrik Rp 1.444,70 per kWh, hasilnya untuk jarak tempuh yang diklaim Honda bisa mencapai 80,7 km perlu memakan biaya isi ulang listrik Rp 4.928.
Misalnya dalam sebulan jika jarak tempuh per harinya hanya 80 kilometer kamu akan memperoleh biaya pemakaian listrik sebesar 30 x Rp 4.928, yakni Rp 128.956.
Simak Video "Tes Motor Listrik Honda CUV e: Proper Banget Buat Harian!"
(riar/din)