Tim detikcom berkesempatan mencoba Gesits oleh CEO PT Gesits Technologies Indo (GTI) Harun Sjech selama seminggu lebih, dan memang motor ini kemana-mana bikin heboh. Kami saja sempat diuber-uber pengendara motor lain saking penasarannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Desain
Foto: Ari Saputra
|
Dari sisi desain, motor Gesits tak ubahnya skuter-skuter konvensional bermesin 110-125 cc yang ada di pasaran Indonesia saat ini. Motor yang dicoba detikcom menggunakan warna hitam dop, ada logo Gesits di bodi motor dan tulisan GESITS di sayap depan.
Lampu depan dan belakangnya sudah pakai LED, jadi jangan khawatir dengan pencahayaan di malam hari, secara keseluruhan cukup terang. Motor pun sudah dilengkapi lampu hazard, jadi kalau ada apa-apa di jalanan tinggal nyalakan saja. Lampu rem belakangnya menurut detikcom cukup cakep desainnya mirip mobil-mobil mewah zaman now, memanjang dari buntut motor sampai bagian sisi kiri dan kanan belakang motor.
![]() |
Ada bendera merah putih berukuran kecil yang ditempatkan bagian belakang motor, bikin bangga yang bawa motor nih.
Karena ini motor listrik, tidak pakai rantai tapi memakai sabuk atau belt dengan lingkar yang cukup besar. Hampir menyamai ukuran ban belakang. Rupanya sabuknya sengaja dibuat lebih besar karena untuk menunjang performa motor.
![]() |
Sementara itu untuk pengereman, baik depan dan belakang sudah menggunakan rem cakram.
![]() |
Sementara panel instrumen di batok kepala motor sudah full digital, mirip seperti HP yang terpasang di panel instrumen. Ada speedometer, kemudian layar yang menunjukkan motor dalam keadaan hidup atau mati, serta yang paling penting ada informasi tentang kondisi baterai dan jarak tempuh yang sudah dilalui.
Jangan tertipu dulu dengan bacaan speedometernya ya, itu motor kami gas saat dalam kondisi berhenti dengan standar tengah.
![]() |
2. Pengisian baterai
Foto: Ari Saputra
|
![]() |
Ya baterai motor listrik Gesits bisa dicabut dan dibawa ke rumah atau kantor untuk dicas. Bobotnya memang agak berat sekitar 5-6 kg, tapi cukup enteng lah. Pengecasan model ini cocok dilakukan kalau di tempat parkiran atau garasi nggak ada colokan listrik yang tersedia. Saat kondisi kosong, pada adaptornya akan ada indikator lampu berwarna merah, dan kemudian saat penuh lampunya berubah hijau
![]() |
Waktu pengecasan untuk sampai penuh sekitar 3-4 jam. detikers juga bisa mengecas di malam hari, jangan takut kalau ketiduran dan membiarkan baterai di colokannya, karena baterai otomatis akan menghentikan pengisian (cut off) saat baterai sudah dalam kondisi penuh.
![]() |
Untuk biaya pengecasan, karena baterainya berkapasitas 1,65 kWh maka dengan tarif listrik sekarang, sekali penuh baterai hanya butuh sekitar Rp 2.200 saja. Dari pengalaman detikcom yang bolak-balik dari kantor ke rumah sejauh 44 km, cukup dengan sekali pengisian baterai. Begitu sampai di rumah di malam hari, kondisi baterai masih tersisa sekitar 30 persen lagi.
Kemudian kami habiskan baterainya dengan berputar-putar di sekitar komplek, ternyata masih sanggup mencapai 60 km. Jadi bayangkan 2.000 perak untuk 60 km, jauh lebih murah dari motor bensin kan?
Tapi ingat jangan sampai kondisi baterai di bawah 10 persen, karena saat itu, tenaga motor sudah sangat berat. Pada 8 persen motor langsung ngedrop dan tak bisa melaju lagi. Untung saja masih sekitar rumah, nggak jadi ada drama mogok di tengah jalan deh, dorongnya lumayan berat hehehe.
3. Performa
Foto: Ari Saputra
|
Oh ternyata motor berada dalam mode Eco, dalam mode ini, kecepatan motor memang tidak bisa ditambah lagi, mau selongsong gasnya diputar habis, motor tetap saja kecepatannya segitu.
Agar bisa melaju lebih cepat, detikers harus memindahkan mode ke mode Urban dengan cara memindahkan tombol di setang bagian kanan ke posisi 2. Jika dalam mode Urban motor bisa melaju sampai kecepatan sekitar 60 km per jam. Kalau mau ingin ngebut lagi ganti ke mode 3 atau Sport, motor bisa ngebut sampai 80 km per jam, tapi hanya sekitar 10-15 detik saja, setelah itu motor akan kembali ke mode Urban secara otomatis untuk menghemat baterai.
Saat dibawa meliuk-liuk di jalanan motor memang cukup oke performanya, sayang saja suspensi depannya masih agak keras dan belum terlalu smooth.
4. Kena Hujan dan Melewati Tanjakan-turunan Curam
Foto: Ari Saputra
|
Yang bikin degdegan adalah saat melewati jalanan menurun dan tanjakan. Apakah si Gesits bisa melewatinya. Untuk pertama kami coba dulu di turunan, apakah remnya cukup mumpuni menahan laju motor, ujiannya lulus, sampai di bawah motor bisa melaju normal tanpa hambatan berarti. Lihat saja derajat kemiringan di foto atas cukup curam kan, mungkin sekitar 30-40 derajat dengan jarak sekitar 400 meter.
![]() |
Begitu coba kembali menanjak motor juga bisa berakselerasi sempurna tanpa kehilangan tenaga, memang baterainya jadi agak sedikit boros tapi masih tersisa banyak lah. Kami lakukan uji tanjak turunan ini beberapa kali dan motor berhasil melewatinya.
Masih tak puas, saya kemudian membonceng kru detikcom dan bagaimana? Ternyata masih bisa nanjak!
Nah itu performa motor di tanjakan dan turunan, yang menarik motor punya fitur Reverse alias gigi mundur lho. Tinggal pinjit tombol R di setang sebelah kanan, tahan tombolnya dan putar gas maka motor akan mundur sendiri, memudahkan detikers saat harus mundur.
5. Kesimpulan
Foto: Ari Saputra
|
Namun sayang detikcom merasa suspensi depan motor ini masih belum cukup nyaman, begitu pula dengan panel instrumennya yang hampir tidak kelihatan saat kondisi siang terik.
Poin Plus
- Efisien ramah lingkungan
- Tenaga oke akselerasi spontan
- Hemat di kantong
- Joknya cukup oke
Poin Minus
- Suspensi depan masih terasa keras
- Panel instrumen tak terlalu terbaca di siang hari
Tonton video pengetesan Gesits di bawah ini;
Komentar Terbanyak
Pajak Kendaraan Indonesia Salah Satu Tertinggi di Dunia, Masyarakat Dapat Apa?
Kesaksian Pemobil Lihat Ban Bocor Massal di Tol Cipularang
Tarif Parkir di Jakarta Mau Naik, Segini Bedanya dengan Kota Lain