Mendaki Kemacetan Puncak dengan Vespa GTS 150

Mendaki Kemacetan Puncak dengan Vespa GTS 150

Rizki Pratama - detikOto
Minggu, 07 Jul 2019 17:15 WIB
Foto: Rizki Pratama
Jakarta - Akhir-akhir ini hampir setiap produk baru Vespa yang didatangkan oleh PT Piaggio Indonesia harus menjalani 'ospek' terlebih dahulu. detikcom pun berkesempatan untuk lebih mengenal Vespa GTS 150.

Perjalanan detikcom bersama rekan-rekan media lainnya dalam product experience menunggangi Vespa GTS 150 dimulai dari Kemang, Jakarta Selatan menuju Puncak, Bogor pada hari Sabtu (6/7/2019). Dalam rencananya perjalanan tersebut memiliki dua titik berhenti, pertama di sebuah tempat makan di Bogor lalu terakhir di Cibeureum, Bogor.

Rute pertama dimulai pada pukul 7 pagi dengan bensin terisi penuh. Tujuan utama berjarak sekitar 45km dengan waktu tempuh sekitar satu setengah jam dengan kondisi jalan ramai lancar oleh aktivitas pagi di akhir pekan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Satu jam kemudian setelah beristirahat sekitar pukul 9.30 perjalanan dilanjutkan kembali untuk menuju titik pemberhentian terakhir. Jarak tempuh dari titik kedua menuju titik terakhir berkisar antara 38km. Dengan jarak tersebut diasumsikan waktu tempuh tidak lebih dari 2 jam. Mulai dari sini detikcom berkesempatan menjajal Vespa GTS 150 dengan kelir putih di mana motor ini memiliki panjang 1.950 mm dan lebar 740 mm. Sementara tinggi sadelnya sekira 790 mm dan punya jarak sumbu roda 1.350 mm.

Pada mulanya jalanan cukup lancar dan motor cukup responsif dan nyaman dikendarai. Tapi satu hal yang mungkin umum dirasakan oleh pengguna Vespa dengan ukuran lebar ini adalah beberapa kali merasakan ban depan slip. Hal ini dikatakan oleh Technical Manager PT Piaggio Technical Trainer Manager PT Piagio Indonesia, Yudi Riswanto yang ditemui pada akhir perjalanan disebabkan oleh jenis bannya.

Vespa GTS 150. Vespa GTS 150. Foto: Rizki Pratama


"Itu biasa karena memang ban Vepsa itu berbentuk donat dan dimensi serta bobot yang besar. Tapi itu sebenarnya tidak masalah kalau tidak diganti pun," katanya.

Selanjutnya perjalanan yang lancar berakhir ketika macet panjang dari kawasan Sindangrasa, Bogor sebelum melewati gerbang tol Sukabumi. Bisa dikatakan sepanjang sisa perjalanan motor terpaksa harus berhenti karena tidak memungkinkan untuk menyalip. Di akhir pekan kali itu yang juga bertepatan libur sekolah volume kendaraan meningkat sangat tinggi. Pemberlakuan satu jalur pun tak mampu membendung kelancaran dan ketertiban lalu lintas hari itu.



Kesabaran dan ketahanan fisik menjadi satu-satunya pegangan kami dalam melanjutkan perjalanan tersebut. Saat memasuki kawasan Cianjur yang sudah mulai menanjak, detikcom merasakan kekurangan lain yang mungkin saja bisa dipertimbangkan untuk penambahan fitur Vespa.

Dalam kondisi macet total dan jalanan menanjak, fitur parking brake lock seakan menjadi penyegar di lautan kendaraan yang diterpa teriknya matahari. Tanpa adanya fitur tersebut terpaksa saat berhenti tangan harus tetap menahan tuas rem.

Di sisi lain ada satu fitur New Vespa GTS Super 150 yang bisa dirasakan pada kondisi itu, yakni fitur start stop system. Fitur ini membuat mesin mati seketika saat motor tidak berjalan selama beberapa detik. Dan untuk menghidupkannya kembali tinggal putar lagi throttle gasnya. Jadi tak ada bahan bakar yang terbuang sia-sia saat kemacetan.

Mendaki Kemacetan Puncak dengan Vespa GTS 150 Foto: Rizki Pratama


Rencana awal yang langsung menuju titik terakhir mendadak mengalami perubahan. Para rekan media dan tim Piaggio Indonesia pun memutuskan untuk istirahat sejenak di kawasan Cimory. Sekitar setengah jam dengan kondisi kemacetan yang tak membaik perjalan terus dilanjutkan dan sampai di tempat tujuan pada pukul 1 siang.

Perjalanan berakhir dengan konsumsi bensin yang tadinya penuh tersisa setengah berdasarkan keterangan indikator. Mesin pun tak mengalami kendala atau kepanasan dalam perjalanan yang cukup menyita waktu itu. Public Relation PT Piaggio Indonesia, Robby Gozal yang ikut dalam kegiatan pun mengatakan hal tersebut bisa menjadi masukan. Ia pun menganggap kegiatan test ride ini memang bertujuan untuk menerima kritik dan masukan.



"Mungkin itu saya anggap sebagai masukan, ini menjadi masukan buat kita saya bisa ngomong sama orang R & D terima kasih masukannya," katanya.

Isu tersebut diakui Yudi telah menjadi usulan meskipun belum diimplementasikan saat ini. "Ini pernah ada usulan tapi dari R&D belum ngomong apa-apa," timpalnya.

Perjalanan berakhir dengan selamat bersama rekan tim lainnya. Setelah menyantap makan siang dan beristirahat cukup kami pun kembali ke Jakarta menggunakan roda empat.


(rip/rgr)

Hide Ads