Kencan Pertama dengan Si Cantik di Thailand

Ototes

Kencan Pertama dengan Si Cantik di Thailand

- detikOto
Sabtu, 07 Mar 2015 17:03 WIB
Kencan Pertama dengan Si Cantik di Thailand
Phetchaburi -

Ducati wilayah Asia pertengahan Februari lalu telah meluncurkan motor turing bergaya retro Ducati Scrambler di hadapan jurnalis dari negara-negara Asia, termasuk detikOto. Peluncuran yang berlangsung di di Hotel De La Paix, Cha Am, Phetchaburi, Thailand, itu dilanjutkan tes ride.

"Penuh pesona yang menggoda," Begitulah kesan pertama yang ada di benak detikOto.

Tampilan sederhana namun menyiratkan sebuah wibawa dan keanggunan tersendiri. Desainnya memancarkan eksotika desain yang sohor di masa lalu dengan sentuhan modernitas fitur masa kini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak salah jika pameran sepeda motor Intermot 2014, yang berlangsung di Bologna, Italia, November 2014 lalu menobatkannya sebagai motor Tercantik di Dunia.

Lantas seperti apa sejatinya, keunggulan desain, kenyamanannya, dan performa mesin yang disandangnya? Berikut hasil tes detikOto di Thailand.

1.Desain

Cantik, langsing, dengan lekukan tubuh yang indah begitu menggoda. Begitulah gambaran tampilan motor bermesin 800 cc tersebut. Gaya retro yang diusung, bukanlah sekadar slogan belaka. Tampang jadul, dengan tangki memanjang yang lekukannya menyambung ke jok secara halusΒ  mengalir memberikan kesan eksotis.

Lampu depan bulatΒ  dan cluster meter dengan bentuk serupa menguatkan kesan retro.Kesan itu semakin kental jika melihat bagian belakang. Lampu rem berukuran kecil yang menyelip persis diantara spakbor dan jok, mengingatkan orang pada motor era 1960-an. Terlebih tulisan Ducati yang tertera di bagian belakang jok.

Desainnya persis dengan Scrambler saat pertama kali dibuat pada 1962Β  Namun, motor ini diimbuhi dengan unsur-unsur modern. Spidometer, trip meter, hingga konsumsi bahan bakar dan cadangan bahan bakar ditampiilkan secara digital.

2. Kenyamanan

Dengan tinggi jok yang hanya 70-an centimeter, bagi detikOto yang bertinggi tubuh 163 centimeter terasa sangat pas. Dengan kaki yang masih menapak lintasan secara penuh, membuat kenyamanan posisi duduk sangat terasa. Terlebih jok berbalut kulit, memiliki desain sedemikian rupa sehingga, paha bisa menjepit jok dan bagian belakang tangki dengan pas.

Posisi duduk tak terlalu tegak, dan tak terlalu membungkuk. Setang yang cukup lebar memberi kenyamanan tersendiri. Sementara pijakan kaki atau footstep juga terasa pas, baik saat melakukan pengereman di kaki bagian kanan, maupun saat memindah posisi gigi di kaki kiri.

Menariknya, ledakan mesin 803 cc yang diusungnya tak menggegar laiknya motor bermesin besar. Knalpot bawaan pabrikan mampu meredam suara mesin Desmodromic.

Kenyamanan juga terasa di saat motor diajak bermanuver, dengan melintasi berbagai karakterΒ  jalan. Ban tapak lebar Pirelli MT 60 RS, 110/80ZR-18 di depan dan Pirelli MT 60 RS, 180/55ZR-17 Pirelli MT 60 RS di bagian belakang , peranti suspensi inverted Kayaba fork 41mm di roda depan dan Kayaba shock, pre-load adjustable di belakang, terasa sangat bersahabat. Empuk, dan menopang stabilitas.

3. Keamanan

Soal keselamatan cukup mumpuni. Setidaknya, itu yang dirasakan detikOtoΒ  saat harus melajuΒ  dengan kecepatan di atas 120 km/jam, namun tiba-tiba harus memperlambat kecepatan hingga menjadiΒ  60 – 40 km/jam karena banyak tikungan.

Saat itulah peranti pengereman Single 330mm disc, radial 4-piston caliper, ABS di bagian depan dan 245mm disc, 1-piston floating caliper, ABS diroda belakang,Β  terasa benar kinerjanya. Pengereman berlangsung smooth dan aman karena perangkat ABS langsung bekerja secara cepat agar rem tak terkunci.

4. Performa mesin

Galak, akseleratif, namun tak ngambek saat diajak pelan. Itulah karakter mesin 803 cc yang diusung Scrambler. Semburan tenaga langsung terasa sesaat setelah tombol start engine dipencet.

Motor yang bertenaga 75 hp pada 8.250 rpm dan torsi 50 lb.-ft. pada 5.750 rpm langsung menyemburkan tenaga besar meski putaran mesin masihΒ  rendah. Sehingga acara turing di Taman Nasional Kangkrachan yang naik turun danΒ  meliuk-liukΒ  terasa nyaman.

Saat diajak berjalan pelan, dengan kecepatan 40 km/jam, semburan tenaga tetap terasa besar. Begitu pun di saat tiba-tiba harus berakselerasi untuk berkejaran dengan peserta lain.
Halaman 2 dari 5
(arf/ady)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads