Sensasi Menunggangi Motor Listrik Zero di Tengah Guyuran Hujan

Sensasi Menunggangi Motor Listrik Zero di Tengah Guyuran Hujan

- detikOto
Kamis, 15 Jan 2015 13:51 WIB
Sensasi Menunggangi Motor Listrik Zero di Tengah Guyuran Hujan
Jakarta - Zero Motorcycle, motor listrik kelahiran Amerika Serikat (AS) yang diboyong PT Garansindo Technologies (GT) ke Indonesia ini cukup menjanjikan. Selain menawarkan teknologi yang ramah lingkungan, motor listrik Zero ini ternyata juga memberikan performa yang cukup mumpuni.

Kali ini, detikOto sempat merasakan ketangguhan motor Zero tipe FX di jalanan Jakarta. Kala itu, detikOto sempat menjadi perhatian sebagian pengguna jalan di Jakarta. Soalnya, motor listrik Zero ini terlihat tidak seperti motor-motor biasa.

Motor listrik ber-DNA off-road ini memang tidak memiliki suara seperti motor off-road lainnya. Selain itu, motor ini tidak memiliki tuas kopling dan knalpot.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yup, perbedaan itu hadir karena Zero merupakan motor listrik. Motor ini ditenagai oleh penggerak elektrik dengan beterai Z-Force Li-Ion intelligent modular.

Beberapa stigma negatif terhadap motor listrik yang tidak cocok untuk jalanan yang diguyur hujan pun terbukti tidak tergambar dalam motor Zero FX ini. Sebab, detikOto sempat memacu motor listrik ini di tengah guyuran hujan di Jakarta.

Penasaran dengan keunggulan motor listrik Zero yang sempat dirasakan detikOto? Simak ulasan berikut.

Motor yang ditunggangi detikOto ini memiliki karakter motor trail. Dengan tunggangan yang cukup tinggi, karakter off-road pada motor ini semakin kental. Kesan gagah dan seram juga tergambar pada motor yang didominasi warna hitam pekat ini.

Motor ini memiliki panjang sekitar 1.438 mm dari depan sampai belakang. Dengan panjang badan motor itu, kegagahan Zero FX dianggap cocok untuk medan off-road.

Kegagahan juga dibalut dengan setang motor listrik berkarakter off-road ini yang dibuat cukup lebar. Sayangnya, hal itu menjadi kekurangan ketika motor ini bermanuver di tengah kemacetan Jakarta.

Zero FX ini memang memiliki dimensi yang cukup tinggi. Hal itu menggambarkan motor listrik dengan karakter off-road.

Ketika menunggangi motor ini, detikOto merasakan posisi berkendara seperti pebalap motor cross. Hal itu bisa dirasakan detikOto berkat karakter off-road pada motor ini dengan setang yang lebar serta dimensi motor yang cukup tinggi dan panjang.

Ketika diajak berlari, motor ini juga memberikan kenyamanan yang cukup mumpuni. Tunggangan yang tinggi dibarengi dengan setang yang lebar menambah kenyamanan berkendara pada motor listrik ini.

Memang, setang yang lebar dan dimensi motor yang panjang itu sedikit menyulitkan manuver di sela barisan mobil-mobil di Jakarta. Tapi, tangan yang menggenggam setang yang lebar itu juga memberikan posisi riding yang tegak dan nyaman.

Ukuran badan motor yang cukup tinggi juga mungkin menjadi salah satu kendala untuk postur tubuh rata-rata orang Indonesia. Namun, posisi kaki detikOto yang ditopang oleh dua foot step di kanan-kirinya cukup nyaman.

Motor yang didukung oleh penggerak listrik dengan baterai Z-Force Li-Ion intelligent modular ini memiliki torsi maksimal 95 Nm. Dengan tenaga 27 daya kuda, akselerasi yang diberikan pada Zero FX ini cukup sangar.

Motor ini menawarkan tiga mode berkendara. Mode Eco untuk berkendara irit, mode Sport untuk menghasilkan tenaga yang maksimal dan mode Custom yang bisa disesuaikan oleh pengendaranya melalui sebuah aplikasi di iOS.

Sekali tarik tuas gas, motor bisa langsung melesat. Padahal, dengan mode Eco yang secara otomatis memberikan performa eco driving motor masih bisa diajak berakselerasi. Apalagi dengan mode sport, motor ini bisa lebih ngacir lagi.

Saat menjajal motor listrik ini, detikOto memilih rute dari markas detikOto di Warung Buncit, Jakarta menuju kawasan Senayan, Jakarta. Rute yang dilewati itu pun memberikan kondisi jalanan Jakarta yang normal, ada jalan dengan kondisi macet, ada juga yang kondisinya lengang.

Ketika kondisi jalan cukup lengang, detikOto mencoba mengakselerasi motor ini semaksimal mungkin. Hasilnya, motor ini bisa melesat cukup cepat dari kecepatan rendah hingga kecepatan tinggi. Dari posisi motor yang melaju sekitar 20 km/jam hanya dalam hitungan detik motor ini bisa melesat hingga kecepatan sekitar 90 km/jam.

Untuk kecepatan tertingginya, detikOto bisa memacu Xero FX ini hingga kecepatam 102 km/jam. Hal itu sempat detikOto coba ditengah guyuran gerimis hujan. Sebenarnya, kecepatan itu masih bisa dipacu lagi jika saja suasana jalan memungkinkan dan tidak licin.

Tidak hanya itu, kenyamanan motor ini juga didukung oleh sistem suspensi Showa 41 mm inverted cartridge forks, with adjustable spring preload, compression and rebound damping di depan dan suspensi Showa 40 mm piston, piggy-back reservoir shock with adjustable spring preload, compression and rebound damping di belakang. Jalanan berlubang di Jakarta tidak menimbulkan getaran yang keras dengan adanya sistem suspensi itu.

Meski sempat melibas lubang jalan yang cukup dalam, detikOto tetap merasakan kenyamanan dan tidak kehilangan kendali.

Stigma negatif mengenai motor listrik yang tidak cocok untuk cuaca hujan banyak beredar. Banyak rekan detikOto yang mewanti-wanti efek yang diberikan motor listrik ini ketika hujan.

"Awas kesetrum kalau hujan," canda salah satu rekan detikOto.

Namun, hal itu tidak digambarkan pada motor listrik Zero FX ini. Bahkan, pihak Garansindo menjamin bahwa motor listrik ini aman dikendarai di tengah guyuran hujan.

Di tengah hujan dan jalanan yang licin, detikOto masih bisa merasakan ketangguhan motor listrik ber-DNA off-road ini. Namun, yang harus diperhatikan dari motor ini adalah ban yang memiliki kompon atau tekstur yang cukup tebal.

Hal itu memang bisa lebih menggigit medan off-road. Tapi jika kondisi hujan, kondisi jalan yang basah bisa lebih licin dengan ban tersebut.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah sistem pengeremannya. Jika terlalu dalam menginjak tuas rem belakangnya, ban belakang bisa sliding sehingga motor bisa terpelanting.

Motor listrik Zero FX yang ditunggangi detikOto ini memang ramah lingkungan. Namun, jika dibandingkan dengan Zero tipe R versi Polisi yang ditunggangi salah satu rekan detikOto, FX ini tergolong cukup boros baterai.

Mengambil jalur yang sama (Warung Buncit-Senayan PP), FX yang ditunggangi detikOto ini menghabiskan sekitar 25 persen. Sementara Zero R versi Polisi hanya menghabiskan 10 persen baterai.

Padahal, ketika menunggangi Zero FX, detikOto menggunakan mode Eco. Memang, detikOto selalu mencoba akselerasi maksimal pada motor ini. Hal itu mungkin menjadi penyebab borosnya baterai pada Zero FX yang ditunggangi detikOto.

Di tengah keunggulan-keunggulan yang ditawarkan pada motor listrik Zero ini, ada sedikit yang mengganjal kenyamanan berkendara. Salah satunya adalah kaca spion yang kecil.

Kaca spion pada motor ini sulit disesuaikan. Spion itu kecil dan tidak menyediakan pandangan yang cukup luas. Alhasil, detikOto harus menengok ke arah belakang ketika ingin berbelok arah.

Selain itu, dimensi cukup lebar dan panjang yang hadir pada Zero FX ini menyulitkan detikOto untuk bermanuver di kondisi jalan Jakarta. Selebihnya, motor listrik ini cukup nyaman dan tangguh untuk berkendara di jalanan Jakarta.


Hide Ads