Di Indonesia, Mercy menawarkan E 250 dan E 300 dengan banderol mulai Rp 1,1 miliaran (off the road). Berbagai kelebihan kelas atas pun ditawarkan mobil asal Jerman ini, mulai dari tampilan hingga performa terbaik.
Tapi kira-kira kelebihan apa yang ditawarkan pabrikan Jerman yang satu ini ya. Penasaran, simak pengujian detikOto saat menempuh perjalanan Jakarta-Bandung berikut ini ya Otolovers.
Desain Kelas atas
Foto: M Luthfi Andika
|
Badan kendaraan E-Class terbaru yang diperpanjang dengan sejumlah ciri khas seperti overhang yang pendek, sumbu roda panjang, roda yang besar dan sisi kendaraan yang terdefinisi dengan baik, menampilkan sebuah interpretasi segar, stylish dan dinamis dari lini kendaraan ini.
Lampu depan terlihat tampak tegak dengan tampilan yang lebih lebar, begitu juga dengan intake udara yang besar menjadikan mobil ini memiliki tampilan sporty yang halus. Dijamin siapapun yang mengendarainya bakal terlihat keren.
Interiornya Juara
Foto: M Luthfi Andika
|
Layar panjang ini memiliki berbagai fungsi menarik. Berada di bawah sebuah kaca penutup, kedua layar tersebut secara visual menyatu pada bagian kokpit layar besar, menciptakan sebuah elemen sentral yang menekan orientasi horizontal dari desain interior kendaraan.
Layar ini berfungsi sebagai klaster instrumen, kokpit berlayar lebar ini berisikan sebuah layar besar dengan instrumen virtual yang berada tepat pada visi langsung sang pengemudi serta sebuah layar sentral di atas tengah konsol.
Kerennya lagi, pengemudi bisa memilih tiga tampilan gaya yang berbeda untuk klaster instrumen berlayar lebar, seperti tampilan klasik, sport dan progressive.
Kemudahan lain juga diberikan oleh Mercedes-Benz E Class ini, seperti mengatur tampilan layar visual, dengan tampilan speedometer yang dikawinkan dengan GPS, atau konsumsi bahan bakar, atau RPM layaknya mobil biasa.
Dan semua intrument dapat diatur dengan berbagai cara, seperti diatur diatas setir kemudi dengan 'touch pet' layaknya sebuah ponsel di setir kemudi, atau menggunakan layar sentuh lainnya di tengah konsol. Sehingga memudahkan baik pengendara atau penumpang bagian depan dalam mengatur tampilan, infotainment, bahkan dalam memilih 67 warna lampu dalam kabin.
Soal posisi duduk jangan diragukan Otolovers, kenyamanan saat mengendarai dan menjadi penumpang akan dirasakan siapa saja yang berada dalam kabin.
Bisa Parkir Sendiri
Foto: M Luthfi Andika
|
Untuk Mercedes-Benz E 250, saat beroperasi parkir otomatis hanya menggunakan kamera belakang saja. Namun untuk E 300 ada kamera 360 derajat, jadi setiap pengendara akan sangat mudah melihat situasi dan kondisi.
Untuk mengoperasikannya pun sangat mudah, cukup menekan tombol otonom, mobil melewati parkiran yang kosong dan jika menurut komputer Mercedes-Benz itu memungkinkan untuk parkir, maka secara otonom parkir akan mudah dilaksanakan.
Pengendara pun dengan santai dan posisi siap di pedal rem saja. Hal ini dimaksudkan jika terjadi kegagalan sistem. Meski demikian, Mercedes-benz menjamin 99 persen sistem otonom bisa berfungsi dengan baik.
Mobil dengan koneksi terbaik
Foto: M Luthfi Andika
|
Fitur ini memungkinkan pengisian daya baterai telepon selular dan pada saat yang sama, menghubungkan ke antena ekterior kendaraan tanpa perlu menggunakan atau pegangan telepon.
Sistem nirkabel dengan pengisian daya induktif ini dapat bekerja dengan semua perangkat telepon selular baik yang mendukungsistem pengisian daya Qi atau yang dapat ditingkatkan ke standar ini. Hal ini juga memungkinkan penggunaan sistem infotaintment berbasis Smartphone CarPlay dai Apple serta Android Auto dari Google.
Pengujian
Foto: M Luthfi Andika
|
Untuk E 250 dikatakan akan mampu menyemburkan 155 kW di rpm 5.500 dan memiliki torsi mencapai 350 Nm di 1.200-4.000 rpm. Sedangkan untuk E 300, dijamin bakal lebih berperforma, dengan mampu menyemburkan 180 kw di rpm 5.500 serta akan memiliki torsi mencapai 370 kW di rpm 1.300-4.000.
Dalam kesempatan ini detikOto menguji kedua tipe seri E ini, untuk perjalanan Jakarta-Bandung menggunakan E 300. Sedangkan perjalanan pulang Bandung-Jakarta menggunakan E 250.
Saat memulai perjalanan dengan E 300 kenyamanan sangat terasa berkat berbagai fitur canggih dan kenyamanan kelas atasnya. Meski bertemu jalanan macet, mobil tetap nyaman.
Memasuki jalan bebas hambatan, kecepatan mulai dipacu, kecepatan hingga 120 km/jam sangat mudah dan begitu cepat didapat.
Begitu juga saat memulai perjalanan Bandung-Jakarta, meski mengendarai E 250 kenyamanan persis terasa layaknya E 300. Namun perbedaan mendasar saat melakukan parkir otomatis, yang hanya menggunakan kamera belakang membuat pandangan kurang luas.
Memasuki jalan bebas hambatan, saatnya detikOto mencoba menjadi penumpang. Layaknya E 300, Mercy E 250 ini bisa mampu mencapai 160 km/jam dalam hitungan detik.
Namun di saat kondisi jalanan ramai lancar, cruise control sangat berguna untuk menjaga kecepatan yang ada. Kemudahan mengatur kecepatan pada cruise control juga membuat mobil ini begitu nyaman untuk dikendarai.
Sulit rasanya mencari kelemahan dari pabrikan asal Jerman yang satu ini, dan lahirnya E 250 dan E 300 bisa menjadi ancaman bagi pabrikan mewah lainnya yang ada di Indonesia.
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Harga BYD Atto 1 Bisa Acak-acak Pasar Agya? Ini Kata Toyota
Harga BYD Atto 1 Gak Masuk Akal, VinFast Bilang Begini