Bagaimana Rasanya di Balik Kemudi Honda Mobilio?

Test Drive

Bagaimana Rasanya di Balik Kemudi Honda Mobilio?

- detikOto
Kamis, 06 Feb 2014 12:46 WIB
Bagaimana Rasanya di Balik Kemudi Honda Mobilio?
Yogyakarta - Seakan sudah menjadi kebiasaan konsumen di Indonesia, setiap ada produk baru pasti langsung diburu. Tak terkecuali untuk urusan kendaraan yang harganya di atas ratusan juta.

Mobilio, misalnya. Low MPV buatan Honda ini langsung dipesan oleh lebih dari 10.000 orang di Indonesia. Tetapi bagaimana performa sebenarnya dari mobil ini?

Honda memboyong sekitar 60 media nasional termasuk detikOto untuk menjajal mobil MPV terbaru mereka Mobilio di kota gudeg Yogyakarta pada 4-5 Februari lalu. Test drive ini tergolong heboh karena konvoi Mobilio jadinya cukup panjang.

Dengan pengawalan dari polisi, sekitar 21 unit mobil Mobilio melaju di jalanan Yogyakarta. Namun dalam pengetesan kali ini, Honda tidak membawa Mobilio versi termurah yakni S. Honda hanya menyediakan 3 tipe saja, yakni E manual matik dan tipe teratas tipe Prestige. Yuk kita coba!

Saat dilihat eksteriornya, mobil ini dalam pengamatan detikOto cukup menarik. Bodinya tidak tipis. Ketika tangan detikOto menekan bodinya, bodi mobil tidak terlalu tertekan ke dalam. Pintu mobil ketika ditutup pun suaranya cukup mantap.

Bagian depan mobil, terutama kap mobil juga cukup aman bagi pejalan kaki. Honda mengklaim pedestrian protection di Mobilio sudah bisa mengurangi risiko terlalu berat bagi pejalan kaki ketika terjadi kecelakaan.

Lampu depannya cukup lebar, sehingga saat berkendara malam hari cukup terang menyinari jalanan. Melirik ke belakang lampunya sudah memakai LED sehingga terkesan mewah.

Fog lamp-nya sudah tersedia di hampir semua tipe kecuali tipe S yang paling murah.

Kaca spion juga dilengkapi dengan lampu sein untuk keselamatan berkendara.

Untuk tipe Prestige, eksterior mobil sudah dipercantik dengan pelek alloy berukuran 15 inci. Wiper di belakang juga sudah menjadi fitur standar.

Saat dilihat eksteriornya, mobil ini dalam pengamatan detikOto cukup menarik. Bodinya tidak tipis. Ketika tangan detikOto menekan bodinya, bodi mobil tidak terlalu tertekan ke dalam. Pintu mobil ketika ditutup pun suaranya cukup mantap.

Bagian depan mobil, terutama kap mobil juga cukup aman bagi pejalan kaki. Honda mengklaim pedestrian protection di Mobilio sudah bisa mengurangi risiko terlalu berat bagi pejalan kaki ketika terjadi kecelakaan.

Lampu depannya cukup lebar, sehingga saat berkendara malam hari cukup terang menyinari jalanan. Melirik ke belakang lampunya sudah memakai LED sehingga terkesan mewah.

Fog lamp-nya sudah tersedia di hampir semua tipe kecuali tipe S yang paling murah.

Kaca spion juga dilengkapi dengan lampu sein untuk keselamatan berkendara.

Untuk tipe Prestige, eksterior mobil sudah dipercantik dengan pelek alloy berukuran 15 inci. Wiper di belakang juga sudah menjadi fitur standar.

Saatnya membuka pintu mobil, sayang melihat interiornya, detikOto merasa kurang puas. Tadinya detikOto mengharap cukup banyak pada interiornya, namun desain dashboardnya menggunakan cukup banyak material plastik. Penutup glove box di depan kursi penumpang pun terlihat seperti menempel saja.

"Mirip seperti Brio yang dipanjangin ya?" ujar seorang rekan media lain mengiyakan detikOto.

Interior Mobilio tidak mengalami perubahan yang signifikan di antara tipe E dan Prestige. Hanya ada penambahan aksesoris seperti audio double DIN touch screen di tipe Prestige, dan perubahan transmisi dari manual menjadi otomatis saja.

Meski desain dashboard kurang menyenangkan, yang patut diacungi jempol dari interior Mobilio adalah kelegaan kabinnya.

Untuk baris penumpang kedua, dan ketiga, detikOto masih bisa duduk dengan nyaman, ruang kaki pun masih cukup luas. Apalagi head roomnya. Memang terasa lebih bebas dari kompetitor. Saat detikOto duduk di baris kedua, jarak antara kepala sampai atap mobil melebihi sejengkal tangan.

Honda menuturkan head room di baris pertama mencapai 220 mm, baris kedua 210 mm dan baris ketiga 110 mm.

Beralih ke jok, warnanya menggunakan warna beige yang terang. Semua tipe Mobilio menggunakan warna ini. Nah yang menarik, di baris pertama kursi Mobilio, tidak terdapat head rest yang bisa dicopot seperti mobil lainnya.

Jok kursi depan head rest-nya dibuat menyatu dengan kursi. Honda menuturkan meski desain joknya ini agak nyeleneh, namun mereka merasa konsumen Indonesia bakal terbiasa dengan model jok seperti ini.

Memang kursi ini terlihat jadi faktor minus, namun ketika duduk tetap nyaman. Bahan kursi jok juga tidak terlalu tipis.

Soal jok yang menarik lagi adalah ketika kita ingin melipat kursi baris kedua, tinggal sentuh saja dengan satu sentuhan, maka kursi akan langsung melipat sendiri ke depan. Fitur ini dinamai One Touch Tumble.

Bagasinya juga cukup lapang. Tanpa harus melipat kursi baris ke-3, bagasi masih cukup untuk menyimpan sampai 3 koper berukuran besar dan 4 galon air mineral. Ruang bagasinya juga tidak terlalu tinggi dari tanah sehingga, lebih mudah untuk memasukkan barang.

Pintu bagasi pun terbuka lebar dan lebih ke atas jadi kepala tidak terlalu terantuk-antuk dengan pintu bagasi.

Agar tidak kepanasan, mobil sudah dilengkapi dengan double blower. Sementara untuk menghibur penumpang, suara yang keluar dari speaker audionya cukup lumayan untuk mobil berharga mulai Rp 160 jutaan ini.

Tempat untuk menyimpan botol tersedia di hampir semua penjuru mobil. Baik di kursi penumpang maupun pengemudi. Tidak perlu lagi takut tertukar botol minuman dengan yang lain.

Saatnya membuka pintu mobil, sayang melihat interiornya, detikOto merasa kurang puas. Tadinya detikOto mengharap cukup banyak pada interiornya, namun desain dashboardnya menggunakan cukup banyak material plastik. Penutup glove box di depan kursi penumpang pun terlihat seperti menempel saja.

"Mirip seperti Brio yang dipanjangin ya?" ujar seorang rekan media lain mengiyakan detikOto.

Interior Mobilio tidak mengalami perubahan yang signifikan di antara tipe E dan Prestige. Hanya ada penambahan aksesoris seperti audio double DIN touch screen di tipe Prestige, dan perubahan transmisi dari manual menjadi otomatis saja.

Meski desain dashboard kurang menyenangkan, yang patut diacungi jempol dari interior Mobilio adalah kelegaan kabinnya.

Untuk baris penumpang kedua, dan ketiga, detikOto masih bisa duduk dengan nyaman, ruang kaki pun masih cukup luas. Apalagi head roomnya. Memang terasa lebih bebas dari kompetitor. Saat detikOto duduk di baris kedua, jarak antara kepala sampai atap mobil melebihi sejengkal tangan.

Honda menuturkan head room di baris pertama mencapai 220 mm, baris kedua 210 mm dan baris ketiga 110 mm.

Beralih ke jok, warnanya menggunakan warna beige yang terang. Semua tipe Mobilio menggunakan warna ini. Nah yang menarik, di baris pertama kursi Mobilio, tidak terdapat head rest yang bisa dicopot seperti mobil lainnya.

Jok kursi depan head rest-nya dibuat menyatu dengan kursi. Honda menuturkan meski desain joknya ini agak nyeleneh, namun mereka merasa konsumen Indonesia bakal terbiasa dengan model jok seperti ini.

Memang kursi ini terlihat jadi faktor minus, namun ketika duduk tetap nyaman. Bahan kursi jok juga tidak terlalu tipis.

Soal jok yang menarik lagi adalah ketika kita ingin melipat kursi baris kedua, tinggal sentuh saja dengan satu sentuhan, maka kursi akan langsung melipat sendiri ke depan. Fitur ini dinamai One Touch Tumble.

Bagasinya juga cukup lapang. Tanpa harus melipat kursi baris ke-3, bagasi masih cukup untuk menyimpan sampai 3 koper berukuran besar dan 4 galon air mineral. Ruang bagasinya juga tidak terlalu tinggi dari tanah sehingga, lebih mudah untuk memasukkan barang.

Pintu bagasi pun terbuka lebar dan lebih ke atas jadi kepala tidak terlalu terantuk-antuk dengan pintu bagasi.

Agar tidak kepanasan, mobil sudah dilengkapi dengan double blower. Sementara untuk menghibur penumpang, suara yang keluar dari speaker audionya cukup lumayan untuk mobil berharga mulai Rp 160 jutaan ini.

Tempat untuk menyimpan botol tersedia di hampir semua penjuru mobil. Baik di kursi penumpang maupun pengemudi. Tidak perlu lagi takut tertukar botol minuman dengan yang lain.

Mari kita nyalakan mesin mobilnya. Ketika kunci starter diputar, suara mesin langsung terdengar halus. Kabin mobil tetap terasa senyap saat mesin dinyalakan.

Untuk versi manual, koplingnya terasa enteng saat diinjak, sehingga ketika detikOto menjelajahi Yogya dengan mobil ini, kaki tidak terlalu pegal. Tuas kopling yang agak rendah ke bawah pun, saat perpindahan gigi tetap enak.

Begitu pula dengan transmisi otomatisnya, mobil tidak terlalu kehilangan responsivitasnya saat pedal gas diinjak. Saat harus menyusul kendaraan lain pun, mobil langsung ngacir.

Sejauh ini, mesin 1.500 cc yang ditawarkan Mobilio detikOto rasa cukup handal.

Meski memiliki ground clearance yang cukup tinggi yakni 189 mm, mobil tidak terlalu limbung saat berada di belokan. Mobilio tetap stabil meski dipacu dalam kecepatan yang cukup tinggi.

Untuk konsumsi BBM-nya, saat detikOto mencobanya, mobil memiliki konsumsi BBM mulai dari 8 km per liter, sampai yang paling irit 11 km per liter. Cukup irit untuk mobil berkapasitas 1.500 cc dengan bodi yang lebar.

Mari kita nyalakan mesin mobilnya. Ketika kunci starter diputar, suara mesin langsung terdengar halus. Kabin mobil tetap terasa senyap saat mesin dinyalakan.

Untuk versi manual, koplingnya terasa enteng saat diinjak, sehingga ketika detikOto menjelajahi Yogya dengan mobil ini, kaki tidak terlalu pegal. Tuas kopling yang agak rendah ke bawah pun, saat perpindahan gigi tetap enak.

Begitu pula dengan transmisi otomatisnya, mobil tidak terlalu kehilangan responsivitasnya saat pedal gas diinjak. Saat harus menyusul kendaraan lain pun, mobil langsung ngacir.

Sejauh ini, mesin 1.500 cc yang ditawarkan Mobilio detikOto rasa cukup handal.

Meski memiliki ground clearance yang cukup tinggi yakni 189 mm, mobil tidak terlalu limbung saat berada di belokan. Mobilio tetap stabil meski dipacu dalam kecepatan yang cukup tinggi.

Untuk konsumsi BBM-nya, saat detikOto mencobanya, mobil memiliki konsumsi BBM mulai dari 8 km per liter, sampai yang paling irit 11 km per liter. Cukup irit untuk mobil berkapasitas 1.500 cc dengan bodi yang lebar.

Honda tidak pelit memberikan fitur keselamatan di Mobilio. Semua model Mobilio sudah dilengkapi dengan Dual SRS Airbag.

Di bodinya Honda sudah memasang struktur G-CON + ACETM yang berfungsi meredam dan menyebarkan energi benturan saat terjadi tabrakan.

Untuk tipe E CVT dan Prestige, tersedia juga ada fitur ABS (Anti-Lock Braking System) dan EBD (Electronic Brake-Force Distribution).

Fitur keamanan lainnya adalah Pretensioner with Load Limiter Seatbelt yang membantu menjaga posisi tubuh tetap aman dan jatuh di airbag yang telah mengembang saat terjadi tabrakan.

Honda tidak pelit memberikan fitur keselamatan di Mobilio. Semua model Mobilio sudah dilengkapi dengan Dual SRS Airbag.

Di bodinya Honda sudah memasang struktur G-CON + ACETM yang berfungsi meredam dan menyebarkan energi benturan saat terjadi tabrakan.

Untuk tipe E CVT dan Prestige, tersedia juga ada fitur ABS (Anti-Lock Braking System) dan EBD (Electronic Brake-Force Distribution).

Fitur keamanan lainnya adalah Pretensioner with Load Limiter Seatbelt yang membantu menjaga posisi tubuh tetap aman dan jatuh di airbag yang telah mengembang saat terjadi tabrakan.

Dengan harga Rp 159,5 juta sampai Rp 198 juta, Anda bisa mendapatkan mobil yang lega dan nyaman dengan performa dan fitur yang khas mobil-mobil Honda.

Kompetitor Mobilio harus bersiap-siap saja menghadapi pesaing baru yang lumayan kuat ini.

Poin Plus

1. Eksterior oke.
2. Mesin cukup responsif, transmisi manual koplingnya tidak bikin pegel cukup empuk, matiknya juga cukup responsif.
3. Konsumsi BBM
4. Kabin senyap.

Poin Minus
1. Interior terutama dashboard, serba plastik.
2. Tidak ada perubahan cukup signifikan di tiap tipenya.
3. Desain jok depan tidak ada head rest yang bisa dicopot.

Dengan harga Rp 159,5 juta sampai Rp 198 juta, Anda bisa mendapatkan mobil yang lega dan nyaman dengan performa dan fitur yang khas mobil-mobil Honda.

Kompetitor Mobilio harus bersiap-siap saja menghadapi pesaing baru yang lumayan kuat ini.

Poin Plus

1. Eksterior oke.
2. Mesin cukup responsif, transmisi manual koplingnya tidak bikin pegel cukup empuk, matiknya juga cukup responsif.
3. Konsumsi BBM
4. Kabin senyap.

Poin Minus
1. Interior terutama dashboard, serba plastik.
2. Tidak ada perubahan cukup signifikan di tiap tipenya.
3. Desain jok depan tidak ada head rest yang bisa dicopot.


Hide Ads