menguji ketangguhan dan efisiensi bahan bakar dari SUV terbaru Mazda, CX-5 dengan mesin berkapasitas 2.500 cc.
Dalam pengujian kali ini PT Mazda Motor Indonesia (MMI) mengajak sejumlah awak media otomotif termasuk detikOto untuk bertandang ke Medan, Sumatera Utara.
Sebelumnya detikOto juga sempat diajak MMI untuk mengikuti E-Halt Challange Jakarta - Bali CX-5 bermesin 2.000 cc, kini. Hampir sama dengan Jakarta - Bali, tapi E-Halt Challange bertajuk Sumatera Utara ini jalurnya jauh lebih menantang.
Tak perlu lama-lama Otolovers daripada penasaran mari kita simak hasil pengujian Mazda CX-5 dengan mesin 2.500 cc ini!
Secara keseluruhan baik desain eksterior ataupun interior CX-5 2.5 L ini tidak begitu banyak perubahannya jika dibandingkan dengan yang CX-5 mesin 2.0 L. Semuanya hampir sama, hanya saja di interior ada beberapa perubahan.
Desainnya masihΒ merupakan esensi dari desain khas Mazda yakni Kodo Soul of Motion yang menghadirkan sensasi dan dinamika berkendara terbaik untuk pengemudi dan penumpang.
Perubahan di eksterior yang paling mencolok yakni adanya warna Soul Red Metallic atau warna merah khas Mazda yang jauh lebih menarik.
Beranjak ke interior, CX-5 2.500 ini tetap dilengkapi dengan material berkualitas tinggi yang membangkitkan keinginan mengendarai mobil pada pandangan pertama. Kabinnya cukup luas sehingga duduk di bangku pengemudi dan pandangan kedepannya juga terasa cukup oke.
Beragam fitur juga tersematkan di dalam dashboard CX-5 2.500 cc ini. Mobil ini dilengkapi dengan full audio dan fitur infotainment yang mudah diakses.
Kini di dalam meter cluster terdapat penambahan fitur seperti i-Stop dan fitur-fitur lainnya yang membuat CX-5 jauh lebih unggul dibanding kompetitor di kelasnya.
Pengujian teknologi SKYACTIV-G
Mazda CX-5 2.5 L ini diklaim tetap bisa memberikan efisiensi bahan bakar yang optimal di kelasnya. Ini berkat adanya teknologi SKYACTIV yang menempel di mesin.
Untuk membuktikan kebenaranya, MMI mengajak sejumlah awak media otomotif nasional termasuk detikOto ke Medan, Sumatera Utara.
Mazda menyiapkan 9 mobil CX-5 2.5 L dan kemudian diisi oleh masing-masing 2 orang awak media di dalam mobilnya. Tantangan yang bertajuk E-Halt Challange Sumatera Utara ini memilih rute kota Medan, Danau Toba dan balik lagi ke kota Medan dengan jarak tempuh kurang lebih 400 km lebih.
Nah tantangannya awak media harus bisa menghabiskan bahan bakar minyak (BBM) 25 liter dengan jarak tempuh sejauh mungkin. BBM yang digunakan jenis Pertamax.
Selama perjalanan, rata-rata awak media mengemudikan paling lambat di 40km/jam dan paling cepat di 60 km/jam dengan 1.250 RPM dan maksimal di 1.750 RPM. Semua fitur seperti AC, Audio dan lain sebagainnya harus dihidupkan dengan kondisi normal.
Di sini ditantang bagaimana kehandalan awak media dalam menyetir secara ekonomis atau irit. Jalanan pun tidak hanya lurus saja melainkan jalanannya berkelok-kelok, turunan hingga tanjakan yang terjal. Apalagi ketika menuju Danau Toba, jalanannya kebanyakan turunan dan tanjakan yang berkelok-kelok.
Hasilnya, dengan 'minum' BBM 25 liter CX-5 2.5 L yang paling irit bisa tembus di 380,5 km atau rata-rata konsumsi BBM 1 liter untuk 15,25 km dan yang paling boros berada di 323,4 Km atau 1 liter untuk 13 km.
Untuk detikOto sendiri berada di posisi ke 4 yang bisa tembus di 360,6 km atau 1 liter bisa tembus di 14 km.
Fitur i-Stop dan cruise control begitu membantu dalam pengujian efisiensi bahan bakar CX-5 2.5 liter ini. Ketika mobil berhenti di lampu merah maka mesinnya akan mati dan akan hidup dalam waktu 0,35 detik saja.
Kalau mau diaktifkan, pengemudi hanya menekan tombol di samping batang kemudi dan tinggal menginjak rem ketika berhenti dan usahakan stir dalam keadaan lurus, nanti mesin akan mati sendiri dan untuk menghidupkannya cukup menginjak pedal gas atau menggerakan stir kemudi saja nantinya mesin akan nyala sendiri.
Tapi sayang, ketika mesin menyala hentakannya masih terasa, ini yang harus diperbaiki Mazda di CX-5 generasi terbarunya nanti. Suara mesin memang halus tapi hentakannya begitu terasa.
Selain itu fitur cruise control juga sangat membantu ketika jalanan lurus karena pengemudi tidak perlu menginjak pedal, kecepatan sudah bisa di setting di kecepatan 25 km/jam.
Ketika semua awak media kehabisan BBM, kompetisi E-Halt Challange sudah tak berlaku lagi. Pemenang paling irit sudah didapat dan tiba saatnya awak media merasakan performa, akselerasi dan handling CX-5 2.5 liter.
Sampai di daerah Berastagi semuanya sudah kehabisan bahan bakar dan diisi kembali untuk bisa berjalan menuju hotel di kota Medan. Waktu menunjukan tepat pukul 20:00 WIB, awak media termasuk detikOto turun dari Berastagi menuju kota Medan. Jarak tempuhnya kurang lebih 40 km.
Tapi, kondisi jalannya tidak sembarangan, jalanannya hampir 70 persen turunan, tanjakan yang berkelok-kelok. Di situlah waktunya membuktikan ketangguhan CX-5.
Brumm, satu persatu CX-5 meluncur, detikOto berada di posisi ke-3 di depan. Saat jalanan lurus mobil hanya bisa dipacu 80 km/jam mengingat kondisi jalan yang tidak mumpuni, banyak motor dan truk yang melintas.
Performanya cukup mumpuni, benar saja tenaganya cukup galak, di putaran bawah tenaganya sudah bisa dicapai. Kecepatan 40 km dan 1.500 rpm tenaganya sudah bisa diraih.
Dibawa berkelok-kelok dengan kondisi turunan dan kecepatan 40 sampai 50 km/jam, mobil tetap asyik dikemudikan, gejala limbung hampir tidak ada dan blind spot juga tidak begitu banyak sehingga berkendara di malam hari dengan kondisi jalan ekstrim tetap oke.
Pencahayaan juga cukup mumpuni. Pengemudi tidak akan merasa kegelapan karena CX-5 2.5 L ini sudah menggunakan teknologi yang bisa mengatur cahaya lampu dan penerangannya sangat maksimal.
Poin plus
Untuk penilaian di poin plus, CX-5 2.5 liter ini memang merupakan kendaraan yang tangguh dan handal di segala medan jalan. Kondisi turunan, tanjakan, lurus hingga berkelok-kelok sangat mudah dilaluinya.
Fitur modern begitu banyak. Ini menjadikan nilai plus bagi CX-5 dibanding kompetitor di kelasnya. Efisiensi bahan bakarnya juga sangat optimal dimana semua ini didukung dengan adanya SKYACTIV Technology yang bisa mengoptimal efisiensi bahan bakar.
Dengan mesin berkapsitas 2.500 cc ini tenaganya juga jauh lebih galak, torsinya juga mudah diraih di putaran bawah.
Poin minus
Saat berkendara kurang lebih 3 hari di Medan, Sumatera Utara yang detikOto rasakan yakni soal fitur i-Stop yang masih menghentak ketika mesin nyala dari mati di lampu merah.
Kalau untuk kecepatan nyalanya memang lebih cepat, mesin CX-5 2.5 liter nyala hanya dalam hitungan 0,35 detik saja. Tapi sangat disayangkan hentakannya itu begitu mengganggu.
Kedua yakni masalah di bangku kedua, selain bisa dibilang masih terlalu sempit sedikit CX-5 di bagian penumpang ini juga bisa membuat pegal penumpang. Ini memang tidak dirasakan detikOto, karena selama 3 hari perjalanan berturut-turut detikOto hanya menjadi pengemudi.
Kejadian itu dirasakan oleh salah satu awak media lokal atau yang berasal dari Medan yang sempat menjadi penumpang di baris kedua. "Cukup pegal kalau berpergian lebih dari 2 jam dan kondisi jalanan seperti ini. Harusnya lebih dikebelakangin sedikit, bagasi di belakang sih luas, tapi bangku kedua ada baiknya dimundurkan sedikit saja ke belakang, itu akan jauh lebih asik dan tidak cepat pegal mungkin," ujarnya saat berbincang dengan detikOto.
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah