Teknologi hybrid Honda CR-Z sangat berbeda dengan hybrid lainnya berkat penggunaan teknologi Integrated Motor Assist (IMA). Hybrid ini membantu performa mesin bensin agar lebih bertenaga lagi.
Beruntung detikOto pun berkesempatan menguji performa CR-Z Continuously Variable Transmission (CVT) dengan rute Jakarta ke Bandung, akhir pekan lalu lewat jalan tol Cipularang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Desain Bodi
Foto: Ikhsan
|
Namun terkadang, bagian depan agak bikin pangling. Beberapa rekan media menyebut desain depan mobil ini mirip mobil hatchback asal Eropa. Malah dibilang meniru. Apa iya?
Terlepas dari itu, para insiyur Honda pasti punya alasan mengapa didesain sedikian rupa.
Beralih ke buritan. Nah, bagian belakang mobil satu ini cukup sporty, menyesuaikan tampilan depannya.
Beberapa LED pada bagian belakangnya menambah gaya mobil dari Jepang tersebut. Tapi ada yang agak aneh, moncong knalpot tidak terlihat dari belakang dan tertutup bumper belakang.
Penempatan posisi knalpot cukup membuat penasaran. Namun ternyata posisinya agak menyempil, dan kalau ingin lihat harus membongkokkan badan.
Awalnya detikOto beranggapan knalpot hybrid CR-Z berada di samping. Ehh ternyata salah.
2. Interior
Foto: Ikhsan
|
Desain kursi sengaja dibuat rendah seperti sportscar lainnya. Tidak ada pengaturan elektrik pada kedua jok mobil tersebut.
Semuanya diatur secara manual. Namun desain kursi sangat ergonomis.
Kursi baru ini cenderung menjadi sangat menyenangkan ketika mobil diajak meliuk-liuk.
Anda pemilik tinggi badan 168 cm lumayan nyaman ketika berada di kursi penumpang. Kepala pun tidak terlalu dekat dengan atap, sementara itu sudut pandang ke luar sangat jauh.
detikOto pun bisa memantau depan, dan samping dengan sangat mudah.
Sementara rekan detikOto tinggi badan 178 cm tak ada kendala untuk bergerak di dalam mobil. Dirinya masih merasa nyaman dengan bentuk interior Honda CR-Z. "Enak sih, enggak sempit," ucapnya.
Kabin belakang hanya bisa menampung 2 penumpang anak-anak. Dan itu pun tak tega rasanya menempatkan anak-anak di kursi belakang. Soalnya ruang belakang sangat kecil. Busanya pun terasa agak keras.
"Wajar bro, mobil sport. Jarang dipakai jalan-jalan sama keluarga," celoteh teman.
Beralih ke fitur audio. Fitur satu ini relatif biasa-biasa saja. Enggak ada kelebihannya, standar seperti menggunakan CPD player, radio, Bluetooth, AUX-in, MP3 yang terintegrasi dengan 6 buah speaker dan woofer.
Di balik kemudi tersedia tilt & telescopic steering. Fitur ini bisa membuat kemudi naik-turun dan maju-mundur. Sangat berfungsi agar membuat pengendara merasakan kenyamanan ketika mengemudi.
3. Tiga Mode Drive System
Foto: M Ikhsan
|
Tombol-tombol drive ini terletak di sebelah kanan kemudi. Cara menggunakannya cukup tekan salah satu tombol maka mesin akan menyesuaikan keinginan Anda. Cukup mudah untuk menjangkau tombol-tombol tersebut sembari melakukan aktivitas mengemudi.
4. Performa dan mesin
Foto: M Ikhsan
|
Honda CR-Z menggunakan mesin bensin 1.500 cc 4 silinder SOHC i-VTEC dengan satu motor listrik IMA (Integrated Motor Assist) dan baterai Lithium-ion.
Seperti yang detikOto sampaikan sebelumnya kombinasi mesin konvensional dengan motor listrik ini sangat berbeda.
Motor listrik tidak bisa bekerja menggerakkan roda depan tanpa bantuan mesin bensin. Motor listrik bertenaga 20 Hp tersebut hanya membantu pergerakan mesin bensin.
Motor listrik tidak bekerja sendirian. Jika keduanya bekerja secara bersama-sama maka tenaga yang dihasilkan menjadi 140 Hp.
Jadi selama perjalanan detikOto mencoba mode Sport. Terasa sekali perbedaan antara mode Econ, Normal dan Sport.
Ketika mode sport ditekan, RPM langsung naik. Mesin 1.500 cc tersebut langsung merespons dan lumayan beraksi. Sementara mode Econ, mesin sangat lemot dan tidak merespons dengan cepat.
Kesempatan untuk menguji mobil hybrid semakin terasa begitu masuk tol Cipularang.
Dirasa puas dengan mode Sport tersedia S+ di lingkar kemudi. Mode S+ adalah satu peluru ampuh supaya mesin semakin responsif. Begitu tombol ditekan, kemudi secara otomatis terasa agak berat pertanda mobil siap digeber.
Cara menggunakan mode S+, cukup tekan tombol dan angkat pedal gas. Dengan hitungan 3 detik, langsung tekan pedal gas.
Di sana didapatkan dorong tenaga dari mesin bensin dan motor listrik. Setiap injakan pedal gas, terasa sekali dorongan mesinnya.
Sementara itu dalam kondisi ngebut, raungan mesin terasa sekali masuk ke dalam kabin penumpang seperti bawa mobil balap, berisik. Untuk diketahui fitur tersebut bekerja ketika mobil berada di atas 30 km/jam.
Tak sampai di situ, hybrid CR-Z tersedia fitur paddle shift. Lewat teknologi ini, detikOto semakin menguasai medan.
5. Tembus 170 km/jam
|
Pengalaman berkendara dengan CR-Z hingga sampai menjangkau kecepatan segitu kencang tak merasakan kendala apapun.
Sayang karena kondisi jalan tol padat, pedal gas pun harus dikendurkan. Padahal mesin masih menagih untuk digeber. Soal suara mesin, jangan ditanya. Ya pasti masuk ke kabin.
6. Suspensi
Foto: M Ikhsan
|
Kondisi suspensi yang mumpuni semakin sempurna ketika dilengkapi dengan fitur pengereman ABS + EBDΒ & BA sehingga sangat efektif.
7. Fitur keselamatan
Foto: M Ikhsan
|
8. Kesimpulan
Foto: M Ikhsan
|
Setelah merasakan hybrid CR-Z, secara keseluruhan mobil satu ini benar-benar menawarkan kenikmatan berkendara.
Citra sebagai hybrid sport seperti tak sirna lewat pembuktian kali ini. Soalnya kolaborasi mesin bensin dan motor listriknya benar-benar membuktikan bahwa mobil hybrid juga bisa segila mobil 1 mesin yakni bensin. Impresi berkendara pun sangat nikmat.
Poin Plus:
- Kolaborasi mesin yang agresif
- Nyaman meliuk-liuk
- Lebih asyik dengan paddle shift
Kekurangan:
- Suara mesin berisik
- Tak ada start-stop engine
- Laci di dashboard sangat kecil
Komentar Terbanyak
Segini Beda Penjualan Toyota Alphard vs Denza D9, Beda Jauh
Jarak Tempuh Baterai Mobil Listrik: Kenyataan Tak Seindah Klaim
Polantas Kedapatan Pungli, Dicopot Hari Itu Juga