Mobil Formula E Nggak Boleh Terlalu Ngebut di Jakarta, Ini Alasannya

Mobil Formula E Nggak Boleh Terlalu Ngebut di Jakarta, Ini Alasannya

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Rabu, 25 Jun 2025 09:07 WIB
Sejumlah pembalap melaju saat kualifikasi seri ke-11 balapan Formula E World Championship 2025 di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC), Jakarta, Sabtu (21/6/2025). Pembalap tim Andretti, Jake Dennis merebut posisi terdepan usai menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 1 menit 6,713 detik, disusul pembalap tim Neom McLaren, Tayler Barnard posisi kedua dengan catatan waktu 1 menit 7,715 detik dan pembalap tim Mahindra Racing Nyck De Vries di posisi ketiga dengan catatan waktu 1 menit 1,330 detik. ANTARA FOTO/Fauzan/tom.
Formula E Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/FAUZAN
Jakarta -

Meski sudah selesai, namun Formula E Jakarta 2025 masih menyisakan sejumlah kisah unik. Salah satunya mengenai mobil balap yang tak boleh dipakai terlalu ngebut. Apa, sih, alasannya?

Mobil Formula E generasi ketiga sebenarnya punya kecepatan maksimum 322 km/jam. Namun, ketika balapan di Jakarta kemarin, laju kendaraan seperti 'tertahan' alias tak terlalu kencang.

Mark Godden selaku Race Operations Executive Jaguar TCS Racing mengatakan, suhu Sirkuit Ancol, Jakarta Utara, terlalu panas. Sehingga, powertrain dan baterai mobil rawan terbakar. Itulah mengapa, untuk mencegah terjadinya overheat, pihaknya meminta pebalap untuk menahan kecepatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di beberapa sirkuit, itu nggak terlalu ngaruh. Tapi di sini, itu bakal krusial banget. Ada aja mobil yang harus nahan pace-nya karena suhunya terlalu tinggi, suhu baterai juga naik, dan bakal kena yang namanya derate--intinya tenaga mobil jadi turun," ujar Mark saat menjawab pertanyaan detikOto di Sirkuit Ancol, Jakarta Utara.

Sirkuit Formula E Jakarta.Formula E Jakarta. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

Berbeda dengan Formula 1 yang pebalapnya langsung gaspol di awal-awal perlombaan, pebalap Formula E justru menahan kecepatannya hingga detik-detik akhir. Hal itu bertujuan untuk menjaga suhu baterai dan powertrain tetap stabil, terutama saat membalap di Jakarta.

ADVERTISEMENT

"Biasanya di Formula E, kamu justru tidak ingin berada di posisi pertama. Kamu justru ingin sedikit di belakang, memanfaatkan mobil-mobil di depan untuk membelah angin (slip stream). Itu cara balapan yang lebih efisien," ungkapnya.

"Dalam balapan panas, pendekatannya akan berbeda dibandingkan balapan dengan suhu yang lebih dingin. Dan pebalap akan mengatur itu. Mereka bisa melihat semua suhu pada dasbor mereka," kata dia menambahkan.

Ketika balapan di negara yang suhunya panas, tim Formula E biasanya menggunakan banyak cooler box untuk mendinginkan baterai dan motor listrik. Cooler box tersebut berisikan biang es dengan temperatur yang sangat dingin.

"Jadi intinya, kamu bisa lihat kotak pendingin ini. Kotak itu bakal diisi dengan es kering, lalu kita masukin ke unitnya di situ dan ditiupin pakai kipas ke radiator. Radiatornya ada di bawah situ," kata dia.




(sfn/rgr)

Hide Ads